"Generasi seperti ini yang dapat merusak nama bangsa kita. lihat teman teman kalian ini, bukan nya pada belajar malah nongkrong di gudang sekolah sambil ngerokok"
suara pak Eman terdengar melalui mic. ia sengaja mengumpulkan murid muridnya ditengah lapangan.Alister hanya menampilkan raut wajah datarnya, ia tidak peduli dengan ceramah di depan sana
mata tajam nya tidak sengaja bertabrakan dengan netra jernih Nara. ya tuhan pasti habis ini dirinya akan mendapatkan omelan dari kekasihnya.Alister lebih takut dengan omelan bunda nya dan Nara dibandingkan para guru.
"Pacar lo tuh" bisik Andra yang dibelakang Nara.
Nara tidak habis pikir dengan Alister
tidak bisakah pria itu diam di kelas untuk satu hari saja? sepertinya pria itu akan sakit jika tidak membolos."Yaelah pak jangan ceramah mulu panas nih saya takut item kayak Aiden" ucap Arka tanpa takut dengan dua orang yang menatap tajam dirinya.
"Heh pirang! gue ini bukan item ya
tapi eksotis!" Aiden tak terima."Sama aja, sama sama item"
"Asu"
"Kalian ini tidak menghargai saya yang ada di depan ya? kalian dengar tidak saya bicara apa hah?! karna kalian sudah banyak membuat masalah dan daftar nama kalian di ruang bk juga sudah banyak, bapak sudah putuskan untuk menskors kalian selama tiga hari!"tegas pak Eman.
"Udah gitu doang? ck! buang buang waktu gue" Alister pun pergi dari lapangan dengan wajah angkuhnya.
"Buset keren bener tuh bocah"
"Anjir berani amat"
"Bangsat! mabur gak ngajak gue asu"
Ya kira kira begitulah umpatan umpatan dari bibir teman teman nya.
"Sekarang kalian bisa pergi, jangan membolos lagi dan langsung ke kelas"
"ASIAPPP PADUKA RAJA" Arka langsung berlari duluan sebelum kena sambit kayu yang dipegang pak Eman.
"Pak jangan marah marah mulu, saya denger kalo yang cepet marah umur nya juga gak bakalan lama" Aiden pun ikut berlari saat pak Eman sudah ancang ancang ingin memukul nya.
"APA KALIAN HAH? MAU NGOMONG KAYAK TEMEN KALIAN JUGA?!" pak Eman melotot menatap sisa inti Vagos.
"Dih geer banget, pengen ya pak kita omongin?" goda Fathan sambil mencolek dagu pak Eman.
"Berani ya kamu" pak Eman memukul tangan Fathan menggunakan kayunya.
"Eh bercanda pak" Fathan menyengir saat melihat wajah pak Eman yang sudah tidak bersahabat lagi.
"TUNGGU APA LAGI? BUBAR!"
suara pak Eman terdengar nyaring bahkan semua siswa/i menutup telinganya dan berhamburan untuk masuk kedalam kelas.******
"Ra"
Nara yang sedang membaca buku menoleh ke arah gadis yang memanggil nya, Teresa. gadis itu mengigit bibir bawahnya bingung ingin bilang nya bagaimana.
"Eum... anu, i-itu"
"Kenapa?"
"Alister ribut sama anak kelas sebelah"
"Sama siapa?" kaget Nara, baru saja ia memberi nasehat agar tidak membuat ulah lagi tapi apa yang dilakukan pria itu?