~ 15

237 37 14
                                    

***

Hai, bertemu aku lagi. Semoga kabar kalian selalu sehat dan baik yah, masih ada yang nungguin cerita ini? Enjoy ^^





Ha Jin mendengar sebuah suara yang terlalu samar-samar dengan kondisi kepalanya yang sangat berat dan matanya yang menjadi sangat berat, ada sebuah cahaya di depan sana yang terlalu terang yang menambah getir kedua bola mata Ha Jin.

Ha Jin mencoba mengingat dimana keberadaan terakhir dirinya dan seberapa keras pun otaknya mengingat, Ha Jin hanya mendapati dirinya yang terakhir kali berada di lobby kantor Min Hwa Su.

Sedang duduk menunggu Cho Kyuhyun.

Lalu dimana ia sekarang?

Dimana ini?

Kemana tempat ini begitu kotor dan pengap juga beraroma tak sedap?

Ha Jin mencoba bergerak tapi pergerakannya terbatas karena tangan dan kakinya di ikat pada sebuah... Tiang?

Ha Jin menggeleng bersama denyut kepalanya yang luar biasa menyiksa, siapa yang mengikat kaki dan tangannya?

Sejak kapan?

Sudah berapa lama dirinya tak sadarkan diri dalam keadaan berdiri terikat pada tiang seperti ini?

Situasi macam apa ini?

Apa yang sedang terjadi?

"Pelacur kita sudah sadar rupanya".

Ha Jin mengangkat kepalanya untuk menatap pada sang sumber suara.

Ada dua orang pria yang tersenyum sedang berjalan ke arahnya.

"Pelacur?". Ha Jin menggeleng, "Brengsek, siapa yang kau maksud pelacur?".

Salahsatu pria itu semakin dekat dan luar biasa keterkejutan yang Ha Jin rasakan.

"Kau—".

Sang juru kamera yang selama ini mengambil potret dirinya, juru kamera milik perusahaan Min Hwa Su.

Pria itu tersenyum sembari menatap penuh hasrat tubuh Ha Jin yang setelah dua detik berlalu baru Ha Jin sadari jika pakaian yang ia kenakan telah hilang meninggalkan tubuhnya dan sekarang hanya terbalut oleh dua kain penutup yang menutupi alat vitalnya.

Sial.

Apa ini?

Kemana pakaiannya?

Siapa yang melucuti pakaiannya?

Ha Jin menelan salivanya sulit saat sang juru kamera mendekat sembari membelai sengaja pundak kirinya yang terpampang sangat nyata, "Aku tidak salah mengira, tubuhmu memang luar biasa menggairahkan Ha Jin-ssi".

"Singkirkan tanganmu".

Tapi tidak, pria brengsek itu semakin turun membelai tangannya dengan berucap, "Saat mengambil potret dirimu yang memakai bikini sangat menantang, percayalah aku selalu membayangkan bagaimana nikmat tubuhmu, aku selalu penasaran apakah aku bisa merasakan nikmat tubuhmu dan yahh hari ini, sebentar lagi aku akan merasakannya, kita akan bercinta".

Ha Jin berusaha menghempas tangan sang juru kamera dari atas pundaknya dengan mencoba bergerak-gerak, "Kau pikir apa yang baru saja kau katakan, hah? Lepaskan aku, lepaskan ikatan ini, biarkan aku pergi dan aku akan berusaha melupakan kejadian ini seolah tak pernah terjadi".

Sang juru kamera tertawa dengan sangat berlebihan.

"Kau tahu di sesi pengambilan potret dirimu yang mana yang membuat gairahku meninggi padamu?".

Paid Bride, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang