♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!
******
Erlangga menunggu teman-temannya yang sedang shalat di pekarangan masjid. Mungkin, ini kali pertama Erlangga menapakkan kaki ke rumah ibadah, bahkan tempat ibadahnya sendiri pun Erlangga tidak ingat kapan ia kunjungi.
Melihat orang-orang yang berlalu-lalang di sini, rasanya nyaman sekali. Semua dari mereka saling melempar senyum, ada pula yang bersalaman.
"Masyaallah, gak nyangka gue kalau ada masjid sebagus ini. Baru Istiqlal, belum Masjidil Haram."
Suara Chandra membuat Erlangga menoleh ke arah pintu masjid. Erlangga segera berdiri dan menyambut teman-temannya yang baru keluar.
"Rasulullah kalau hidup jaman sekarang pasti bahagia banget liat umatnya yang dulu tertindas di Makkah sekarang udah bisa bangun masjid-masjid seluas dan semegah ini." Nafis turut menimpali.
"Enggak, gue rasa Rasulullah bakal sedih." Gentala malah tersenyum kecut.
"Kok? Kan bagus masjid-masjid besar kayak gini, bukti kalau Umat Islam udah makmur." Balas Nafis.
"Tapi masjidnya masih jauh dari kata makmur. Lo liat aja tadi, mesjid segede gini isinya cuma beberapa orang doang. Sedangkan pas perjalanan ke sini gue liat banyak cafe yang penuh sama anak-anak muda." Balas Gentala.
"Gentala gak boleh suudzon, mungkin aja mereka abis atau mau ke masjid juga kayak kita." Satria menimpali.
"Yaiya, tapi kemungkinannya berapa persen? Gak lebih dari 10% menurut gue." Ujar Chandra.
"Iya juga, sih, apalagi di antara tanda-tanda kiamat itu kan dimana bangunan-bangunan mesjid semakin luas dan megah, tapi makin kosong juga, gak ada yang makmurin." Nafis turut menyahut.
"Kalau dipikir-pikir sayang banget, gak sih? Dimana banyak di belahan bumi yang lain, kayak orang-orang di Bumi Syam yang sampai hari ini mereka harus meregang nyawa hanya sekedar untuk bisa menunaikan ibadah, ini kita di negara yang aman-aman aja ibadahnya malah malas-malasan." Sambung Gentala.
"Wajar lah kalau Rasulullah bilang, di akhir zaman nanti ketika terjadi huru-hara iman itu adanya di Syam." Chandra tersenyum tipis.
Mereka semua terdiam mendengar hal itu. Emang kalau udah bahas soal kiamat tuh ngeri-ngeri gimana gitu. Satu sisi serem, tapi di sisi yang lain, ya—mau gimana lagi? Orang pasti kejadian, kan?
"Eh! Erlangga!!"
Seruan Satria membuat teman-temannya yang lain sadar akan kehadiran Erlangga yang memang sedari tadi menyimak obrolan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CULTURE SHOCK!!
FanfictionKisah 5 orang santri yang tiba-tiba masuk sekolah umum. Ikuti keseruan Chandra, Gentala, Nafis, Anggana, dan Satria dalam mengarungi masa muda mereka yang penuh godaan. Doain, ya, semoga mereka bisa tetap Istiqomah. **** Publish : 3 April, 2023 C...