71

186 22 0
                                    

Jhon menatap kakaknya dengan penuh tanya, perasaannya kacau dan binggung. Carla berusaha untuk menenangkan perasaan Jhon, belaian tangan Carla dipunggungnya membuat Jhon mulai mengerti dan tenang.

"Kakak kenal Juan lebih dulu, sebelum Daniel dan Tisa. Juan dulu adalah remaja 15 tahun dan kakak bocah 8 tahun." Ungkap Carla perlahan.

"Bukannya kalian satu sekolah?" Tanya Jhon.

"Seminggu setelah papa dan mama cerai, Daniel pindah dari Aussie ke Indonesia. Dan kami satu sekolah, Tisa ada orang yang sudah lama kenal kakak bahkan dari TK. Cuma baru menyapa setelah ada Daniel." Jelas Carla sambil tersenyum tipis.

"Terus bagaimana bisa dia jadi papa kandung Lia?" Tanya Jhon to the point.

"Kakak hancur untuk pertama kalinya, karena dokter Yohan. Dia janji bakal kasih tau keberadaan kamu, asal kakak mau nurut sama dia. Termasuk kasih kesucian kakak, saat itu kakak merasa bodoh karena mau aja nurut cuma karena mau ketemu kamu. Benar, dia nggak bohong. Dia beneran ngabulin semua yang kakak mau, disaat kakak sedang mengalami insiden disekolah. Tapi sebelum insiden itu kakak pernah bilang ke Daniel, kalau dokter Yohan bakal kasih tau keberadaan kamu. Syukurnya Daniel nggak nanya kenapa bisa?" Ungkap Carla mengingat semua apa yang terjadi.

.
.
.
Memory...

(Saat kejadian Jessi dan Baron chap.16)

Carla Sedang bersenda gurau dengan Daniel, namun senyumnya padam melihat notif pesan di ponselnya. Disana jelas nama kontak "dr.Yohan" sedang mengirim pesan, dengan segera Carla membuka pesan itu.

"Desa xxxx, jl.xxx, No. xx. Disana kamu bisa ketemu dengan Jhon, sayang. Dan ingat, dua hari lagi aku tunggu kamu di hotel xxxx."

Melihat pesan itu Carla segera mengajak Daniel pergi, tanpa sepengetahuan tuan Wijaya.

.

.
.
Back...

"Kak, maafin aku." Ungkap Jhon mengenggam kedua tangan Carla.

"Kamu nggak perlu minta maaf, semua sudah berlalu." Ungkap Carla tersenyum tipis.

"Kamu tenang aja, Carla aman sama aku." Ungkap Juan menepuk bahu Jhon.

"Tapi lo sudah buat kakak gue..."

"Kakak sama Juan udah nikah diam-diam, saat dokter Yohan menghancurkan semuanya." Ungkap Carla membuat Jhon semakin binggung.

"Aku emang bajingan, tapi aku tau cara menghargai wanita." Ungkap Juan.

"Kamu tenang aja Jhon." Ungkap Carla dengan senyum khasnya.

Hari terus berganti, Jhon setiap pulang sekolah selalu mampir ke apartemen Carla. Secara diam-diam Juan mengajari Jhon bela diri, tak ada penolakan sekali pun.

"La, lo beneran nggak mau lanjutin sekolah? Ikut paket bisa? Schooling home, maybe?" Ungkap Tisa sembari membunyikan mainan Athalia.

"Homeschooling, Tisa." Kesal Daniel mencubit pipi Tisa.

"Iihh sakit undur-undur jamet." Ketus Tisa memegang pipinya.

"Nggak dulu deh, gue masih mau fokus ke Lia aja." Ungkap Carla yang sedang melipat baju-baju Athalia.

"Lo masih gamon ya sama Aska?" Tanya Daniel hati-hati.

Carla tak menjawab sedikit pun, wajahnya seketika menjadi sedih. Tisa yang menyadari hal itu, segera mencubit lengan Daniel.

"La?" Tisa mendekati Carla. "Lo ngak papakan?" Ungkap Tisa merangkul bahu Carla.

"Hm.. I'm okay." Ungkap Carla dengan senyum simpul, dan melanjut melipat baju-baju Athalia.

"La? Gue punya saran boleh nggak?" Tanya Daniel dengan hati-hati.

"Hm boleh." Carla menganggukan kepalanya.

"Hm, kenapa lo nggak ijinin Kevin untuk ngejenguk Lia. Lagi pula Lia kan juga keluarga kandung dari Kevin." Ungkap Daniel yang terus memperhatikan Carla.

"Niel, apa alasan buat gue harus ijinin Kevin ketemu Lia?" Tanya Carla yang langsung menatap dingin ke arah Daniel.

"Iya La, kan bisa jadi Kevin pengen ketemu sama Lia." Tambah Tisa.

"Kok lo berdua malah kesannya peduli banget sama Kevin? Apa ada yang lo berdua sembunyiin dari gue?" Tanya Carla dengan tatapan semakin dingin.

.
.
.
.
Bersambung...

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang