49- Kucing

471 64 2
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Di sebuah pagi, seorang pemuda belia dengan hoodie kuning cerah keluar dari rumahnya dengan membawa seekor kucing persia berwarna putih salju. Diusap-usapnya bulu kucing bertubuh gemuk itu, sambil dicium sesekali. Satria tertawa saat melihat kucing itu tampak nyaman di pangkuannya.

“Maaf, ya, kamu harus aku bawa keluar, soalnya Abang alergi bulu kucing.” Ujar Satria, memberi kucing manis itu pengertian.

Setelah shalat subuh, ada seekor kucing yang mengekor pada Satria sejak dari halaman masjid sampai ia sampai ke rumah. Karena tidak tega, Satria pun membawa kucing itu masuk dan memberinya makan. Namun, tak lama kemudian Lino marah dan menyuruh Satria membuang kucing itu karena ia alergi bulu binatang.

“Duh, aku harus bawa kamu kemana, ya? Kalau ditinggal di jalan, kasian. Nanti diguk-guk guguk.” Satria menatap kucing di pangkuannya bimbang.

Kring! Kring!

Kring! Kring!

 Ketika menyusuri jalanan komplek rumahnya, Satria sedikit terperanjat ketika mendengar suara lonceng yang dibunyikan berkali-kali. Merasa penasaran, Satria pun akhirnya berbelok arah menuju salah satu gang tempat suara itu berasal.

“Loh, Lily?”

Sang empunya nama segera berbalik badan. Wajah Lily yang sejak tadi tampak sedih menjadi cerah seketika saat melihat kehadiran Satria.

“A-A!” Lily tiba-tiba menunjuk dirinya, membuat Satria merasa kebingungan.

“Aku? Aku kenapa?” Satria mengerjap pelan dan mundur satu langkah saat Lily tiba-tiba berlari menghampirinya.

“Kucing aku, itu kucing aku.” Jemari Lily bergerak, memberitahu jika kucing yang dipangku Satria adalah peliharaan miliknya.

“Oh, ini kucing kamu?” Satria bertanya dan Lily mengangguk sekarang.

“Maaf, aku gak tau, ini... ini...” Satria segera mengembalikan kucing tersebut kepada pemiliknya.

Lily terlihat sangat senang, dipeluknya kucing itu erat-erat. Satria menjadi tahu bahwa Lily sangat menyayangi kucing persia itu. lihat saja bagaimana reaksinya sekarang, Lily seolah menemukan harta paling berharganya yang sudah lama hilang.

“Jadi Lily cari kucing ini dari tadi?” Satria kembali bertanya, dan dijawab Lily dengan anggukan pelan.

“Subuh tadi, Mpus ini lagi nongkrong di teras mesjid, terus ikut aku pulang. Cuma, Abang alergi bulu kucing, jadinya di suruh keluar, tapi udah aku kasih makan, kok, sama salmon soalnya gak ada wishcas.” Jelas Satria sambil menggaruk tengkuknya dan tersenyum lebar.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang