38- Buku dan Jatuh

515 79 2
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

Hari baru semangat baru, itulah yang Chandra gumamkan sewaktu ia menaiki tangga sekolah. Chandra berangkat agak pagi hari ini, mengingat Restu dan Riani tidak ada di rumah karena mengikuti study tour. Chandra malas hanya berdua dengan Radja, bisa-bisa mereka malah bertengkar.

Brugh!!

"Aduh!"

Chandra segera menoleh begitu mendengar suara benda terjatuh disusul suara seseorang yang mengaduh. Chandra terkejut ketika melihat seorang gadis yang terjatuh di bawah sana.

"Ayumi!" Chandra bergegas menuruni tangga dan menghampiri Ayumi yang jatuh dengan posisi duduk dengan buku-buku yang berserakan.

"Lo gak papa?" Chandra menatap Ayumi dengan khawatir sembari membantu gadis itu mengambilkan buku-buku yang dibawanya.

"G-gak papa." Jawab Ayumi dengan suara pelan.

"Buku sebanyak ini ngapain dibawa sendiri? Minta bantuan orang lain 'kan bisa." Ucap Chandra terlihat agak sedikit kesal.

Beruntung Ayumi terjatuh sebelum menaiki anak tangga, jika gadis itu jatuh di tengah anak tangga sana entah apa yang akan terjadi.

Dimarahi seperti itu, Ayumi hanya diam dan tidak menanggapi pernyataan Chandra sama sekali. Ayumi langsung berdiri seusai mengambil buku-buku paket yang berserakan di lantai.

"Buku paketnya—" Ayumi meminta buku yang ada di pangkuan Chandra, namun Chandra menolak memberikannya.

"Biar gue yang bawa." Ujar Chandra.

Ayumi menatap Chandra sekilas, kemudian menggeleng pelan.

"Gak usah, gue bisa sendiri, makasih bantuannya." Ayumi menolak halus.

"Bisa apa? Bisa jatuh lagi maksudnya? Gak usah ngeyel, biar gue yang bawa." Tegas Chandra yang berjalan menaiki tangga menuju kelas IPS-5.

Ayumi hanya menghela berat. Chandra itu tipikal orang yang keras kepala —ya, setidaknya yang Ayumi lihat seperti itu— tidak ada gunanya berdebat. Berargumen dengan Chandra hanya akan memperpanjang masalah. Jadi, mau tidak mau Ayumi mengikuti pemuda di depannya.

Ayumi merasakan perbedaan besar dari Chandra hari ini. Setahu Ayumi, Chandra adalah seorang yang ceria. Namun, hari ini ia tampak lebih murung. Chandra tidak banyak senyum seperti biasanya. Pemuda itu juga tampak lebih pendiam.

"Lo ada masalah apa?"

"Eoh?" Ayumi mendongak menatap punggung Chandra yang barusan bertanya tanpa berbalik badan. Ayumi merasa kebingungan. Bukankah seharusnya Ayumi yang bertanya seperti itu?

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang