~ 19

240 39 8
                                    

"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi dua hari yang lalu?".

Moon Bin meneguk minuman jeruk segarnya lalu kembali bersedekap sembari bersandar pada kursi, "Kau tahu? Cho Kyuhyun berulang kali menelepon dan mengirim pesan padaku, sebuah telepon dan pesan yang isinya sama".

Ha Jin membuang nafasnya malas.

"Aku serius, janji temu apapun itu jangan pernah kau lakukan, jika dia menghubungimu katakan saja kau sibuk atau tidak bisa atau apapun itu yang bisa kau jadikan alasan. Kau mengerti, Park Moon Bin?". Seru Moon Bin yang mengulang kalimat Kyuhyun dari telepon tadi pagi.

"Apa yang terjadi pada kalian dua hari yang lalu di hotel itu?". Sambung Moon Bin kembali.

"Setelah semua telepon dan pesan yang dia kirim padamu, kenapa sekarang kau masih menemuiku?".

Moon Bin tersenyum lebar menampilkan seluruh gigi bersihnya pada Ha Jin yang masih menampilkan raut wajah yang sama sejak dua puluh menit yang lalu.

"Penasaran". Jawab Moon Bin setelahnya, "Demi Tuhan aku tak mau mati penasaran. Untuk itu aku datang sepagi ini ke tempat kerjamu".

"Dan kau mengambil waktu kerjaku".

Moon Bin melirik sebentar pada sang pemilik café yang secara terang-terangan terus menatap ke arahnya yang dimana ternyata baru dirinya tahu adalah teman Ha Jin.

"Aku sudah membayar waktu kerja yang ku ambil darimu nona manis".

Ha Jin mengerucutkan bibirnya sementara Moon Bin masih dengan garis senyumnya.

"Jadi sekarang ayo ceritakan padaku apa yang terjadi di hotel dua hari yang lalu, puaskan rasa penasaranku jika tidak aku benar-benar akan mati disini".

"Kau tak takut pada Cho Kyuhyun? Bagaimana jika dia tahu kau datang kesini secara diam-diam—".

"Hooo untuk itu segeralah bercerita nona sebab aku datang kesini tanpa sepengetahuannya dengan mempertaruhkan kepalaku".

Pagi ini café masih tidak terlalu ramai, biasanya jam ramai pengunjung terjadi di siang hari hingga sore hari. Waktu-waktu tidak ramai pengunjung itu kadang Ha Jin gunakan untuk sedikit terlambat datang karena lebih memilih tidur tapi dua hari ini Ha Jin justru bangun sangat pagi untuk berangkat ke café.

"Dia bilang tidak pernah merasakan wanita".

"Hmm, aku tahu betul itu dan ku pastikan itu benar".

"Dia bilang ingin merasakanku".

"Hmm, aku juga tahu it—APA?".

Ha Jin segera melakukan gerakan agar Park Moon Bin mengecilkan suaranya, memang belum jam ramai pengunjung tapi sudah ada beberapa pengunjung di café ini.

"Yah, demi Tuhan suaramu".

Moon Bin menaikkan kedua tangannya di udara sembari mengangguk dan menelan salivanya sulit, "Ka—kau tidak salah bilang, kan? Tidak, aku tidak salah dengar? Apa? Mak—maks—maksudku, merasakan apa? Tidak, tidak". Moon Bin segera menggeleng, "Cho Kyuhyun mengatakan hal seperti itu padamu? Benar-benar mengatakannya dalam keadaan sadar? Dia? Cho Kyuhyun?".

Ha Jin menghempas pelan punggungnya pada sandaran kursi, "Berlebihan sekali reaksimu oppa, kau seperti mendengar aku mengatakan Cho Kyuhyun menginginkan seorang anak".

"Itu maksudku". Moon Bin menarik kursi yang ia duduki agar lebih dekat, "Itu hal yang saaaannggaaaaaat tidak mungkin dia katakan. Demi Tuhan aku mengenal suamimu itu cukup lama dan hal seperti itu tak mungkin dia katakan".

"Jadi kau menuduhku berbohong, begitu?".

"Tentu saja tidak".

Moon Bin meneguk kembali minuman jeruknya seolah tenggorokannya tak pernah di basahi, "Aku tak perlu menjelaskan situasi dan kondisi Kyuhyun padamu sebab kau juga sudah tahu. Sial, dia menyukai pria bukan wanita, dia tidak normal ohhh astaga berbagai macam cara kulakukan untuk membuatnya kembali normal tapi semuanya tak ada yang berpengaruh sedikit pun jadi bagaimana mungkin aku tak terkejut mendengarmu berkata seperti itu?".

Paid Bride, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang