Tadi pagi Ha Jin lagi-lagi mendapati dirinya terbangun dalam keadaan tak memakai apapun. Ha Jin mengambil waktu bersandar pada kepala ranjang untuk kemudian merenungi beberapa hal yang terjadi akhir-akhir ini, Ha Jin tak menyesal menyerahkan kesuciannya pada Cho Kyuhyun, hanya saja rasanya masih ada hal lain yang entah apa yang membuat hatinya belum bisa merasakan ketenangan. Ha Jin merasa ada sesuatu yang lebih besar seperti bom waktu yang bisa kapan saja meledak dan melukai dirinya.
Cho Kyuhyun tak ada sekarang. Satu jam yang lalu saat kedua matanya masih sangat berat untuk terbuka, Kyuhyun berbisik pelan padanya jika akan keluar sebentar untuk mencari sarapan pagi. Sebelum pergi Kyuhyun mengecup kening, kedua mata dan pipi juga hidung lalu berakhir pada bibirnya yang terasa semakin kebas, Kyuhyun mengecup keningnya sekali lagi sebelum benar-benar pergi lalu mengucapkan kata terima kasih.
Terima kasih?
Untuk apa?
Ha Jin tak tahu sebab satu jam yang lalu ia lebih memilih untuk kembali tidur, mengistirahatkan tubuhnya yang benar-benar lelah setelah Kyuhyun baru berhenti menyentuhnya tepat di jam dua dini hari.
"Lee Ha Jin?".
Ha Jin kembali dari lamunnya saat akhirnya Park Moon Bin mengangkat telepon darinya.
"Ng, kenapa oppa?".
Ha Jin mendengar suara tawa Moon Bin, "Bukankah harusnya aku yang bertanya? Kau yang menelepon dan kau menghabiskan waktu dua menit hanya dengan terus menarik nafasmu dalam. Kenapa? Ada apa meneleponku sepagi ini? Aku baru saja mengakhiri pembicaraan dengan Kyuhyun".
"Cho Kyuhyun meneleponmu?".
"Ng?".
Ha Jin tak tahu untuk alasan apa darahnya tiba-tiba terasa panas.
Kenapa Kyuhyun menelepon Park Moon Bin?
Jangan bilang Kyuhyun memberi tahu Moon Bin perihal percintaan mereka yang panas dan....
"Lee Ha Jin, jika kau terus menarik nafasmu seperti itu akan ku tutup teleponnya sekarang".
Ha Jin menggeleng lalu kembali pada fokusnya, "Kenapa dia meneleponmu?".
"Kenapa tak kau tanya saja langsung padanya? Bukankah kalian sedang berlibur bersama di rumah kakek dan nenek?".
"Kau tahu, oppa?".
Moon Bin menghela nafasnya, "Aku tak tahu Cho Kyuhyun sudah mengatakan ini padamu tapi rumah itu neraka sekaligus surga baginya dan tak ada orang lain selain dirimu yang dia ajak kesana".
"Dia memberitahuku soal rumah ini neraka sekaligus surga baginya tapi dia tak pernah menyinggung soal hanya aku yang dia ajak ke rumah ini".
Terdengar Moon Bin yang kembali menghela nafasnya, "Artinya, kau seberharga itu untuknya". Moon Bin melanjutkan setelah menjeda beberapa saat, "Hidup suam—ah aku tak bisa bilang kata itu lagi kan?".
Ha Jin membuang nafasnya keras sementara Moon Bin melanjutkan, "Di dunia ini banyak sekali warna tapi pengecualian untuk Kyuhyun. Sejak dia kecil hingga dewasa hanya satu warna yang terjadi di hidupnya".
"Hanya satu warna?".
"Ng. Hidupnya terlalu gelap dan dia tumbuh dalam lingkup yang sangat menjijikkan. Ha Jin-ah, aku selalu berharap kau bisa mengenalkan banyak warna kehidupan padanya sebab hanya kau—".
"Dia menyentuhku".
"Ng, hanya kau yang bisa menyentuh—yyeeee? Apa? Kau bilang apa?".
Ha Jin memejamkan kedua matanya, artinya Kyuhyun tak membahas bagian itu saat bertelepon dengan Moon Bin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paid Bride, End.
RomanceLee Ha Jin percaya jika uang adalah pusat dari segala kebahagiaan tapi apakah bahagia-nya adalah uang? Cho Kyuhyun percaya di dunia ini tidak ada yang namanya cinta sejati. Baginya, cinta menyakitkan. Terlalu menyakitkan hingga membuatnya terluka sa...