Carla langsung meraih ponselnya, setelah mengetahui notif ponselnya bunyi. Senyumnya seketika merekah dengan angkuhnya, tak lama setelah semuanya buyar akan kedatangan Jhon.
"Kak." Sapa Jhon dengan wajah tegang.
"Kamu kenapa Jhon?" Tanya Carla langsung menghilangkan wajah angkuhnya.
Tanpa kata Jhon langsung berlari dalam pelukan kakaknya, dan tanggisnya pecah begitu saja.
"Jhon. What happened?" Tanya Carla dengan wajah panik.
Tak ada jawaban dari Jhon, Daniel datang dengan wajah tak kalah tegangnya.
"La." Sapa Daniel segera memeluk Jhon dan Carla.
"Wait. Ini ada apa sih?" Tanya Carla binggung.
Tanpa kata Daniel memperlihatkan ponselnya, dan itu adalah berita jatuhnya pesawat Jet pribadi tuan Hinata. Seketika itu kaki Carla menjadi lemas, hingga jatuh terduduk. Airmatanya perlahan mengalir dalam hening, Daniel dan Jhon segera memeluk Carla.
Kini situasi duka begitu meninggalkan kesedihan mendalam, pemakaman tuan Hinata baru saja selesai keluarga lakukan. Sejak berita tentang tuan Hinata, tak banyak kata terungkap diantara keluarga Hinata Wanuwangsa. Nyonya Linda tetap setia disamping suaminya, Daniel juga tak lepas mendampingi orangtuanya. Nyonya Stella dan Jhon saling menguatkan, dan menemani Carla yang baru saja lahiran. Tak ketinggalan Tisa yang selalu menemani Carla, dan memenuhi kebutuhan Carla.
Disisi lain duka yang dirasakan tuan Wijaya begitu bertubi-tubi, ia terdiam memandangi jendela diruang kerjanya. Airmatanya jatuh begitu saja mengingat Ayah, Istri dan anaknya yang meninggalkannya dalam waktu yang singkat. Kevin juga merasakan perihnya ditinggal oleh sosok wanita yang begitu berharga dan saudara yang selalu bersamanya.
Waktu terus berjalan, setelah 2 bulan berlalu begitu saja. Carla kini tak melanjutkan sekolahnya, dan memilih untuk menjadi sosok ibu bagi Athalia. Carla merawat putrinya ditemani oleh ibu, adik dan dokter Yohan. Daniel dan Tisa selalu mengunjungi Carla disaat mereka sengang.
Tuan Wijaya dan Kevin tetap melanjutkan hidup mereka, terasa canggung diantara mereka. Tapi tuan Wijaya tetap berusaha untuk menghangatkan diantara keduanya, nyonya Linda dan tuan Hendra juga sering mengunjungi mereka.
Hubungan Kevin dengan Carla pun seketika hilang begitu saja, Daniel dan Tisa pun diam-diam mengakrabkan diri dengan Kevin tanpa sepengetahuan Carla. Bahkan keduanya sering menemani Kevin untuk mengunjungi makan Aska dan nyonya Henna. Hal itu perlahan membuat Kevin tak merasa sepi, dan merasa ia telah diterima dan berusaha melupakan masa lalu itu. Tak tetap menghukum dirinya sebagai poin utama Aska dan ibunya meninggal.
"Niel, gue rasa semua ide Carla sudah game over." Ungkap Tisa sambil mengaduk jus didepannya.
"Yups, Kevin dan om Wijaya benar-benar menghukum diri mereka sendiri. Dan Carla kini tak banyak bicara soal om Wijaya dan Kevin." Ungkap Daniel sembari menikmati cemilan didepannya.
"Apa perlu kita kasih tau ke Carla, kalau Kevin bareng kita?" Tanya Tisa tampak ragu.
"Menurut gue, nanti aja sampai ujian kelulusan kita selesai." Saran Daniel dengan mantap.
"Itu artinya 3 bulan lagi dong? Kenapa harus nunggu lagi?" Tanya Tisa.
"Gue takut terjadi sesuatu, yang buat kita nggak fokus untuk ujian nanti." Ungkap Daniel sambil melambaikan tangannya kearah seseorang.
"Ok gue setuju." Ungkap Tisa yang langsung menoleh kearah lambaian Daniel.
Tampak Kevin dengan senyumnya, baru saja memasuk sebuah cafe. Dengan langkah ringan, Kevin segera menghampiri Daniel dan Tisa.
"Udah lama?" Tanya Kevin.
"Ya setidaknya jus gue udah nyaris habis." Ketus Tisa dengan wajah jutek.
"Maafin gue Tisa, ntar gue traktir deh." Ungkap Kevin menepuk bahu Tisa.
"Lo lama banget?" Sela Daniel.
"Iya, tadi gue keasikan ngobrol sama papa." Ungkap Kevin tersenyum.
"Biasanya nih ya, kalau udah keasikan pembahasannya penting banget nih." Ungkap Tisa menyeruputi jusnya.
.
.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother || TREASURE✅
FanfictionNamanya Carla Aglisa, gadis remaja yang penuh misteri. Mau tau gimana ya, perasaan seorang gadis bernama Carla diumur ke 17 th nya dia mendapati seorang saudara baru yang seumuran dengannya? . . Apakah dia siap menerimanya atau tidak? Apakah dia bi...