~ 38

263 33 13
                                    

"Yah, berhenti menggunakan ancaman seperti itu. Bagaimana jika Tuhan mendengarnya dan mengabulkannya?".

Masih dengan memberenggut, Ha Jin mengambil posisi duduk sedikit jauh dari Kyuhyun, "Kalau begitu izinkan saja aku bekerja kembali. Aku ini terbiasa menghabiskan waktu dengan bekerja, separuh dari hidupku adalah bekerja dan lagi aku bosan Chocho jika hanya berdiam diri disini. Aku tak tahu harus melakukan apa jadi—".

"Tidak". Potong Kyuhyun, "Aku tetap dengan keputusan yang sama".

Ha Jin semakin menekuk wajahnya, "Setidaknya biarkan aku tetap bekerja di café".

Kyuhyun memejamkan mata sembari memijat tengkuknya.

Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan, hari yang menguras hampir seluruh energy-nya. Kyuhyun senang karena akhirnya mendapat tempat yang bukan hanya bagus namun juga strategis untuk memulai bisnis kembali, seorang teman membantunya hingga akhirnya bisa memiliki gedung itu. Gedung yang nantinya akan menjadi saksi titik-awal kebangkitan usahanya. Selain permasalahan gedung, hari ini juga Kyuhyun cukup di sibukkan dengan beberapa dokumen yang harus segera ia tangani.

Sungguh, pikiran terlebih tubuhnya sangatlah lelah.

Kyuhyun tak menginginkan apapun hari ini selain mendaratkan tubuhnya di atas ranjang sembari memeluk erat tubuh Ha Jin.

Kyuhyun butuh mengisi ulang energy-nya dan Lee Ha Jin adalah jawaban paling pas.

Tapi gadis itu justru membuat kepalanya semakin berdenyut.

"Kita bahas lagi besok, okay". Seru Kyuhyun kembali dengan suara sedikit lebih bersahabat. Kyuhyun berdiri dari duduknya untuk kemudian berlutut di hadapan Ha Jin yang duduk di sofa lain, "Sekarang waktunya istirahat sayang. Sudah pukul sepuluh malam dan sejujurnya aku sangat lelah hari ini, tenagaku terkuras habis dan aku butuh di peluk olehmu. Ayo, kita isti—".

Ha Jin menarik tangannya yang berada dalam genggaman Kyuhyun.

"Apa lagi yang harus di bahas besok jika keputusanmu akan tetap sama?".

Kyuhyun tertunduk kembali.

Lee Ha Jin dan segala argument-nya yang akhir-akhir ini semakin parah.

"Say—".

"Aku akan baik-baik saja, pasti baik-baik saja. Aku hanya meminta izinmu untuk kembali bekerja di café, aku sudah menurutimu yang melarangku bekerja di club. Jam kerja di café juga tak sampai malam, jika pun pelanggan ramai itu hanya sampai sore. Aku pasti baik-baik saja dan lagi sebelum bertemu denganmu, aku sudah terbiasa menghadapi semuanya sendiri. Hingga detik ini aku mengizinkanmu disisiku bukan untuk mengekangku seperti ini".

"Mengekangmu?".

Ha Jin tahu kalimatnya terlalu berlebihan, wajah Kyuhyun yang sudah lelah kini menatapnya dengan raut sedikit marah.

"Aku tak bermak—sud begitu, aku hanya—".

"Walau hanya satu detik tapi kau sudah menganggapku mengekangmu".

"Chocho—".

"Lee Ha Jin". Kyuhyun kembali tertunduk dengan tarikan nafas berantakan, "Aku hanya ingin memberikan semua yang terbaik untukmu. Ada aku sekarang, kau bisa mengandalkanku untuk seluruh aspek hidupmu. Aku tahu kau terbiasa bekerja, aku tahu kau terbiasa menghadapi semuanya sendiri, aku tahu sebelum bertemu denganku sudah banyak kejadian brengsek yang kau alami dan atasi sendiri, aku tahu sungguh aku tahu dan aku paham".

Ha Jin mendadak di liputi rasa bersalah, padahal ia tak bermaksud menyinggung Kyuhyun.

"Kau ingin kembali bekerja untuk apa lagi?". Lanjut Kyuhyun, "Adikmu? Kau butuh uang? Demi Tuhan katakan saja dan minta saja padaku berapa pun yang kau butuhkan. Aku memang telah kehilangan pekerjaanku dan sekarang baru merintisnya kembali tapi uang yang kupunya masih lebih dari cukup. Hooo astaga bahkan kau yang memegang semua kartu bank-ku, ambil saja sesuka hatimu".

Paid Bride, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang