SMA Bina Insani.
"Lo mau kemana? keliatan nya buru buru banget" Kayle melirik Sidney yang tengah merapihkan alat tulis nya
gadis itu sudah bersiap keluar dari kelas."Gak ada waktu buat jelasin, gue duluan ya"
"Eh tapi—Sid kita ada latihan musik sama kak Chandra 5 menit lagi!" teriak Kayle namun sayang si pemilik nama sudah menjauh.
Kayle menghela nafas nya.
"Terus gue harus bilang apa kalo kak Chan nanyain dia" Kayle mengacak rambut nya, frustasi dia tuh."Tenang tarik nafas pelan pelan terus tahan aja sampe satu jam"
"Mati dong gue" dengus Kayle sedangkan Rania hanya menyengir.
"Bener bener ya tuh bocah kerjaan nya main kabur terus, bakal di omelin lagi nih gue" Rania mengelus pundak Kayle, mereka berdua tengah berjalan di lorong.
"Kayle" mereka berdua langsung berhenti saat seorang pria bertubuh besar jalan ke arah mereka.
"Mampus" ringis Kayle
"Di mana Sidney? dia tidak masuk?"
"Eh itu kak, eum.... anu—"
"Kenapa?" tanya Chandra
"Sidney udah pulang kak" Kayle melotot pada Rania yang dengan enteng nya memberi tahu, padahal dia saja sedang berusaha untuk mencari alasan yang tepat.
"Awww! kok kaki gue di injek sih? sakit tau" omel Rania saat kaki nya di injak oleh Kayle.
"Lagi?" Chandra menghela nafas kasar.
"Sebenar nya dia pulang karna ada urusan kak, saudara nya datang dan nyuruh dia pulang cepet"
"Sejak kapan dia punya saudara"
bisik Rania yang mendapat tatapan maut Kayle."Udah lo diem aja" Kayle balas membisik.
"Oh ya udah kalo gitu, kalian berdua bisa langsung ke ruang musik? kita harus mulai latihan sekarang sebelum acara pentas seni di mulai"
"Saya akan mengumumkan sama anak anak yang lain" Kayle menghela nafas lega setelah Chandra pergi dari hadapan mereka.
"Hufttt, akhir nya lega juga. berasa di sidang ospek gue"
"Udah ayo buruan ntar tuh orang ngomel ngomel lagi" Rania langsung menarik tangan Kayle ke ruang musik.
******
"Tunggu!" Sidney yang tengah berjalan ke arah halte menghenti kan langkah nya, ada beberapa motor yang berhenti di samping nya.
"Lo temen nya Tifanny kan?"
tanya salah satu pria di sana."Lo ngomong sama gue?"
unjuk Sidney pada diri nya sendiri.Pria itu memutar bola mata nya.
"Siapa lagi kalo bukan lo, ya kali gue ngomong sama aspal""Iya gue temen nya dia, kenapa?" tanya Sidney
"Gue tau lo pasti mau jengukin temen gue, bareng aja kita semua kebetulan mau ke sana juga"
"Gak usah gue naik angkot aja"
"Ck, kelamaan keburu temen gue kangen nanti" celetuk Keano
"Hah?"
"Gak usah dengerin, buruan naik
panas anjir kulit gue makin gelap ntar" kesal GilangDengan ragu Sidney pun naik ke atas jok motor Gilang, ia memang mengenal pria ini. tapi hanya sekedar mengenal nama saja karena dia adalah pacar sahabat nya.