"Hiks... kamu dimana sayang? mama kangen nak" Laily menangis sambil memegang satu figura foto kedua putrinya yang masih bayi.
Niatnya ingin membersihkan kamar miliknya namun siapa sangka ia malah menemukan foto yang membuat dada nya sesak kembali dan merasa bersalah karena sudah gagal menjadi orang tua.
"Maafin mama, harusnya mama gak lalai dalam menjaga kamu. mama gagal menjadi seorang ibu hiks... ya tuhan tolong lindungi putri ku dimana pun ia berada, jika dia masih hidup tolong pertemukan kami berdua dan jika hiks... jika putri ku sudah tiada tolong jaga dia untuk diriku nanti disana" Laily terus mengucapkan kata maaf.
"Hei kamu kenapa nangis?" Raditya niatnya ingin mengambil berkas kantor yang tertinggal di rumah. tapi saat masuk kedalam kamar, dirinya malah di kagetkan dengan keadaan sang istri yang sangat berantakan
jejak air mata terlihat jelas."Ssttt mau cerita? kenapa sampai nangis gini, udah berhenti dulu nanti dada nya makin sakit" Raditya mengecup pucuk kepala sang istri dan memberikan elusan di punggung nya agar Laily berhenti menangis.
Raditya sedikit menundukkan pandangan nya saat merasa nafas Laliky yang sudah teratur. istrinya tertidur setelah banyak menangis, ia pun mulai mengangkat tubuh sang istri di kasur king size mereka.
Helaan nafas terdengar saat matanya tak sengaja menemukan sebuah foto ah ternyata ini alasan dibalik kesedihan istrinya. mengambil bingkai foto itu dan ia kembali berjalan ke sisian kasur.
"Kamu pasti merindukan dia" Raditya menatap penuh sedih Laily, wajah wanita itu sedikit memucat.
"Bukan hanya kamu yang tersiksa tapi aku juga, aku sangat merindukan putri kita. andai saja aku tidak memiliki musuh pasti kedua putri kita bisa tumbuh bersama"
"Maafkan papa nak" mata Raditya mulai berkaca. munafik jika dirinya tidak merindukan malaikat kecil nya
selama ini dia juga sama tersiksa nya seperti Laily asal kalian tau. tapi Raditya lebih pintar menyembunyi kan kesedihan nya."Maafin aku sayang, maaf gara gara aku kamu kehilangan satu putri mu
sayang maafin papa juga nak, gara gara papa kamu kehilangan adik mu" Raditya mengusap foto satu bayi yang tertawa lepas. itu adalah Nara.Raditya menghapus air matanya yang di ujung mata, ia pun tersenyum dan mengecup foto itu dengan sayang.
"Papa janji akan segera menemukan kamu secepatnya, papa bersumpah akan membunuh bedebah sialan itu
sudah cukup dia memisahkan kita" Raditya menggertak kan giginya.Dia melirik sang istri yang masih tertidur pulas, kembali berjalan dan mencium kening itu dengan lama.
"Aku pergi dulu ya" Raditya mengambil berkas di samping nakas dan segera pergi dari rumah untuk kembali ke kantor.
******
"Ekhm, boleh gue duduk disini?"
"Lo udah duduk ngapain izin"
celetuk Andra dengan sebal. membuat Aiden menampilkan senyum bodohnya.