~ 12

221 40 11
                                    

Tiga hari yang lalu.

'Maksudku, kenapa harus turun hujan sekarang?'. Gerutu Ha Jin sembari menekan rangkaian angka kombinasi kode pintu apartemen Kyuhyun, 'Astaga dingin sekali'.

Menurut Ha Jin tak ada yang salah sampai detik dimana tangan kirinya menyentuh sakelar lampu agar menyala hingga menyadari kehadiran Kyuhyun yang sudah berdiri menatapnya dengan tatapan sangat marah tapi khawatir.

Padahal Ha Jin berharap pria itu belum pulang.

'Aku kira kau tak di rumah'. Seru Ha Jin mencoba berbasa-basi dengan tersenyum sembari memeluk dirinya sendiri, demi Tuhan ini sangat dingin.

'Ada yang ingin kau katakan padaku?'. Seru Ha Jin bersuara kembali tapi tidak Kyuhyun masih menatapnya dengan tetap diam, 'Kalau tidak ada, aku akan istirahat. Aku akan ke kama—'.

'Darimana saja kau?'.

Ha Jin menggantung kalimatnya di udara, tiga kata yang akhirnya keluar dari mulut Kyuhyun tiba-tiba membuatnya merinding.

'Aku, aku tadi...'. Tak ada satu pun alasan yang bisa terpikirkan hingga Ha Jin berkata, 'Aku pergi menemui adikku, dia menelepon dan berkata rindu padaku. Jika di pikir memang sudah lama aku tak menemuinya jadi—'.

'Bukan alasan untuk pergi tanpa ponsel dan dompet". Potong Kyuhyun kembali.

Ha Jin tak tahu mengapa ia menjadi sedikit takut dengan cara Kyuhyun menatapnya, seperti seorang remaja yang pulang diam-diam lalu tertangkap basah oleh sang ayah.

'Aku, tadi aku—emm aku lupa membawanya. Aku—'.

'Sebesar apa pun rindu adikmu, tak membenarkan kau pergi begitu saja dengan pakaian yang demi Tuhan sangat tipis'.

Ha Jin menatap tertunduk menatap pada dirinya sendiri.

Apa yang dirinya kenakan memang tak pantas, masih pantas tapi maksudnya ini terlalu tipis untuk di pakai dalam kondisi cuaca malam yang dingin terlebih sialnya lagi hujan tiba-tiba saja turun dengan sangat deras.

Ha Jin terdiam.

Selain rasa dingin di tubuhnya yang semakin menusuk, otaknya juga tak lagi bisa memikirkan alasan lain.

Sementara Kyuhyun maju satu langkah untuk berdiri di hadapannya, pria yang menjadi suaminya itu dengan nada sangat datar sekaligus dingin berkata, 'Aku tahu ku takut akan apapun tapi bisakah sedikit saja kau membuat dirimu punya rasa takut? Kau tak boleh lupa jika kau adalah seorang wanita, di luar sana banyak brengsek sialan yang bisa saja melukaimu atau melakukan hal-hal tak baik padam—'.

'Aku bisa menjaga diriku sendiri'. Potong Ha Jin sembari menatap Kyuhyun, Ha Jin tak tahu mengapa hatinya mendadak merasakan kekesalan, terlebih saat dengan sialan otaknya memutar kembali rekaman adegan ciuman di dalam kantor Min Hwa Su.

Cho Kyuhyun tak berhak mengatur hidupnya.

Cho Kyuhyun tak berhak marah padanya.

'Selama ini aku baik-baik saja. Jauh sebelum kita bertemu, jauh sebelum kita menjadi seperti sekarang, aku sudah terbiasa dengan jam-jam tak wajar seperti ini. Sudah menjadi kehidupanku pulang malam dan semuanya baik-baik saja, aku tak mengerti atau apakah aku saja yang berlebihan merasakannya tapi demi Tuhan kau tak perlu menatapku seperti itu. Tatapanmu membuatku merasa bersalah, seolah aku melakukan kesalahan yang sangat fatal. Tatapanmu menyiratkan kecemasan untukku, tatapan yang kau berikan memberikan kesan kau khawatir padaku. Tidak, jangan begitu. Kau pernah bilang selain fakta kita menikah untuk kepentingan masing-masing, kita tak boleh saling mencampuri kehidupan pribadi. Lagi pula apa pedulimu? Jika pun terjadi sesuatu padaku, sama sekali tak berhubungan denganmu'.

Paid Bride, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang