31- Ketua Kelas

493 87 3
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


******

Chandra berangkat ke sekolah dengan wajah lesu. Bahu yang biasa tegap itu kini merosot turun. Pun, almamater yang biasa terpasang rapih pun hanya digenggamnya di tangan. Wajah Chandra juga terlihat lebih pucat dari biasanya, hal itu sontak mengundang tanya dari teman-teman sekelasnya.

"Astaghfirullah, Chandra kenapa? Chandra sakit?" Satria langsung menghampiri Chandra guna menanyakan kabar dari temannya itu.

"Nggak, lagi capek aja." Jawab Chandra singkat.

Chandra duduk di kursinya, kemudian menempelkan pipi kanannya di atas meja. Chandra memejamkan mata tak lama setelahnya. Helaan napas berat pun keluar dari mulut pemuda belia itu, menggambarkan rasa lelah yang sangat.

"Si Chandra kenapa? Roman-romannya capek bener, antum berdua tau kagak?" Nafis berbisik pada Anggana dan Erlangga yang ada di dekatnya.

"Abis begadang kali." Jawab Erlangga asal.

"Hm... Bisa jadi..." Nafis mengangguk-angguk paham. "Kalau menurut antum, Ga?"

"Sama." Anggana menjawab singkat tanpa mengalihkan pandangan dari tablet di tangannya.

"Hah! Antum kebiasaan, yang ngajak ngobrol siapa yang diliat siapa. Inget, Rasulullah selalu menghadap orang yang lagi bicara sama Beliau. Gak Sunnah banget hidup antum." Nafis mencibir.

Anggana menghela berat. Akhirnya, Anggana menyimpan tablet miliknya dan menatap Nafis.

"Sama." Anggana mengulangi jawabannya.

Sementara itu, Gentala yang mengetahui kondisi Chandra yang sebenarnya pun hanya diam. Gentala merasa tidak punya hak untuk menceritakan semua yang Chandra ceritakan semalam kepada siapapun. Gentala takut Chandra tidak berkenan mengingat hal itu adalah masalah pribadinya.

"Vin, mau kemana?" Tanya Chandra saat melihat Alvino yang hendak keluar kelas.

"Kantin, beli sarapan." Jawab Alvino.

"Barengan ama gue, ayo! Laper!" Sahut Nafis yang datang dari belakang menghampiri Alvino.

"Titip roti sama susu kotak." Pesan Chandra sambil memberikan selembar uang 20.000 kepada Nafis.

"Okey dokey!" Nafis mengambil uang yang Chandra berikan, lalu merangkul bahu Alvino. "Nyok, Vin!"

Namun, langkah Nafis dan Alvino terhenti tatkala melihat Cindy yang masuk ke dalam kelas dengan tergopoh-gopoh. Napas gadis mungil itu tampak itu tersengal-sengal.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang