47- Gak peduli

467 71 0
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

Maudy mengabsen deretan buku di depannya dengan ujung jemari, seolah melihat judul buku itu satu-persatu. Padahal , sebenarnya Maudy sama sekali tidak berniat untuk membaca satu pun dari buku-buku itu. Maudy hanya tidak tahu dimana ia harus menghabiskan jam kosong kelasnya. Perpustakaan adalah satu-satunya tempat yang Jerryan tidak akan menyangka Maudy ada di sana.

Maudy hanya ingin menghindari Jerryan. Meski tak akan lama, karena pada akhirnya ia akan tetap terperangkap dan kembali pada pria itu.

"Jangan coba-coba pergi, atau lo tahu akibatnya."

"Lo mau semua orang tahu gimana busuknya lo, Maudy? Bisa stress orang lo nanti."

Suara Jerryan teringat kembali oleh Seakan membelenggu, mengingatkan jika ia selamanya tidak akan lepas dari sosok Jerryan-seorang yang paling Maudy sesali telah mengenalnya.

"Jangan telat masuk kelas."

Maudy menahan senyumnya saat mendengar suara seseorang yang tak asing itu. Namun, melirik pada asal suara, senyum Maudy seketika luntur tatkala ekspektasinya tak sesuai dengan realita.

Chandra yang awalnya Maudy kira berbicara padanya, ternyata berbicara pada seorang gadis yang duduk di kursi perpustakaan.

"Lo kalau baca komik suka gak sadar waktu, mau dihukum kayak kemarin?" Chandra melanjut seraya duduk di depan gadis itu.

"Nggak, ini pakai alarm." Ayumi mengangkat ponsel miliknya.

"Iya, deh, percaya." Chandra tertawa kecil.

Pemandangan itu tertangkap jelas oleh Maudy yang melihat interaksi manis manis dari balik lemari buku. Melihat lembutnya sikap Chandra pada Ayumi, bohong jika Maudy tak sakit hati.

Maudy tahu, terlalu tidak tahu diri mengharapkan Chandra bersamanya. Ibarat emas yang dipaksa bersanding dengan besi berkarat. Namun, tidak bolehkah Maudy sedikit bermimpi? Tentang bagaimana baik hidupnya jika ia dan Chandra bisa berjalan beriringan.

Seorang yang dewasa, tegas, namun juga lembut di saat bersamaan. Seorang yang memiliki pandangan unik dan khas dalam memandang satu persoalan. Seorang yang memperhatikan orang-orang di sekitarnya bahkan lebih baik daripada ia memperhatikan dirinya sendiri.

Seakan sempurna rasanya jika Maudy memiliki orang seperti Chandra untuk berjalan di sampingnya. Seakan menyusuri hidupnya yang kelam dengan cahaya.

"Mau kemana?" Chandra bertanya pada Ayumi, membuat Maudy terpaksa keluar dari dunia khayalnya dan melihat kembali pada kenyataan.

"Sebentar lagi masuk, mau ambil buku paket." Jelas Ayumi.

"Emang lo seksi perpustakaan?"

Ayumi malah terdiam.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang