Part 34

323 9 2
                                    

Pria dengan pakaian serba hitam berjalan mendekati Marvel dan teman teman nya yang masih berbaring kesakitan di aspal. ia berhenti tepat di depan Marvel yang sedang berusaha duduk, kemudian ia berjongkok saat Marvel duduk sambil menatap datar dirinya.

"Bodoh! cuma lawan satu orang aja lo semua gak becus" Marvel mengeraskan rahang nya, ia tidak mengenal orang ini sama sekali. tapi orang ini berani meremeh kan diri nya.

Sok akrab!

"Anjing! lo siapa hah?!" emosi Marvel
mata tajam nya terus menatap orang di hadapan nya dengan hanya menggunakan masker hitam.

"Lo gak perlu tau gue siapa, tapi gue punya penawaran yang bagus buat lo"

"Penawaran apaan? gue gak mau" Marvel menolak mentah mentah.

"Kalo penawaran ini bisa buat Alister hancur, lo masih mau nolak?"

Marvel yang mendengar penawaran itu merasa tertarik, bagaimana pun juga segala hal yang berkaitan Alister akan menjadi sesuatu yang sangat menarik. ia melirik pada anggota nya
seakan tau maksud dari ketua nya, mereka semua mengangguk setuju.

"Ok tawaran lo apaan?" Marvel langsung setuju, walaupun ia tak mengenal siapa orang yang akan bekerja sama dengan nya, namun untuk menghancurkan Alister apapun akan ia lakukan. bahkan jika harus membunuh pun ia sudah sangat siap.

"Besok gue kabarin, kita bakal ketemu lagi"

Pria itu berdiri lalu pergi meninggalkan Marvel dan teman teman nya. ia mengambil handphone membuka foto seorang gadis yang tengah tersenyum manis. sangat manis.

"Permainan baru aja dimulai" ucap nya dengan senyum licik yang sangat mengerikan.

"Rasa sakit harus di balas dengan rasa sakit kembali, munafik kalo gue gak dendam sama lo Alister" ia pun memasukkan handphone nya kembali dan pergi menggunakan motor nya yang tak jauh dari tempat kejadian.

******

Setelah mengantar Nara, Alister tak langsung pulang kerumah. tak mungkin ia pulang dengan penampilan yang jauh dari kata rapih
jalan satu satunya adalah markas kedua tempat biasa mereka berkumpul setelah markas yang kemarin sudah hancur.

ia berhenti di sebuah bangunan dua lantai, lalu memasukkan motor nya kedalam garasi yang sudah banyak terisi motor anggota nya. rumah ini merupakan rumah yang dibeli dengan hasil patungan diri nya dan teman teman nya. Alister berjalan menuju pintu masuk.

Di lantai satu adalah ruang tamu
itu biasa nya di gunakan untuk bersantai atau pun berdiskusi tentang rencana kedepan nya. terdapat satu set sofa lengkap yang berada ditengah tengah, ada televisi, ada dapur serta kamar mandi di bagian belakang.

Alister berjalan ke arah tangga di samping ruang tamu, berjalan dengan pelan dan terdengar lah suara musik yang di putar. ia membuka pintu kamar yang ada di lantai dua
bau asap rokok dan suara musik yang kencang menyapa nya.

Lantai dua yang seharus nya terisi dua kamar di ubah lagi oleh mereka menjadi satu ruangan luas. di pojok dekat jendela ada satu sofa panjang
lalu didepan juga ada meja panjang yang berisi berbagai jenis snack dan kaleng minuman berserakan, tengah tengah ruangan di gelar karpet lembut yang di duduki teman teman nya. ada yang bermain game, merokok, dan ada juga yang tidur seperti Theo dan Kenzi.

Alister berjalan menuju sofa yang sudah ada Yudha dan Gilang, ia duduk di samping Gilang yang sedang merokok lalu melempar kan kunci motor nya ke atas meja.

"Kalem bro, dari mana aja lo?" Gilang bertanya sambil menyodor kan satu kaleng minuman soda yang langsung di terima Alister.

"Biasa" singkat Alister lalu menegak abis minuman bersoda itu dan meletak kan kaleng nya dimeja.

ATLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang