~ 11

224 38 10
                                    

Ha Jin adalah tipe manusia yang sangat hemat.

Tidak, beberapa orang yang mengenalnya bahkan menyebutnya si gadis pelit.

Ha Jin rela tak memasukkan roti cokelat kesukaannya ke dalam perutnya hanya karena harga roti itu yang cukup mahal. Tidak, bukan karena tak memiliki uang. Ha Jin memilikinya, bahkan untuk membeli empat roti cokelat itu pun bisa tapi Ha Jin selalu mempertimbangkan dengan pikiran yang terlalu matang untuk alasan apa saja uangnya harus di keluarkan.

Mencari uang itu sulit dan Ha Jin tak mau uangnya harus habis percuma hanya karena mulutnya yang sangat ingin menelan roti cokelat kesukaannya.

Selalu banyak pertimbangan di dalam diri Ha Jin, selalu banyak pemikiran yang harus dirinya lalui untuk memutuskan sesuatu, tembok yang ia miliki terlalu tinggi hingga Ha Jin tak pernah berpikir untuk melompati tembok itu tapi semua alur yang ia bangun selama ini seketika berubah.

Berubah, berubah di mulai di hari itu.

Hari dimana saat mulutnya menyetujui menjadi seorang istri dari pria yang sama sekali tak dirinya kenal, sang pria berjaket hitam.

Di tampar?

Cho Kyuhyun di tampar oleh Min Hwa Su?

Dan di depan banyak orang?

'Saat boss menampar manager Cho tadi lalu orang-orang berkumpul melihat pertengkaran mereka, manager Cho langsung menarik tangan boss masuk ke dalam mobil lalu—'.

Entah.

Ha Jin tak mengerti untuk apa otaknya merasa marah saat Min Ah mengucapkan kalimat itu, Ha Jin pun tak mengerti langkah kakinya yang kini membawanya berhenti dan berakhir tepat di depan pintu kantor Hwa Su yang terbuka.

Apa Min Hwa Su memasang magnet tepat di depan pintu kantornya?

Ataukah gravitasi bumi sedang mengunci kedua kakinya hingga tak bisa di gerakkan?

Atau ada sejumlah paku yang menahan kedua kakinya untuk tetap berdiri di sini?

Menatap pemandangan di dalam sana yang di mana mempertontonkan suaminya sedang mencium dengan keras bibir sang boss.

Dari posisinya berdiri sekarang yang berada tepat di depan pintu kantor Min Hwa Su ada satu hal yang setidaknya Ha Jin syukuri, posisi Hwa Su yang membelakangi. Boss cantik itu tak akan bisa menyadari kehadirannya yang berdiri terpaku bak dungu sementara Kyuhyun....

Ohhh sial. Paksa kakimu bergerak dan pergi dari sini sebelum dua orang yang sedang mencumbu di dalam sana menyadari kehadiranmu Lee Ha Jin.

Ha Jin tak tahu mengapa tempat pertama yang otaknya pikirkan tentang keberadaan Cho Kyuhyun adalah perusahaan Min Hwa Su, tak ada tempat lain yang terpikirkan olehnya dan lebih sial lagi adalah Ha Jin pergi meninggalkan Cha Min Ah yang masih bicara tanpa membawa apapun.

Tak ada ponsel.

Tak ada uang satu lembar pun yang ia bawa.

'Kalau begitu lain kali saja saat kita bertemu kau bisa membayarku dua kali lipat. Tidak apa-apa, hari ini aku sedang bahagia karena istriku yang memberi kabar sedang mengandung anak pertama kami. Nona, anggaplah ini bentuk kebahagiaanku karena akan menjadi ayah'.

Entah Tuhan mengasihaninya tapi kalimat supir taksi yang ia tumpangi tadi benar-benar melegakan saat dirinya benar-benar tak tahu harus membayar menggunakan apa.

Dan keadaan hari ini di sempurnakan oleh rasa sakit pada dadanya yang tiba-tiba saja sangat menyiksa hingga membuatnya sedikit kesulitan bernafas.

Ha Jin memegangi dadanya dengan ritme nafas yang benar-benar menjadi buruk. Kenapa? Apa karena dirinya yang tadi belari cukup jauh sebelum menemukan taksi?

Paid Bride, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang