Part 17

555 15 0
                                    

"Andra!" panggil Nara dengan tangan yang ke atas, mengisyaratkan untuk bergabung dengan mereka.

Andra yang mendapat panggilan itu pun langsung tersenyum seraya mengangguk lalu melangkah ke meja mereka semua, namun senyum nya luntur dan di ganti dengan decakan malas saat melihat makhluk di depan sana.

"Ck, napa ada si pirang sih"

"Terserah gue lah, emang ini kantin nenek moyang lo" santai Arka sambil memakan jajanan nya.

Nara yang melihat itu langsung melerai mereka berdua sebelum terjadi baku hantam.

"Udah yuk Dra mending lo pesen makanan biar gue temenin" Andra pun mengangguk dan mereka pergi memesan makanan.

"Teh inem mau pesen batagor nya satu ya"

"Siap neng Andra"

Setelah memesan batagor kini Andra beralih memesan mie ayam, bakso, nasi goreng, jamur crispy, cireng isi dan dengan minuman es teh manis.

Nara yang mendengar pesanan sahabat nya yang sangat banyak pun di buat kaget lalu menoleh pada Andra dengan tatapan ragu, apa Andra bisa menghabiskan ini semua?

"Dra lo yakin bisa habisin makanan segitu banyaknya?" tanya Nara tak yakin akan habis, kan sayang kalau ke buang.

Andra menoleh dan mengangguk.
"Bisalah. denger ya Ra gue itu laper banget, abis lari lari sama manusia gak ada akhlak dan gue harus nambah stamina tubuh gue supaya—" ucapan nya terhenti saat seseorang merangkul dirinya dari belakang.

"Hai cantik" ucap Arka yang baru datang dengan mengedipkan matanya dan masih setia merangkul pundak Andra.

Andra yang dirangkul pun merasa risih, ia langsung menyikut tubuh Arka cukup keras hingga si empunya meringis kesakitan. setelah itu Arka melepaskan rangkulan nya melihat Andra yang menatapnya dengan tajam.

"Galak, Arka ndak cuka" ucap Arka dengan tingkah yang sok menggemaskan dan itu membuat Andra menatap jijik Arka.

"Jijik!" dengus Andra

Arka yang mendengarnya pun bukan marah melainkan terkekeh, ia sudah biasa dengan semua perilaku gadis di depan nya ini sekaligus tetangga samping rumahnya.

"Dra" panggil Arka dengan wajah yang sudah seperti biasanya lagi.

"Gue pinjem duit lo dulu dong, duit gue abis ntar pas nyampe rumah gue gantiin dah dua kali lipat"

Andra yang mendengarnya pun langsung menggeleng dan menolak keras permintaan Arka.

"Gak! lo kan kaya, anak CEO juga masa minjem sama gue yang duitnya pas pasan"

"Neng Andra ini semua pesenan nya" Andra yang melihat semua pesenan nya sudah siap pun tersenyum senang
baru saja ingin mengambil, namun sudah kalah cepat dengan Arka. pria itu sudah berlari menjauh dari Andra.

"ARKA! ANJING MAKANAN GUE BALIKIN!" teriak Andra dengan emosi yang sudah tidak bisa lagi ditahan.

Nara yang sedari tadi melihat mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya
ia sudah terbiasa melihat Andra dan Arka bertengkar, baikan lalu bertengkar lagi, baikan lagi dan seterusnya seperti itu.

terkadang ia sering bertanya apakah mereka berpacaran? Andra malah terkekeh dan mendecih seakan tak suka dengan pertanyaan Nara.

ia juga sering memperingatkan kepada Andra agar tidak terlalu benci kepada Arka. pasalnya benci bisa menjadi dengan cinta bukan? namun lagi lagi Andra menolak mentah mentah prinsip seperti itu.

"Udah Dra. daripada lo narik urat terus, mending pesen yang baru lagi"
ucap Nara mencoba mencairkan suasana hati Andra agar tidak marah marah lagi, malu coy mereka jadi bahan tontonan di kantin.

ATLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang