67

173 23 0
                                    

Kevin tersenyum mendengar ucapan Tisa.

"Hm, gue sama papa sudah sepakat. Setelah kelulusan nanti, gue bakal kuliah di Seoul." Ungkap Kevin.

"What? Lo seriusan?" Tanya Daniel .

"Cuma gue ragu." Ungkap Kevin tertunduk dan raut wajahnya berubah menjadi sedih.

"Ragu? Lo ragu kenapa?" Tanya Tisa penasaran, sambil mendongkrak dagu Kevin.

"Gue dengar dari om Hendra, kalau papa bakalan rujuk sama tante Stella. Kalau pun beneran mereka rujuk kembali, gue takut Jhon dan Carla nggak bisa terima gue." Ungkap Kevin mengenggam tangan Tisa.

"Lepasin." Ungkap Daniel memukul pelan tangan Kevin yang mengenggam tangan Tisa.

"Sorry, kebawa suasana." Kevin segera melepas genggamannya.

"Lo ganggu suasana tau nggak?" Kesal Tisa mencubit Daniel.

"Sakit Sa." Daniel mencubit pipi Tisa.

"By the way, kita bisa bujuk Carla sama Jhon kok." Ungkap Daniel sembari sibuk menenangkan Tisa yang sedari tadi mencubitnya.

"Iya yang bener banget, yang penting lo sabar akan proses." Ungkap Tisa yang begitu berantakan akibat Daniel mengacak rambutnya.

"Thanks banget." Ungkap Kevin membantu Tisa merapikan rambutnya.

Setelah 2 bulan berlalu Carla memilih untuk tinggal sendiri di sebuah apartemen. Dengan alasan tak ingin merepotkan siapapun, dan ingin memiliki waktu berdua dengan putrinya. Terkadang keluarga Carla sering mengunjunginya, bahkan dokter Yohan selalu mengunjunginya.

"Halo sayang, saatnya kamu ASI." Ungkap Carla langsung mengendong Athalia dari box bayi.

Baru ingin menyusui Athalia, terdengar pin pintu apartemen bertanda ada seseorang yang datang. Carla hanya menoleh sebentar lalu meraih kain lampin didekatnya, dan melanjutkan memberi ASI kepada Athalia.

"Baru pulang?" Tanya Carla pada orang yang baru masuk.

"Hm." Ungkap orang itu singkat lalu menyusun belanjaannya, dan pergi membersihkan dirinya.

Seakan terbiasa dengan hal itu, Carla tak ambil pusing dan tetap fokus kepada Athalia. Beberapa menit berlalu Athalia telah selesai disusui, dengan lembut Carla menepuk-nepuk belakang putrinya.

"Sayang." Ungkap seseorang memeluk Carla dan langsung duduk disamping Carla.

"Juan. Ntar dulu, Lia baru selesai ASI." Ungkap Carla melonggarkan pelukan Juan.

"Halo sayang, sini deh." Ungkap Juan yang langsung menggantikan Carla menepuk-nepuk pelan belakang Athalia.

"Darimana aja?" Tanya Carla yang langsung menatap Juan.

"Aku tadi habis ngikuti Daniel, dan dia hari ini ketemuan dengan Tisa. Dan juga bonusnya adalah Kevin." Ungkap Juan yang tetap fokus dengan Athalia.

"Kevin?" Carla tampak terkejut dan binggung.

"Yups, seperti yang gue bilang. Daniel dan Tisa sekarang akrab banget sama Kevin. Nggak percaya? Nih lihat sendiri." Ungkap Juan memberikan ponselnya.

Tanpa basa-basi, Carla segera mengambil ponsel Juan dan mengecek isi ponselnya. Dan jelas itu adalah sepupu dan sahabatnya, sedang bersama saudara tirinya. Bahkan Carla mendengar jelas pembicaraan mereka, hingga Carla merasa geram. Mengetahui Carla sedang dibakar api emosi, dengan segera Juan memeluk Carla.

"Mereka? Wow." Carla tak bisa berkata-kata.

"Kamu pasti punya ide lain lagi?" Ungkap Juan dengan tetap fokus pada Athalia.

"Masih gue pikir." Ketus Carla.

"Oh iya, kemarin aku fotoin dokter Yohan ke toko perhiasan. Dia beli cincin sepasang, kata penjaga tokonya sih cincin pernikahan." Ungkap Juan yang langsung membaringkan Athalia kedalam box bayi.

"Cincin pernikahan?" Tanya Carla tak yakin dengan apa yang ia dengar.

"Yups." Juan langsung menarik Carla dan memojokkan Carla kedinding. "Apa rencana kamu sih? Sampai dokter Yohan mau nikahin kamu? Terus kita?" Tanya Juan dengan tatapan tajam.

"Juan, Juan. Lo kenapa tiba-tiba khawatir sih?" Tanya Carla membelai wajah Juan perlahan. "Hei, kita udah nikah kan? Bahkan saat gue belum hamil Lia, terus kamu ragunya dimana? Kita ya suami istrilah." Ungkap Carla sembari mengalungkan tangannya dileher Juan dengan mesra.
.
.
.
.
Bersambung...

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang