Part 13

556 14 1
                                    

Saat ini bola dikuasai oleh Aiden
Aiden berlari dengan mendribble lalu melempar ke arah ring yang berada dibelakang Andra, dengan mulus nya bola itu langsung masuk kedalam ring.

"Oke mari kita lihat, sejauh apa lo bisa nyaingin gue" smirk Andra dengan semangat ia merebut bola ditangan Aiden.

Andra berlari gesit setelah mengambil bola itu, lalu mendribble menuju ring dan tepat sasaran. bola itu langsung masuk kedalam ring.

Andra tersenyum dengan senang.
"So? kita satu sama"

"Gimana mau dilanjutin? atau menyerah dan menerima kekalahan?"

"Gue akui lo emang cukup jago dalam hal ini, tapi jangan seneng dulu" Aiden berlari menuju ring dihadapan nya untuk mengambil bola basket tersebut. Andra yang tau tidak tinggal diam, ia langsung berlari berusaha menghindar dari serangan Aiden.

Aiden dengan sekuat tenaga dan masih berusaha untuk merebut bola basket tersebut, percayalah Andra sangat gesit.

Mereka terus bermain tanpa memperdulikan siswa/i SMA Garuda
yang telah berkumpul menyaksikan mereka berdua.

Mereka bahkan tidak sadar jika dari awal bermain siswa/i menonton mereka dan menyoraki memberi semangat. lebih tepatnya memberikan semangat pada pria berkulit tan tersebut.

Karena memiliki kaki yang panjang membuat langkah Aiden lebih lebar dibanding Andra. bola basket kini sudah dikuasai kembali oleh Aiden
melihat itu membuat Andra berdecak kesal dan bergerak gesit untuk merebut bola tersebut.

Tapi seperti yang Aiden katakan bahwa dia jauh lebih gesit dari Andra
Aiden langsung melemparkan bola itu untuk mendapatkan point terakhir.
dan hap! bola itu dengan mulus nya masuk kedalam ring.

Prittt!

Fathan membunyikan pluit nya menandakan bahwa pertandingan telah berakhir.

Andra merutuki dirinya.
"Sial! kenapa harus dia yang menang"

Dengan semangat yang membara.
Aiden berlari kecil ke arah Andra yang sedari tadi hanya diam mematung. sepertinya gadis itu masih belum menerima bahwa dirinya kalah.

"See? gue yang menang, jadi lo harus nurut apa kata gue" senyum Aiden
tapi menurut Andra itu adalah senyum jelek, dasar menyebalkan.

"Lo mau kemana?" Aiden menahan tangan Andra saat gadis itu ingin beranjak dari lapangan.

Andra menghempaskan tangan nya.
"Bukan urusan lo" ketus nya

"Lo gak lupa sama perjanjian tadi?"

Andra merotasikan bola matanya.
"Apa?"

"Sesuai kesepakatan! mulai hari ini dan satu bulan kedepan, lo harus nurut sama gue!" tekan Aiden

"Ogah!"

"Berarti lo orang nya emang suka ingkar ya?" Aiden bersedekap dada.

"Gak ada pilihan lain? plis jangan itu
gue bakal lakuin apapun tapi gak sama perjanjian konyol itu" Andra terus memohon pada Aiden.

"Gak! perjanjian tetap perjanjian dan lo harus nepatin janji itu"

"Ck dasar cowok item, buluk, dekil nyebelin, bau" berbagai macam umpatan keluar dari mulut Andra
namun Aiden bukan nya marah malah tersenyum.

"Gak usah senyum! senyum lo jelek"

"Bilang aja kalo lo terpesona, jadi lo harus nurut sama kemauan gue"

"Oke fine! jadi besok mau kemana?"

"Besok jam 7 malam gue jemput dan jangan bikin alasan" ancam Aiden
sebelum pergi dari lapangan di ikuti Fathan dari arah belakang.

ATLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang