05- Social Butterfly

913 137 13
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Pukul sembilan pagi, bus yang mereka naiki sampai di salah satu tempat perkemahan yang terletak di atas bukit yang cukup tinggi. Oleh karena itu, semua siswa diharuskan mendaki beberapa meter untuk sampai di perkemahan.

Sekarang ini, mayoritas siswa memilih mendaki dan sampai di lokasi lebih dulu. Sementara, sebagian kecil memilih lain beristirahat di sebuah warung kecil yang ada di rute yang mereka lewati.

"Chandra, kenapa kita harus istirahat? Aku masih kuat jalan ke atas, ayo lanjut!" Ajak Satria.

"Si Angga mau ke toilet dulu." Jawab Chandra.

"Oohh, jadi tadi Angga lari-lari itu kebelet?" Satria mengerjap pelan.

"Menurut, lo?" Sahut Chandra tak santai.

Satria mendengus.

"Chandra kenapa marah-marah terus? Kata Rasulullah, salah satu diantara orang gak akan disentuh api neraka itu hayyin dan layyin, orang yang lembut dan mampu menahan amarah." Satria tidak berniat menasehati, ia hanya menyuarakan keluh kesahnya.

"Kalau Chandra marahnya sama aku gak papa, aku tau sifatnya Chandra. Kalau Chandra marah, bentak, bukan berarti Chandra gak suka sama aku. Tapi orang-orang belum tentu tau." Jelas Satria.

Perkataan Satria itu membuat Chandra terdiam.

"Tadi, aku denger beberapa orang yang bicara buruk tentang Chandra, bilang Chandra pemarah dan suka bentak-bentak orang. Aku sedih denger itu, padahal Chandra baik." Satria memainkan botol minumnya dengan wajah terlihat murung.

Satria marah, Satria tidak suka banyak orang yang diam-diam menyudutkan teman-temannya.

Mulai dari Chandra itu pemarah karena gayanya yang ceplas-ceplos dan apa adanya, Anggana itu bisu karena jarang berbicara, Gentala orang yang sombong dan eksklusif karena dia cucu pemilik sekolah, dan Nafis yang sok soleh karena kerap kali menggunakan kosa kata arab ketika ia berbicara.

"Sat, kita gak bisa kontrol gimana sikap orang, yang bisa kita kontrol itu sikap kita sama mereka." Chandra merenggangkan kedua tangannya.

"Jangan pikirin omongan mereka semua. Gue oke, asal bukan kalian yang jelek-jelekin gue di belakang." Chandra merangkul bahu Satria.

"Enggak, dong! Itu namanya menggunjing, menggunjing itu gak boleh, Chandra. Kata Mama, itu dosa, kalau banyak dosa nanti masuk neraka, digoreng sama Malaikat." Satria bergidik ngerti.

Chandra tertawa mendengarnya.

"Tapi thanks, gue akan coba buat kontrol emosi. Sorry sering bentak-bentak lo." Chandra sedikit merasa bersalah.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang