"Thanks udah nganterin gue"
ucap Nara mereka pun kini sudah berdiri didepan pintu gerbang keluarga Erlangga.Sam tersenyum.
"Sama sama gue seneng bisa nganterin lo""Ya udah sana pulang ngapain masih disini?" Sam terkekeh melihat Nara yang jutek dan mengusirnya secara terang terangan.
"Jangan lupa mandi habis itu makan"
Nara merotasikan bola mata nya malas.
"Tanpa lo suruh juga gue udah tau"
"Kalo gitu gue balik ya" Nara mengangguk dan membiarkan mobil itu keluar dari perkarangan rumah nya.
Nara memasuki rumahnya namun belum beberapa langkah ia berbalik saat suara motor berhenti di depan rumah nya. itu adalah Alister.
Alister membuka helm nya dan perlahan jalan mendekati Nara yang tersenyum manis.
"Hai" sapa Nara namun Alister hanya diam dan wajahnya juga terkesan dingin tidak ada senyuman seperti biasanya.
"Seru?"
"Hah?" Nara mengerutkan dahinya benar benar tidak mengerti dengan Alister.
"Pergi sama cowok lain disaat pacarnya lagi ngejalanin hukuman"
"M-maksud kamu apa sih? cowok lain apa? coba jelasin yang bener" Nara benar benar tidak paham kenapa Alister berbicara tidak jelas.
Mata Nara melotot saat Alister menunjuk kan sebuah foto yang ia yakini itu adalah dirinya, dan pria yang bersama nya adalah Sam si murid baru yang tadi pagi.
Nara merutuki kebodohan nya harusnya tadi ia menolak keras untuk di antar pulang, pasti masalah nya tidak akan serumit ini dan memicu kesalah pahaman.
Lagi pula siapa yang berani memfoto mereka berdua?
"Kamu salah paham Al, ini gak kayak kamu yang kamu liat. oke aku ngaku emang dia ngajak pulang bareng tapi aku udah berusaha nolak, dia tetap maksa buat nganterin"
"Dan lo mau aja? emang murahan!"
desis Alister semakin menatap tajam Nara.Nara? jangan ditanya lagi perasaan nya bagaimana, hati nya sangat sakit saat kalimat yang pria berbibir tebal itu lontarkan. kenapa harus kalimat itu yang keluar dari mulut Alister?
Tidak, dirinya tidak menangis kok. hanya saja kenapa Alister lebih percaya dengan foto itu dibandingkan dirinya?
"Pantes aja hp lo gak bisa di hubungin ternyata lagi nikmatin waktu berdua" Alister terkekeh sinis, suasana hatinya memang benar benar tidak baik.
"Hp aku lobet Alister aku gak tau kalo kamu ngirim pesan"
"Ck alesan! lo bisa minjem hp temen temen lo dan ngabarin gue kan?
APA SESUSAH ITU NAYARA?!" Nara terlonjak kaget saat Alister menaik kan nada bicaranya.Alister berjalan mendekati Nara ia mengikis jarak diantara mereka berdua. meletak kan satu jarinya di dagu Nara agar gadis itu dapat menatap manik legam nya.
"Kenapa hm? lo gak bisa ngelak lagi?
hahaha.... gue pikir lo beda dari yang lain ternyata sama aja. lo gak lebih dari cewek murahan yang haus-"Plak
Alister terkekeh dan memegang pipi nya yang terasa panas akibat tamparan Nara. seketika ada rasa bersalah saat melihat mata Nara yang sudah memerah menahan tangis.
"Pergi" ucap Nara dengan nada dingin
dirinya enggan menatap wajah Alister. terlalu sakit."Berani banget Lo nampar gue"