06- Persaingan

817 132 9
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






*****

Pukul sepuluh pagi, semua siswa sudah berkumpul dan berbaris di tengah lapangan luas yang merupakan tempat mereka membangun tenda dan bermalam. Saat ini, mereka semua tangan mendengarkan arahan dari panitia.

"Setiap ketua kelompok maju ke depan! Ambil tenda dan rundown acara dua hari ke depan!"

Seketika suasana menjadi riuh, saling menunjuk siapa kiranya yang akan menjadi ketua. Tidak terkecuali kelompok Chandra dan teman-temannya.

"Lo maju dah, Ga." Ujar Chandra.

"Gak, males." Jawab Anggana, lalu mengikat rambut sebahunya dengan sebuah gelang karet.

"Khalid bin Walid mimpin 3000 kaum muslimin ngelawan 200.000 pasukan Romawi di Perang Mu'tah kagak protes, elu timbang ambil tenda ke depan doang mager!" Chandra berkacak pinggang.

Anggana berdecak kesal.

"Terus kenapa gak lo aja yang maju?" Ujarnya.

"Kalau gue yang maju, nanti dijailin lagi sama Kak Jerry. Males gue ribut sama dia." Jawab Chandra.

"Gue aja yang ambil kalau gitu." Gentala menyela percekcokan antara Chandra dan Anggana.

"Daritadi, kek!" Ujar Chandra.

"Udah bagus gue mau!" Balas Gentala.

Jadi, ceritanya mereka itu satu kelompok. Gak kebetulan, emang sistemnya bebas mau satu kelompok sama siapa aja. Gak tau antara supaya nyaman atau karena males bagi aja itu panitia.

Mau gak mau, Gentala yang udah capek banget karena mapah Arkata plus bawain barang bawaannya sejak dari bawah bukit berdiri lagi buat ambil tenda sama perlengkapan mereka yang lain.

"Kelompok 7, lo?" Tanya seorang panitia yang memberikan perlengkapan itu kepada Gentala.

"Iya, Kak." Jawab Gentala.

"Satu kelompok sama Febrian?"

Dahi Gentala mengkerut mendengar nama yang disebutkan panitia itu.

"Chandra? Febrian Chandra Hendarta?" Tanya Gentala memastikan.

"Ck, iya." Ujar panitia itu tampak kesal. "Lo—"

Ucapan panitia itu terhenti saat salah seorang temannya berbisik kepadanya.

Pemandangan itu tak luput dari pandangan Chandra. Chandra tahu betul apa yang akan Bryan—anak buah Jerry—lakukan, dan apa yang salah seorang temannya itu bisikkan kepadanya.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang