Prolog

43 3 0
                                    

Putih, apa yang terbesit dalam benak setiap manusia tentang kata putih, warna putih, atau sifat putih?. Yaa, hal atau pemikiran yang terbesit dan yang berhubungan dengan Putih ialah kebaikan, kesucian, kebersihan, dan sebagainya pula.

Aku adalah seorang Suami dan juga sekaligus mengemban tanggung jawab sebagai seorang Ayah yang mempunyai lima orang anak. Lima orang anak yang menjadi alasan kenapa Aku bisa menjadi putih kembali. Kenapa menjadi putih atau dengan kata lain yaitu kembali menjadi putih.

Saat ini memang hidupku sudah nyaman, tentram, dan damai pula. Bukan karena Aku orang kaya yang memiliki banyak materi. Materi yang dari pandangan banyak orang dapat membuat bahagia secara keseluruhan. Tapi. hal tersebut tidaklah berlaku untuk sudut pandangku. itulah kenapa Aku tidak setuju dengan sudut pandang yang mengatakan bahwa materi dapat membuat manusia hidup sepenuhnya bahagia. Ternyata materi tidaklah dapat membuat hidup seorang manusia tentram secara keseluruhan atau dalam segala hal.

Hidupku tentram, tentram tanpa ada gangguan dari orang lain yang tidak senang denganku. Bukan karena Aku tidak mempunyai musuh atau lawan diluar sana. Namun, jika dilihat dari masa lalu hidupku, Akulah raja masalah di masa laluku. Akan tetapi ada beberapa hal dalam hidupku, hal yang membuat hidupku belajar, dan memperbaiki hidup. Memperbaiki semua kesalahan-kesalahan yang telah membuat kanvas kehidupanku hanya ber-tintakan hitam dan kelam. Padahal, Aku melukis kanvas kehidupanku dengan Kuas Berlian dan Cat Emas. Namun, mengapa warna yang terlukiskan hanyalah warna hitam?.

Seluruh hal yang terjadi dalam hidupku saat ini sangatlah berbanding terbalik dengan yang terdahulu. Sangatlah berbanding terbalik pula dalam Aku membuka lembaran baru dan melukiskan hidupku kembali. Lembaran baru dalam hidup yang Aku Lukis dengan menggunakan Kuas kayu tua, dan Cat Seadanya, tidak mahal ataupun mempunyai nilai kemewahan. Tapi, lukisan itu memiliki warna yang hidup. Dengan adanya ketenangan, ketentraman, dan kesederhanaan namun sangat mewah lebih dari apapun.

Pencarian dalam hidupku saat ini sangatlah berbeda dengan apa yang orang lain cari dalam hidup mereka. Apa yang orang lain cari karena mereka rasa mereka membutuhkannya. Harta?, Jabatan?, Kemewahan hidup?, Ketenaran?.

Lucu rasanya apabila orang hanya mencari hal tersebut dalam sepanjang hidupnya. Sangatlah bodoh pula apabila manusia sangat berlomba-lomba satu dengan yang lainnya untuk mencari hal itu semua. Bahkan tidak sedikit yang sampai menghalalkan segala cara agar dapat mencapai itu semua.

Tapi semua manusia tersebut lupa akan hukum alam yang sampai kapan pun masih akan tetap berlaku. Yaitu, bahwasanya manusia tidaklah akan pernah merasakan puas atau selalu ingin mendapatkan yang lebih dari apa yang telah ia punya. Dan yang lebih tragisnya adalah, seistimewa apapun hal tersebut akan terasa biasa saja apabila sudah di raih atau di dapat. Hal tersebut akan terasa lebih istimewa apabila manusia itu bersyukur kepada sang pencipta atas hasilnya yang telah ia dapatkan dari apa yang telah ia kerjakan.

Tapi mengapa Aku berbeda dari kebanyakan manusia diluar sana?. Mengapa Aku tidak berlomba-lomba lagi mencari harta, kekayaan, jabatan, atau bahkan ketenaran?. Bukankah itu yang membuat manusia menjadi senang, bahagia, atau bahkan merasa berkuasa atas segalanya. Sampai melupakan bahwasanya ada hal yang lebih berharga dari itu semua jika kebanyakan orang tersebut lebih menggunakan akal sehatnya dan lalu Bersyukur. 

Hikayat si PerantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang