07-Good Commander

766 133 15
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Maksud lo apa!"

"Gue gak suka liat lo berduaan sama Ayumi, apa kurang jelas?"

"Jaga mulut lo, ya! Gue cuma mau bantuin dia!"

"Halah! Alasan!"

Itulah penggalan pertengkaran antara Gentala dan Chandra tadi. Beruntung keduanya masih dapat menahan diri sehingga tidak terjadi perkelahian fisik. Namun, imbasnya, mereka kini terlibat perang dingin. Saling mendiami satu sama lain.

"Nafis, kenapa Chandra sama Gentala diem-dieman?" Satria berbisik pada Nafis.

Nafis menggeleng pelan.

"Gak tau, kayaknya lagi marahan." Ujar pemuda kelahiran Tapanuli Utara itu.

"Marahan kenapa?"

"Ya, mana Ana tau!" Tukas Nafis.

Satria mendengus kesal.."Males, ah, tanya-tanya sama Nafis. Jawabannya pasti gak tau terus."

"Antum pikir Ana admin lambe turah kerjaannya kepoin masalah pribadi orang?" Balas Nafis menohok.

"Lambe turah itu siapa? Emang beda sama lambe orang biasa?" Satria mengerjap bingung.

Nafis memejamkan matanya kesal. Pantesan Chandra bawaannya pengen marah terus deket-deket sama Satria. Nafis aja orang yang penyabar ini udah mau balikin tenda ada rasanya.

"Makan!"

Anggana terkejut saat seseorang tiba-tiba melempar sebuah kantung plastik ke pangkuannya.

"Bisa sopan, gak?" Anggana menatap orang itu—salah satu panitia—dengan tajam.

"Lah, ternyata bisa ngomong! Gue kira bisu." Ujar panitia itu sambil tertawa mengejek.

"Cuma empat, Kak?" Nafis membuka suara begitu melihat di dalam plastik itu hanya berisi empat bungkus nasi.

"Karena kalian kelompok terakhir, jadi nasinya kehabisan." Jelas panitia itu.

"Tapi 'kan kita satu kelompoknya berlima, Kak, terus gimana?" Satria ikut bertanya.

"Terpaksa salah satu di antara kalian gak makan." Panitia itu melirik Chandra dengan  sinis.

Chandra tidak tahu siapa namanya, yang Chandra tahu hanya dia adalah satu satu teman Jerryan. Tidak perlu berpikir dua kali,  Chandra tahu orang itu berbohong sang memang tidak memberikannya jatah makan siang.

Setelah panitia itu pergi, kebingungan pun melanda kelimanya. Mereka sama-sama tidak enak untuk mengambil nasi itu, alhasil kelimanya malah diam dan saling menatap satu sama lain.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang