♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!
******
"Mamah tuh selalu! Satria lagi! Satria lagi! Kapan sih Mamah ada waktu buat ngurusin Lino?!"
Satria terdiam ketika mendengar suara teriakan kakaknya dari lantai atas. Hati Satria terasa sakit sekali ketika dirinya terus menjadi sumber perdebatan antara ibu dan kakaknya. Terlebih, bukan satu kali, melainkan sudah sering terjadi.
"Kamu itu anak sulung Marcelino! Belajar menjadi dewasa dan coba mengerti keadaan adik-adik kamu!" Arum—sang ibu—balik membentak.
"Lino udah sabar bertahun-tahun Mama sibuk urusin anak bisu dan tuli itu! Sekarang Mama malah sibuk urusin Satria! Gara-gara dia idiot?"
"MARCELINO!"
"Emang bener kan Satria itu idiot? Kelakuannya kayak anak kecil! Masukin ke rumah sakit jiwa aja sana! Lino malu punya adik kayak mereka!"
Pegangan Satria pada pena di tangannya semakin erat. Satria tidak menyangka jika kakaknya sampai hati mengatakan hal seperti itu tentang dirinya dan juga Varen.
"Eh, jangan!" Satria segera mencegah Varen yang hendak mengambil alat bantu dengar miliknya.
Varen tampak terkejut dengan larangan dari Satria, pemuda 14 tahun itu menatap sang kakak bingung.
"Kenapa, Abang?" Jari Varen bergerak, bertanya.
"Emh..." Satria menggaruk tengkuknya merasa kebingungan menjelaskan hal ini kepada Varen.
Satria mengambil buku catatan yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Varen—mengingat Satria belum terlalu menguasai bahasa isyarat—kemudian menulis sesuatu di sana.
"Gak papa. Ayen fokus aja kerjain soalnya, nanti kalau udah selesai Abang traktir eskrim!"
Membaca tulisan sang kakak, Varen lantas mengangguk semangat. Remaja yang duduk di bangku kelas dua SMP itu kembali fokus pada buku catatannya dan mengerjakan semua pekerjaan rumahnya dengan sungguh-sungguh.
Satria yang melihatnya tersenyum tipis. Ada rasa bersalah dalam hati Satria karena tidak bersikap jujur pada adiknya. Namun, Satria merasa jika memang lebih baik Varen tidak mendengar perdebatan antara Lino dengan ibu mereka. Satria takut Varen akan merasa sedih nantinya.
Ting!
Suara dering notifikasi dari ponsel miliknya membuat lamunan Satria menjadi buyar. Satria pun meraih ponsel miliknya yang ada di sofa ruang tamu itu, kemudian mengecek pesan yang masuk.
Yeniçeri (6)
Nafis:
Mohon maaf akhi-akhi fillah, Ana gak bisa
datang tepat waktu, mau ikut jemput
pintu surga Ana ke rumah sakit 🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
CULTURE SHOCK!!
FanfictionKisah 5 orang santri yang tiba-tiba masuk sekolah umum. Ikuti keseruan Chandra, Gentala, Nafis, Anggana, dan Satria dalam mengarungi masa muda mereka yang penuh godaan. Doain, ya, semoga mereka bisa tetap Istiqomah. **** Publish : 3 April, 2023 C...