Bab 21b

125 15 2
                                    

Hello Sexy Readers,

Maaf banget nggek sempat posting. Ada keriwehan di real life. Elena-Randu-Katya balik lagi. Enjoy. Vote dan komen yang banyak.


***

"Ya, Darling?" Katya mengangkat telepon dari Elena pada hari ketujuh Eugene ditahan. Katya bersama teman-teman barunya membahas project baru di sebuah kafe. Pemilik kafe adalah juri dari acara masak di televisi. Makanya, harga hidangan cukup menguras dompet. Sebanding dengan rasa masakannya.

"Eh, lo inget Chef Armando nggak?" celetuk Sara, seorang model yang wajahnya mirip artis Korea.

"Yang kita ketemu pas gala dinner Le Charmen Boutique ya?" timpal Mia, seorang mahasiswi dan selebgram.

"He-eh, yang itu. Aslinya nggak segalak di TV loh. Malah manis banget. Dia ngajak gue ke Singapore naik private jet."

"Apa, El? Gue nggak dengar," teriak Katya berusaha mengalahkan kebisingan teman-temannya.

"Siapa sih? Revan ya?" tanya Louisa kepo.

"Bentar ya, Bitches, gue terima telepon dari orang penting dulu." Katya bangktit dari duduk nyamannya di sofa.

"Siapa sih orang penting? Jangan-jangan anak presiden itu ya? Gue liat komentar dia di video lo, Cin," goda Sara.

"Oh, ini lebih penting daripada anak Presiden. Anaknya Dewa Zeus." Katya menyingkir dari sana.

"Lagi sibuk ya?" Elena bertanya tak enak hati.

"Biasa lah, hang out sambil kerja, have fun sambil cari duit. Gue kan nggak bisa kerja serius kayak si Micin." Katya terbahak sendiri.

"Oh."

"Gue diundang ke birthday party Sophia Mellar nih nanti malam. Lo nggak mau ikut? Banyak cogan loh di sana. Ya, itung-itung cuci mata. Gue kalau habis ketemu yang seger-seger gitu langsung lupa patah hati." Menyadari Elena tak menyambut ajakannya, Katya bertanya, "Lo kenapa? Randu ganggu lo lagi? Nungguin di depan pagar?"

"Gue butuh pengacara."

"Wow, wow, wow.... Tenang, Cinta. Nggak semua masalah harus dibawa ke meja hijau. Gue pernah nemenin Mikaila ke sidang cerainya. Dan itu asli, nyeremin abis." Mikaila adalah teman Katya juga di dunia gemerlap. Tawaran bermain sinetronnya banyak. Sekarang para pengusaha berlomba mendekati pasca Mikaila resmi menjanda. Kalau dilihat lebih jelas, Elena jauh lebih cantik. Sayang sahabat Katya yang satu itu perlu lebih meningkatkan kepercayaan diri.

"Gue serius, Kit-Kat."

"Ya tapi kenapa? Lo mau laporin Randu ke polisi karena sudah mengambil 'itu' lo," sekarang Katya berbisik. Jangan sampai menyebut kata 'keperawanan'. Elena yang sensitif bisa langsung memutus sambungan telepon.

"Papa gue, Kat," Elena menghela napas. Dia tidak mau menangis lagi.

Katya langsung waspada. "Kenapa Om Eugene?"

"Papa ditangkap polisi dengan tuduhan jadi pengedar narkoba."

"No way. Becanda lo nggak lucu, El!" teriak Katya.

"Gue butuh pengacara."

"Gue tahu banyak pengacara. Tapi, terus terang gue nggak punya banyak uang buat bayar pengacara-pengacara glamor. Pengacara merakyat yang gue kenal ya hanya Mas Fadli dan Bang Randu. Turunin lah gengsi lo sedikit. Gue yakin mereka mau kok bantuin lo."

Elena terdiam di tengah kebimbangan. Sakit hatinya belum sembuh benar.

"Om Eugene sekarang di mana? Gue jenguk, ya," ucap Katya.

"Jangan, Kit-Kat. Lo kerja aja dulu. Makasih banyak udah mau bantuin gue. Maaf gue selalu merepotkan lo."

"Elah, El. Lo ngomong begitu kayak sama siapa deh. Atau lo mau gue jemput nanti malam? Sofia Mellar penasaran sama Evita dan Caprio. Sekalian kita bahas masalah lo ini."

"Nggak usah, Kit-Kat. Sampaikan saja salam gue buat teman lo."

DEVILS INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang