Kyuhyun juga tak mengerti akan dirinya yang akhir-akhir ini sangat banyak bicara dan untuk yang ke sekian kalinya, mulutnya lagi dan lagi mengucapkan kalimat yang tak mungkin terjadi.
"Tidak".
"Apa?".
Ha Jin meninju pelan lengan atas Kyuhyun kemudian berkata dengan raut cerah, "Karena kutahu itu hanya akan selalu berakhir di kalimat, kau tak akan pernah mungkin memintaku untuk melakukan tugas istri yang sesungguhnya".
Ha Jin menghela nafasnya panjang, sesungguhnya kedua matanya mulai meminta jatahnya untuk istirahat.
Hari ini pekerjaannya benar-benar membuat persendiannya remuk.
Angka pada jarum jam bahkan terus menunjukkan waktu yang semakin larut.
"Chocho, sekarang berhenti marah-marah sayang padaku. Sebaiknya kau tidur sebab percayalah mataku sangat berat sekarang".
"Marah-marah sayang? Apa lagi itu?".
Ha Jin sekali membuang nafasnya asal, "Untuk mengeluarkan amarah, di butuhkan energi yang banyak lalu biasanya amarah tercipta dari seseorang untuk seseorang yang dasari oleh sebuah perhatian yang di bingkai oleh rasa sayang dan kau membuang waktumu barusan untuk marah-marah padaku artinya marah-marahmu padaku karena kau menyayangiku".
Kyuhyun masih diam menatap Ha Jin yang tersenyum lebar.
"Kau memang gadis aneh. Menerima menjadi istriku tanpa banyak pikir, menyanggupi untuk tinggal bersama dan kau bahkan sama sekali tak takut padaku yang bisa saja menerkammu hidup-hidup".
Ha Jin nengangguk masih dengan tersenyum.
"Sungguh, aku mengantuk sekarang. Ayo, kita tidur". Karena merasa kalimatnya terlalu ambigu, Ha Jin menambahkan, "Di kamar masing-masing".
Kyuhyun yang terlebih dulu berdiri dari sofa, "Tidak, kita akan pergi. Ganti bajumu dan bawa beberapa perlengkapan yang kau butuhkan".
"Ye?". Ha Jin ikut berdiri, "Pergi? Di jam seperti ini? Kemana?".
Berdiri dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana, Kyuhyun menatap Ha Jin sebelum berjalan masuk ke kamarnya, "Bulan madu".
"Ohhh—ye? Y—yyyeeeeee? Apa? Yah, Chochoooooo".
-J-
Kyuhyun masih dengan raut wajah yang sama bahkan setelah menempuh perjalanan selama dua jam.
Benarkah dua jam? Entah, Ha Jin tak bisa memastikannya sebab selama perjalanan tadi ia sibuk menertawakan sikap Kyuhyun yang menurutnya lucu juga menggemaskan.
"Berhenti tertawa, gadis pendek".
Ha Jin menghentikan tawanya sejenak untuk kembali memukul lengan Kyuhyun, "Gadis pendek, kepalamu. Aku ini cukup tinggi, kau saja yang tinggi berlebihan".
Ha Jin kembali melebarkan senyumnya di detik ke enam sembari menatap luas hamparan laut biru di depannya, ini menakjubkan.
Sungguh memanjakan kedua matanya.
"Saat aku berkata ganti bajumu, maksudku ganti dengan baju yang sebenarnya baju". Kyuhyun melirik pada Ha Jin, "Bukan yang seperti ini".
Ha Jin menatap pada dirinya sendiri.
Celana pendek jauh di atas lutut berwarna hitam.
Baju atasan berlengan pendek berwarna biru dongker.
Sepasang sandal berwarna merah muda.
Katakan, ada yang salah?
"Tak ada masalah dengan bajuku, Tuan Cho yang jelek".
Yah, Kyuhyun-lah masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paid Bride, End.
RomanceLee Ha Jin percaya jika uang adalah pusat dari segala kebahagiaan tapi apakah bahagia-nya adalah uang? Cho Kyuhyun percaya di dunia ini tidak ada yang namanya cinta sejati. Baginya, cinta menyakitkan. Terlalu menyakitkan hingga membuatnya terluka sa...