10

492 49 1
                                    

Daniel segera berjalan dengan cepat untuk menghampiri dua sosok wanita yang ia kenal. Dengan segera duduk tepat diatas kepala Tisa dan Carla, lalu menyapa dengan senyum.

"Hi girls. Kalian ngapain disini?" Tanya Daniel menyapa Tisa dan Carla.

"Ngaduk semen." Jawab Tisa bangkit dari baringnya disusul Carla.

"Gue nanya serius." Kesal Daniel sambil mencubit pipi Tisa, membuat Carla tersenyum kecil.

"Lagi olahraga kecil aja kok, Niel." Ungkap Carla lalu berjalan meninggalkan Daniel dan Tisa.

"Eehh La..." Daniel yang berniat menyusul Carla, namun dengan cepat ditahan Tisa. "Apaan sih lo? Kangen sama gue? Iya? Bilang dong, jangan malu-malu. Gue seorang Daniel akan mengobati rasa rindumu." Ungkap Daniel membelai rambut Tisa.

"Dihh... Kepercayaan diri lo berlebihan. Buat gue pengen muntah." Ungkap Tisa melepaskan genggamannya ditangan Daniel.

"Iyyuu rambut lo keringatan nih." Daniel mengusap telapak tangannya di seragam Tisa.

"Iihh.. kok lo jorok banget sih?!" Kesal Tisa memukul bahu Daniel.

"Lo tuh yang jorok. Ehhh iyuuu." Daniel masih mengusap tangannya di seragam Tisa.

"Gue tabok lo ya!" Kesal Tisa mulai mengangkat kepalan tangannya.

"Terus lo kenapa nahan gue?" Tanya Daniel mulai mengingat tujuan Tisa yang menahannya.

"Lo tau nggak?" Tisa mendekati Daniel.

"Ya mana gue tau?" Dumel Daniel.

"Gue belum selesai bicara undur-undur." Kesal Tisa menjitak kepala Daniel.

"Aakhh.. ya udah apaan? Buru." Keluh Daniel menoel pipi Tisa.

"Tadi dikelas, Carla ribut sama Baron pacarnya Jesi. Lo tau kan?" Cepu Tisa.

"Hah? Lo seriusan?" Daniel tampak tak percaya.

"SA! AYO KEKELAS. LO BERDUA NGAPAIN DISITU? MOJOK?" Teriak Carla yang ternyata mulai jauh dari mereka.

"IYA, OTW...!" Ungkap Tisa sambil memberi kode pada Daniel untuk menyusul Carla.

"Lo seriusan? Ribut kaya gimana?" Tanya Daniel yang belum paham.

"Hampir sama dengan kasus Carla dan Kenzo waktu itu. Inget nggak?" Ungkap Tisa sambil mengingatkan Daniel tentang masa lalu.

"WOW?! Lo seriusan? Lo nggak ngibulin gue kan? Bilang aja lo ngarang cerita biar bisa ngobrol sama gue." Goda Daniel sambil menoel dagu Tisa.

"Dihhh... Nggak jelas banget sih hidup lo. Sana jauh-jauh dari gue. SPO2 gue turun gara-gara dekat sama lo, tau nggak!" Ungkap Tisa berjalan meninggalkan Daniel.

"SPO2 APAAN SA?!" Tanya Daniel tak paham, namun Tisa dengan segera meninggalkan Daniel dan melewati Carla begitu saja.

"La, SPO2 apaan sih? Si Tisa bilang SPO2  nya turun kalau dekat gue." Tanya Daniel sambil memperhatikan Tisa yang berjalan didepan mereka.

"Humm... Wait." Carla pun segera mengeluarkan ponselnya sembil berjalan berdampingan dengan Daniel. "Aahh... SPO2 itu kadar oksigen dalam darah, biasanya sampai sesak, Niel." Ungkap Carla tersenyum.

"Aah~ SA, LO MAU GUE KASIH NAFAS BUATAN NGGAK? BIAR LO NGGAK SESAK." Goda Daniel setengah berteriak, karena jarak Tisa didepannya tak jauh.

"GILA." Ungkap Tisa langsung berlari menaiki tangga.

"HAHAHAA..." Daniel dan Carla sontak tertawa lepas.

Carla pun berlari kecil menyusul Tisa, dengan tawa gelinya. Daniel pun tak kuasa menahan tawa gelinya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya sang guru yang mendapati Daniel tertawa geli sendiri.

"Pagi bu." Sapa Daniel dan langsung berlari meninggalkan sang guru.

Didalam kelas, Tisa sudah lebih dulu duduk dikursi. Dengan santai Carla berjalan mendekati sahabatnya itu, dan memberi tepukan dibahu Tisa.

"Gila tuh si Daniel." Bisik Tisa dengan kesal.

"Awas jatuh cinta." Ledek Carla membuat Tisa mencubit lengan Carla. "Aww." Keluh  Carla memberi tatapan menggoda.

Tisa pun hanya menggelengkan kepalanya, karena ia tahu bahwa 2 orang bersaudara sepupu itu orang-orang random.

Saat sedang menyiapkan buku diatas meja, dengan tiba-tiba bahu Carla ditepuk dari belakang bangkunya. Dengan malas Carla membalikkan tubuhnya, disusul oleh Tisa.

.
.
.
.
.
Bersambung....

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang