~ 16

256 41 13
                                    

Kehidupan yang Ha Jin jalani selama ini banyak mengajarkannya tentang banyak hal termasuk ilmu kesabaran, tentang di batas mana atau di waktu mana ia harus mengolah rasa sabarnya untuk tetap tenang atau memutuskan untuk meluapkan semuanya.

Ha Jin mengingat pernah di tampar keras oleh seorang gadis remaja berusia sekitar empat belas tahun hanya karena gadis itu mengira dirinya adalah jalang sang ayah, saat itu Ha Jin memutuskan mengolah sabar dan emosinya untuk tetap tenang tanpa membalas perlakuan gadis remaja itu sebab Ha Jin tahu jika posisinya sama dengan gadis remaja itu maka ia akan melakukan hal yang sama.

Tapi..

Tapi..

Ha Jin tak bisa berjanji melakukan hal yang sama sekarang, sebab kepalan kedua tangannya saat ini adalah bukti jika rasa sabarnya sudah di puncak ingin meluap.

"Aku tahu, aku tahu kau sedang berbohong padaku. Katakan, permainan apa yang sedang kau mainkan? Tidak, cukup. Sudahi permainan konyolmu, kembali padaku. Aku akan menerimamu kembali dan melupakan semuanya termasuk tamparan yang kau berikan padaku waktu itu". Seru Hwa Su dengan suara lirih diatas tarikan isakannya.

Sementara Kyuhyun masih teguh berdiri tepat di depan Ha Jin, menghalau Min Hwa Su yang sedari tadi ingin meluapkan seluruh emosinya pada Ha Jin.

Hwa Su kembali maju satu langkah untuk mengikis jaraknya dengan Kyuhyun lalu dengan suara lebih lirih berkata, "Ini bukan dirimu, aku tahu itu. Kau selalu menuruti apapun kataku, kau tak pernah membantahku. Kenapa? Kau membutuhkan sesuatu? Membutuhkan uang, ng? Katakan saja padaku oppa, aku akan memberikan semuanya untukmu seperti biasanya asal tarik kembali kalimat yang baru saja kau ucapkan".

Kyuhyun menelan salivanya di atas raut wajahnya yang serius, "Aku tak perlu menarik kalimatku, tujuanku datang hari ini adalah untuk menyampaikan itu".

"Tidak". Seru Hwa Su sembari menggeleng lalu melirik sebentar pada Ha Jin yang berada tepat di belakang punggung Kyuhyun, "Kau tidur dengan pelacur yang berdiri di belakangmu?".

"Min Hwa Su, sekali lagi ku peringatkan padamu. Jangan pernah menyebutnya dengan kata kasar seperti itu sebab dia adalah wanita baik-baik. Istriku bukan pela—".

"Itu dia". Potong Hwa Su dengan sedikit lebih emosi, "Itu dia. Maksudku, bagaimana bisa dia menjadi istrimu? Bagaimana bisa kau mendadak menikahi wanita lain? Aku mencoba menguras pikiranku, tentang apakah ada sikapku yang mungkin saja membuatmu marah atau kecewa tapi sedalam apapun aku mencoba untuk mengingat, aku tak menemukan apapun. Hubungan kita baik-baik saja, tak ada masalah lalu, lal—lalu—lalu mengapa kau mendadak berubah seperti ini?".

Ha Jin tak berbohong, sungguh saat ini jantungnya tanpa permisi benar-benar berdegub sangat kencang. Bukan karena Min Hwa Su yang sejak tadi menatapnya penuh dendam tapi tangan besar Kyuhyun yang terus menggenggam tangannya tanpa melepaskan sedikit pun.

"Aku merasa bersalah, sangat bersalah padamu. Aku memanfaatkan perasaanmu padaku untuk kujadikan keuntunganku sendiri tapi sungguh, aku benar-benar jujur saat ini. Kalimat yang kukatakan padamu tadi adalah kebenaran yang selama ini ku simpan sendiri. Aku tak pernah menyukaimu apalagi jatuh cinta padamu, aku menjadi penurut dan selama ini bertahan disisimu hanya karena satu alasan". Kyuhyun menjeda sebentar kalimatnya, "Uang". Dan melanjutkan kembali, "Aku butuh uang juga koneksi dan berada di dekatmu, dua hal itu bisa ku dapatkan dengan mudah. Aku tahu aku brengsek untuk itu aku tak ingin melanjutkan semuanya lagi. Kau tadi bilang ini bukan diriku? Tidak, ini aku yang sebenarnya. Kau juga bilang untuk menyudahi permainan ini maka hari ini ku selesaikan semuanya, ku sudahi semuanya".

Hwa Su menggeleng keras, "Permainan yang ku maksud, kau dan pelacur di belakangmu itu bukan denganku—".

"Berhenti memakai mulutmu untuk mengucap kata kasar itu pada istriku atau aku akan melukaimu".

Paid Bride, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang