Part 16

603 15 0
                                    

"Arka Davenno Ferangga! dimana sepatu gue?!" teriak murka Andra kepada salah satu musuh bebuyutan nya, masih pagi sudah mencari perkara saja.

"Masih pagi Dra jangan teriak teriak nanti darah tinggi" ucap Tania yang sibuk mengoleskan make up nya.

"Diem lo!" sentak Andra

"Arka bajingan keluar gak lo!"

"Dra ini bukan hutan, lagian orang yang lo cari gak ada disini" ucap Nara

Andra yang mendengar ucapan sahabat nya pun langsung menghela nafasnya kasar. ia menoleh menghadap seorang gadis seraya tersenyum manis, tapi tidak menurut sahabat nya. mereka tau kalau Andra sudah tersenyum seperti itu, ada maksud terselubung didalamnya dan benar saja dugaan mereka.

"Tan gue pinjem sepatu lo buat nyamperin si pirang, ya" pinta Andra yang saat ini sudah menunjuk kan wajah imutnya.

sebenarnya dia juga merasa konyol dengan tindakan nya sendiri, iwhh bukan dirinya banget. ia saja ingin muntah melihat kelakuan sendiri.

Tania yang melihat itu merasa merinding sendiri, lalu menggelengkan kepalanya dengan kuat. pertanda ia tidak mau memberikan sepatunya.

"No! terakhir kali gue pinjemin sepatu sepatu gue malah rusak karna lo yang mukulin Arka dengan brutal" tolak Tania yang membuat Andra mendengus kasar.

"Gak akan Tania ayolah gue kan sahabat lo, dikit lagi kelas gue ada pelajaran pak Samsul. lo tau sendiri kan gimana tuh guru botak kalo udah bersabda, jadi boleh ya" kurang ajar memang.

Tania menghela nafas pasrah. dengan perasaan yang sangat berat dan sedikit tidak ikhlas, ia memutuskan membuka kedua sepatunya lalu memberikan nya kepada gadis itu sementara Andra langsung tersenyum senang, ia mengambil sepatu Tania lalu memakainya.

Jika ada yang bilang kenapa tidak memakai sepatunya sendiri saja? jawaban nya cukup simpel, karena kakinya sedang lecet jadi ia hanya menggunakan sendal. itu pun harus ngumpet ngumpet takut ketahuan guru, tapi dia tetap membawa sepatu nya kok untuk jaga jaga jika ketahuan
tapi sayang tuh curut udah ngegandol sepatu Andra.

"Awas aja kalo rusak lagi, beliin yang baru" ancam Tania

"iya iya bawel nanti gue beliin sekalian sama pabriknya"

Setelah memakai sepatu milik Tania dengan sangat nyaman walau agak perih sedikit, Andra segera berlari menghampiri musuhnya yang entah dimana saat ini.

"Makasih sahabatku yang cantik" teriak Andra di ambang pintu kelas.

"Cih, giliran ada maunya tuh anak manis banget" dengus Tania

Nara hanya menggelengkan kepalanya jengah begitu melihat tingkah barbar Andra. percuma saja memberitahu sahabatnya, Andra itu keras kepala.

Tania berdo'a dalam hati. semoga saja sepatunya tidak rusak seperti terakhir kali saat Andra meminjamnya.

******

Dilain sisi, Andra masih terus mencari keberadaan si tengil Arka
entah dosa apa yang Andra buat hingga pagi ini ia mendapatkan kesialan nya.

Andra terus mencari mulai dari kelas, taman, perpustakaan, bahkan tempat yang sering pria itu kunjungi
salah satunya rooftop. namun nihil, tetap tidak ada.

"Ah iya gue belum meriksa kantin
pasti tuh anak ada disana" dengan segera Andra melangkah ke arah kantin.

Andra mendengus kesal saat melihat Arka yang saat ini tengah tertawa bersama keempat teman nya, siapa lagi kalau bukan Leon, Aiden, Fathan dan Arga. ah dan ya satu lagi, disana juga ada seorang perempuan. ia yakin pasti itu adik kelas mereka.

ATLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang