23- Presentasi Bahasa Inggris

533 91 1
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





******

Chandra menuruni tangga rumah mengiringi Radja yang berjalan di depannya. Radja terlihat tengah asik bertukar pesan dengan seseorang sampai tidak memerhatikan langkahnya sendiri. Kalau kepeleset gak akan Chandra tolongin serius.

"Jalan cepetan kek lu! Kayak Miss Universe aja!" Misuh Chandra karena Radja yang berjalan terlampau lambat.

"Yaudah duluan sana! Punya badan segede teronton, lo?" Sungut Radja balik.

"Tangganya yang sempit, ah! Minggir!" Chandra akhirnya menubruk pelan bahu sang kakak dan berjalan lebih dahulu menuruni tangga.

Radja mendengus kesal karenanya. Adiknya satu itu memang tidak tahu sopan santun. Radja mengikuti langkah Chandra untuk berjalan ke ruang makan. Di sana, juga ada Restu dan Riani yang sedang menyantap sarapan pagi mereka.

"Kak, Papah dimana?" Tanya Restu pada Chandra.

"Ngurusin kerjaannya lah, kemana lagi." Jawab Radja yang duduk tepat di samping Riani.

"Gak usah ngajarin adik gue jadi anak durhaka!" Chandra menukas jawaban Kakaknya.

"Emang bener, si Jhonatana mana pernah peduli sama anaknya. Sok-sokan ngurus rakyat, keluarga sendiri ditelantarin." Jawab Radja kembali.

"Kak, udah si! Jangan ngomong yang aneh-aneh tentang Papah!" Sentak Chandra.

Chandra mungkin sepakat dengan Radja, tapi ia tetap tidak setuju dengan cara Radja menjelekkan ayah mereka terlebih di depan adik-adiknya.

"Lo baru di sini! Gak tau apa-apa!" Radja balik membentak.

Tangan Chandra sudah terkepal, ingin rasanya ia membalik argumen sang kakak. Namun, melihat raut wajah Restu dan Riani yang tampak tidak nyaman, Chandra berusaha menahan diri.

"Gue berangkat." Restu dengan sedikit membanting sendok dan garpunya lalu pergi dari sana.

"R-Riri juga." Ucap Riani, lalu mengikuti langkah Restu.

Chandra melihat kepergian kedua adiknya dengan rasa bersalah. Seharusnya, Chandra bisa menahan diri untuk tidak balik mendebat Radja tadi.

Seharusnya, Chandra tidak menambah buruk kondisi psikis Restu dan Riani jika bertengkar dengan Radja. Cukup ayah dan ibunya saja yang selalu bertengkar di depan mereka.

"Kak, bisa gak lo belajar sedikit dewasa? Berhenti bersikap kayak bocah." Pinta Chandra, merasa jengah dengan perilaku kakak sulungnya.

Namun, alih-alih menanggapi pernyataan Chandra, Radja malah meraih ponselnya lalu menghubungi Vana di seberang sana.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang