"SHELLA" teriak seorang gadis dari lorong rumah sakit di ikuti beberapa orang lain nya.
Yang nama nya merasa di panggil pun menoleh ke arah sumber suara mereka langsung menerjang tubuh Shella.
"Ssttt... udah jangan nangis Fathan gak bakal kenapa napa" Tania berusaha menenangkan Shella dan terus mengusap punggung gadis itu.
"Hiks... Fathan dia kesakitan, gue gak tau kalo kejadian nya bakal kayak gini"
"Bukan salah lo, ini semua kecelakaan" sahut Andra
"Bener yang Andra bilang, jangan terus terusan nyalahin diri lo" Nara mengusap bahu Shella.
Tak lama seorang dokter keluar dari ruang UGD dan mereka semua langsung menanyakan keadaan Fathan.
"Bagaimana keadaan nya dok"
tanya Arga mewakili mereka semua."Kalian teman teman nya pasien?" tanya dokter muda yang di angguki mereka.
Dokter itu menghela nafasnya.
"Ada apa dok? apa terjadi sesuatu dengan Fathan?" tanya Aiden"Tidak perlu khawatir pasien baik baik saja, hanya saja ada keretakan ringan di bagian tulang kakinya sehingga pasien harus benar benar istirahat sampai kondisinya membaik" ucap dokter itu.
"Apa dia masih bisa berjalan dengan normal?" tanya Alister sejujurnya ia sangat khawatir dengan anggota sekaligus sahabat nya.
"Tentu saja, pasien masih bisa berjalan. tolong tuntun dia secara perlahan saja dan pastikan dia selalu meminum obatnya dengan teratur"
"Baik dok, apa boleh kami menjenguknya?"
"Boleh, tapi setelah kami memindahkan nya ke ruang rawat"
"Ah begitu, terimakasih dokter"
Nara tersenyum yang di balas senyuman sang dokter."Jika tidak ada yang mau di tanyakan kembali, saya permisi karena masih ada beberapa pasien yang harus segera saya tangani"
"Silahkan dok" ucap Aiden dan dokter itu pun beranjak meninggalkan mereka yang menghela nafas lega.
"Kalian kok bisa ada di sini? gak bolos kan?" Nara memicingkan matanya curiga.
"Pikiran lo jelek amat. kita balik sekolah cepet karena guru guru ada urusan mendadak, gue sih gak peduli ya mau itu urusan apa yang penting gue bisa balik cepet" acuh Andra
"Emang dasarnya pemales aja lo" sahut Arka
"Serah gue lah" sewot Andra
"Udah diem gak usah adu bacot ini lagi dirumah sakit" Leon memandang tajam kedua anak yang masih beradu mulut.
"Siapa juga yang bilang di kuburan"
ketus Andra"Kira kira siapa yang nyerang Fathan dan ngebuat dia masuk rumah sakit?"
ucap Alea tiba tiba, kini atensi mereka teralihkan pada gadis berkuncir kuda."Siapa lagi kalo bukan anak Naga"
emosi Gilang sedari awal ia memang sudah curiga dan yakin jika ini adalah ulah anak DRAGON."Anak Naga?" bingung Nara
"Dragon maksud lo?" tanya Andra
"Hm"
"Kenapa lo bisa nuduh mereka? bisa jadi bukan mereka dalang nya"
"Ck, kalo bukan mereka terus siapa lagi? yang punya dendam pribadi sama kita ya cuma mereka!"
sentak Gilang"Kecilin suara lo" peringat Alister tajam.
"Tapi kayaknya ini bukan ulah anggota Dragon" Shella yang sedari tadi diam pun membuka suaranya kembali.
"Maksud lo?" Alister menatap Shella yang berdiri disamping Nara.