Bab 23b

256 19 2
                                        

Perempuan dengan rambut basah setelah keramas katanya seksi. Bagi Fadli Katya yang habis keramas dengan rambut basah terbalut handuk jauh lebih seksi. Ditambah lagi jari-jari bermanikurnya seperti melayang di senar gitar saat memainkan chord Asturias, lagu yang terkenal tinggi tingkat kerumitannya, dalam nada E minor.

Baru sampai pertengahan lagu saja Fadli sudah bertepuk tangan. "Keren, Yang," katanya.

Begitu sampai di Curug Nangka dia langsung menyatakan perasaan pada Katya dan diterima. Indomie eh Katya seleraku deh pokoknya.

Ekor mata Katya melirik pacarnya namun tetap berkonsentrasi hingga seluruh lagunya selesai, hingga perempuan itu bisa berteriak, "YEAHHH!!!" Lalu tertawa. Lagu itu dijadikan ringtone pada smartphone-nya yang kini berdering.

"HP kamu tuh." Fadli memandang ponsel kekasihnya yang kini berdering.

"Hai, Darling.... Gue di rumahnya Micin nih. Baru jadian kita," ember Katya. "Iya makasih." Tawa renyah Katya terdengar. "Oh iya..., iya..., Gue tahu nomernya Haposan Prince Hutahaean. Dia cuma mau dibayar pakai uang atau lubang. Kalau lo nggak punya uang ya kasih lubang." Katya mengikik lagi. "Bener ya, jangan menyesal lo. Gue kasih nomernya," Katya mengakhiri percakapan dengan Elena.

Fadli mulai menyulut rokok. "Haposan yang pengacara artis itu? Kamu punya nomernya?"

"Punya dong, Mas. Nih aku mau kirim ke El. Om Eugene masuk bui. Aku udah saranin Mas Fadli atau Acin, eh Bang Randu yang jadi pengacaranya. Tapi dia menolak. Ya udah sih." Katya mengangkat bahu.

"Kalau menurutku jangan deh. Kasihanlah si El. Dia bayarannya udah nggak di angka ratusan juta tapi miliar. Kena perkara apa bokapnya El? Perusahaan?" Tebakan Fadli salah. Tet. Tot.

Handuk di kepala Katya jatuh karena kepalanya menggeleng. "Narkoba," bisiknya. "Shabu-shabu dua puluh kilo. Ancamannya hukuman mati," bisiknya ke dekat telinga Fadli hingga pria itu terganga.

"Barangnya punya siapa?" tanya Fadli tetap berusaha tenang.

"Nah itu dia aku kurang ngerti. Makanya. Aku kepingin nolong dia. Cuma si El ribet banget jadi orang. Sudah tahu keadaan gawat. Turunin kek gengsinya." Katya tak habis pikir dengan sobatnya.

"Aku telepon Randu dulu. Kasih tahu masalah ini." Segera Fadli memutar nomor sobatnya.

***


Agak pendek ya bab ini. Bab selanjutnya bakal lebih panjang kok. Vote dan komen yang banyak.

DEVILS INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang