~ 10

253 36 9
                                    

***

Yang penasaran bagaimana awal mereka, jawabannya ada di chapter ini yah. Yuk baca dengan khidmat yuk HAHA





Ha Jin masih larut dalam pemikirannya sendiri saat Kyuhyun menyampirkan sebuah selimut tidak terlalu tebal di atas pundaknya agar tubuhnya yang hanya terbalut sebuah bikini berwarna menggoda tertutupi, Kyuhyun lalu duduk di sampingnya sembari memandanginya dan Ha Jin menyadari itu.

"Kau kenapa?".

Ha Jin menoleh sebentar pada Kyuhyun sebelum kembali menatap ke depan.

"Satu jam yang lalu sejak pengambilan gambar, wajahmu sudah sangat murung. Kenapa? Tak setuju dengan konsep foto kali ini? Atau kau kurang sehat?". Tanya Kyuhyun sembari meletakkan satu tangannya pada dahi Ha Jin.

"Chocho".

"Ng? Pemotretan ini bisa di lanjutkan nanti jika kau merasa kurang seha—".

"Ayo".

"Ng? Kemana?".

Ha Jin menghela nafasnya panjang, "Kita bercerai saja".

"Yak". Seru Kyuhyun setengah berteriak. Saat ini di kamar hotel ini hanya ada dirinya dan Ha Jin, sementara para crew lainnya sedang mencari makan di luar, "Sudah ku bilang jangan mengucapkan kalimat itu dengan sembarangan".

Ha Jin memberenggut menatap Kyuhyun sebentar.

"Aku tak akan pernah menceraikanmu".

Ha Jin menoleh menatap Kyuhyun kembali, masih dengan memberenggut, "Sedetik lalu kalimatmu terdengar sangat manis, seolah kau seorang pria sejati yang teramat mencintai wanitanya".

"Aku memang seorang pria".

"Tapi tidak sejati". Ha Jin melanjutkan dengan mengerucutkan bibirnya sebentar, "Andai saja kau normal. Wah, betapa sempurnanya aku memiliki suami tampan sepertimu". Ha Jin kembali menatap pada Kyuhyun yang masih sangat serius menatapnya, "Tak bisakah kau berhenti menyukai pria lalu kembali normal? Tak apa, jika wanita pertama yang kau suka bukan aku, asal kau kembali normal".

"Lee Ha Jin, para penagih hutang sialan itu kembali mendatangimu?".

Ha Jin menggeleng sembari tertunduk.

"Lalu bisa kau jelaskan sikapmu ini?".

Menarik nafasnya panjang sekali lagi, Ha Jin berkata, "Aku mulai berpikir jika apa yang kita lakukan ini salah, maksudku pernikahan ini".

Ha Jin menjeda sebentar lalu melanjutkan, "Aku memang bukan manusia tanpa dosa tapi mempermainkan pernikahan bukankah sama saja dengan mempermainkan Tuhan? Jujur saja, aku mulai merasa bersalah pada Tuhan, adikku, dan orang-orang di sekitarku. Hmm aku tahu kita sama-sama di untungkan dari pernikahan ini, kau terbebas dari telpon ibumu yang katamu selalu menyebalkan dan aku terbebas dari setengah hutang-hutangku tapi tetap saja aku merasa bersalah, mendadak aku merasa sangat bersalah dan pemikiran bersalah ini seperti sebuah alarm di otakku hingga membuatku tak bergairah untuk melakukan apapun".

Kyuhyun memejamkan mata sembari menghela nafasnya.

"Tetap saja jangan mengucapkan kalimat cerai dengan sangat mudah".

Ha Jin memiringkan posisi duduknya agar menghadap pada Kyuhyun, "Chocho, aku tak tahu apa yang membuatmu akhirnya berubah pikiran dan menyetujui dirimu menjadi model pria di konsep foto ini tap—".

"Sudah ku bilang, kita tak ada waktu mencari model pria lain sementara produk ini beberapa hari lagi akan di luncurkan".

Ha Jin mengangguk cepat, "Coba tatap aku". Ha Jin menurunkan selimut yang tadi Kyuhyun sampirkan di pundaknya, "Lihat keseluruhan tubuhku, kau benar-benar tak tergoda menatap tubuh wanita yang memakai bikini di depanmu seperti aku ini? Kau tak merasakan jantungmu yang berdetak di luar kendali karena ingin menyentuh tubuh yang seperti ini? Emm, atau bagaimana adrenalin yang kau rasakan saat ini? Walau hanya sedikit, kau tak merasa bergairah padaku? Kita tadi melakukan pose-pose yang menurutku cukup menantang".

Paid Bride, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang