56- Antara Awal dan Akhir [END]

1.2K 97 14
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

Chandra menatap langit yang kini menjadi atapnya bernaung, penuh awan gelap. Tidak ada matahari terlihat. Tampak sang surya ingin bersembunyi, hanya menyisakan beberapa semburat cahaya. Sekedar membiarkan manusia tahu jika siang kini masih menyapa mereka.

“Makasih, dan... maaf.”

“Maaf karena gak pernah dengerin kata-kata lo.”

Konversasi itu masih teringat dalam benak Chandra sedemikian lekatnya. Seakan tidak mau beranjak, hingga menimbulkan rasa sesak tatkala Chandra mengingatnya meski sudah hampir dua tahun berlalu.

Chandra tidak menyangka akhirnya ia akan ada di fase ini. Fase menerima dan mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya yang tidak hanya penuh liku, melainkan juga luka. Rasa sakit itu masih ada, tentu saja, namun tidak lagi menjadi penghambat bagi Chandra untuk menata kembali kehidupannya yang sempat luluh lantak.

“Di sini ternyata, gue kira bolos.” Gentala datang menghampiri Chandra, membuat sang empu tersadar dari lamunannya.

“Jamkos ini, kata gurunya boleh keluar kelas asal gak bikin onar.” Jawab Chandra terkesan acuh.

“Nanti jadi?” Gentala ikut bersandar pada pagar pembatas atap sekolah persis seperti yang Chandra lakukan .

Atas pertanyaan Gentala tadi, Chandra mengangguk pelan.

“Jadi.” Jawab Chandra.

Sepulang sekolah nanti, semua murid kelas 12 IPS 1 berencana untuk mengunjungi teman mereka Maudy Alexandria Joodi—seorang remaja yang meregang nyawa akibat peristiwa tragis dua tahun lalu. Kendati teman-temannya biasa berziarah satu tahun sekali, Chandra selalu lebih dari itu.

Jerryan?

Ah, Chandra tidak ingin mendengar nama itu lagi. Hal terakhir yang Chandra ketahui tentang Jerryan adalah ia yang divonis penjara hanya beberapa bulan dan dibebaskan dengan alasan kesehatan. Namun, Chandra tahu pasti jika uang dan kekuasaan lah penyebab yang sesungguhnya.

Sudahlah, Chandra malas untuk mengingatnya. Setidaknya, hal itu cukup membuat Chandra betapa kotor dan murahnya hukum di negeri ini hingga manusia-manusia menjijikan itu berani menghargai nyawa seseorang dengan beberapa lembar uang dan sedikit kekuasaan.

“Titipan dari Pak Bobby.” Gentala memberikan sebuah amplop berwarna putih kepada Chandra.

Seolah sudah tahu apa isi amplop tersebut, Chandra menerimanya dengan acuh. Chandra membuka amplop yang Gentala berikan sebagai formalitas, kemudian menghela berat tatkala dugaannya tentang isi selembar surat yang ada di sana adalah benar.

CULTURE SHOCK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang