Tin... tin... tin...
"iya tunggu sebentar! anjir siapa sih pagi pagi udah namu aja. ah gue tau
yang pagi pagi gak ngotak dateng kerumah orang, biasanya kurang kasih sayang orang tua" gerutu gadis yang tampilan nya jauh dari kata rapih. rambut yang berantakan dan dia juga masih mengenakan piyama doraemon nya.Mengintip sedikit digorden, ia mengernyitkan keningnya saat melihat punggung tegap laki laki yang menghadap ke belakang.
"Kayak kenal" ia lalu membuka pintu dan berjalan ke arah gerbang.
"Lah elo!" kagetnya
"Lama banget lo buka pintu doang gak tau pangeran udah lumutan nunggu daritadi" sewot pria itu
"Ck, lagian lo ngapain sih pagi pagi malah nangkring disini? pulang aja sana! gue lagi gak nerima tamu apalagi tamunya modelan kayak lo!"
"Bukain dulu"
"Gak! mending balik, lo ganggu gue tidur aja"
"Pantes nambah tua, kerjaan nya cuma ngerem dikamar doang"
"Gue masih denger ya Arka!"
Orang yang punya nama hanya cengengesan aja kayak gak punya dosa udah bangunin hari libur seorang Diandra Larasati.
"Bawa apaan tuh?" ketus Andra saat netranya tak sengaja melihat plastik putih ditangan Arka.
"Makanan buat lo"
"Tumben banget, pasti ada maunya kan lo?"
"Soudzon terus jadi orang"
"Ya lagian muka lo itu pantes di curigain"
"Mending ke ustadz yuk"
"Ngapain?"
"Berobat! biar otak lo gak berpikir buruk mulu ke orang"
"Sialan!"
"Buruan bukain anjir, pegel nih kaki pangeran"
"Ck, iya iya sabar" Andra langsung membuka kan gerbang itu, tanpa di suruh Arka langsung masuk kedalam rumah.
"HEH ARKA DAVENNO FERANGGA! GAK SOPAN YA LO GUE BELOM NGASIH IZIN MASUK!" emosi Andra lalu menyusul pria itu.
"Nih dari pada marah marah mending makan, gue tau lo belom sarapan" Arka menyerahkan bungkusan itu pada Andra.
"Makasih" ketusnya
"Hm sama sama"
"Ngapain lo masih disini? sana balik"
"Dih, ciri ciri orang yang gak tau terimakasih udah dibawain makanan langsung ngusir"
"Lagian gak ada yang nyuruh lo buat makanan"
"Emang, kalo gue gak bawa pasti lo gak bakal makan gak inget lo punya asam lambung?"
"Cie perhatian, khawatir ya sama gue" Andra menggoda Arka dan menoel noel pipi pria itu.
Arka menghempaskan tangan Andra dengan kasar.
"Tangan lo bau jigong jangan megang pipi mahal gue"
"Bajingan!"
Andra pun langsung membuka bungkus makanan itu dan matanya menatap Arka dengan berbinar.
"Apa? lo gak kerasukan penunggu rumah kan?" Arka ngeri sendiri melihat Andra yang senyum senyum macam orang gila.
"Ih lo masih inget makanan kesukaan gue? jadi terharu"
"inget lah! dari kecil kita bareng bareng mana mungkin gue lupa"