Tisa terus berteriak, hingga akhirnya seorang polisi yang sedang berpatroli membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Tisa tampak gelisah, sambil menunggu dokter dan perawat melakukan tindakan.
"Excuse me, you can speak in Korean?" Tanya seorang berseragam dengan jas dokter.
"No. I'm from Indoniesian. I'm, I'm... Oh, Wait." Tisa segera mengeluarkan ponselnya, lalu mengetik sesuatu dan itu adalah aplikasi bantu translate bahasa.
"Saya datang berlibur kesini." Tulis Tisa dan segera memperlihatkan kepada dokter tadi.
"Apa, anda mengenali remaja pria itu?" Sang dokter membalas terjemahan Tisa melalui ponsel milik Tisa.
"Iya, dia adik dari sahabatku. Jadi aku mengenalnya." Tulis Tisa.
"Ok. Bisa hubungi walinya, karena saat ini kondisinya kritis." Tulis sang dokter.
Melihat terjemahan didalam ponselnya, Tisa terdiam sejenak. Pikirannya kacau entah apa yang harus ia lakukan diusianya yang baru 15 tahun saat itu. Dimana ia harus menarik keputusan dengan cepat.
"Saya akan mencoba menghubungi walinya. Tapi tolong selamatkan dia dulu." Tulis Tisa, melihat itu sang dokter hanya menganggukan kepalanya lalu pergi.
Tisa langsung berjalan keluar IGD rumah sakit itu, Tisa melangkahkan kakinya namun ia binggung harus kemana.
"Gue gimana nih? Gue hubungin Carla nggak ya? Haduh. Hubungin om Wijaya aja kali ya? Tapi Carla bilang om Wijaya nggak tau soal Jhon. Duh, gimana dong?" Tisa begitu gelisah memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Namun tiba-tiba...
"Tisa?" Sapa seseorang dari belakang Tisa, dengan segera ia membalikkan badannya.
"Om Hendra." Tisa segera mengenali orang itu, yang ia sapa tuan Hendra.
"Kamu ngapain disini? Oh iya, om lupa. Kata Daniel sama Carla kamu liburan ke sini, sama mama kamu ya?" Tanya tuan Hendra dengan ramah.
"Iya om, mama kebetulan lagi nemani papa ngurusin kerjaan disini. Jadi aku sambil liburan deh." Jawab Tisa yang masih tak bisa menyembunyikan kekacauannya.
"By the way, kamu ngapain di rumah sakit? Siapa yang sakit?" Tuan Hendra kini mulai membaca situasi.
"Om bantu aku, Jhon lagi kritis didalam." Ungkap Tisa segera menarik tuan Hendra kedalam IGD.
Tuan Hendra tampak tertegun sejenak, saat melihat wajah seorang remaja pria yang terbaring dengan penuh alat bantu ditubuhnya.
"Kamu bilang siapa tadi, Tisa?" Tuan Hendra kembali bertanya untuk meyakinkan sesuatu.
"Jhon Leonard, om. Anak tante Stella dan om Wijaya, adik kandung Carla," ungkap Tisa dengan rasa kacau dibenaknya.
Mendengar nama yang baru disebutkan Tisa, tuan Hendra segera mengeluarkan ponselnya lalu menelpon seseorang.
"Yohan, saya tunggu kamu sekarang di IGD. Kamu bisa turun sebentarkan? Ok saya tunggu." Tuan Hendra segera menutup telponnya.
"Om Hendra. Aku harus gimana? Aku takut Carla syok kalau dengar berita ini." Ungkap Tisa kembali risau.
"Tisa kamu tenang dulu ya." Tuan Hendra berusaha menenangkan Tisa.
Tak lama seorang pria muda dengan jas dokter berlari menghampiri tuan Hendra, saat melihat pria itu Tisa tiba-tiba begitu terpesona akan paras sang dokter muda itu yang tak lain adalah dokter Yohan. Hingga ia tak mempedulikan panggilan dari tuan Hendra.
"Tisa, Tisa?" Tuan Hendra menguncang tubuh Tisa membuatnya tersadar.
"Iya om?" Tisa kembali memfokuskan dirinya.
"Kita tunggu diluar ya." Ajak tuan Hendra, membuat Tisa hanya menganggukan ajakan itu. "Lakukan yang terbaik." Ungkap tuan Hendra pada dokter Yohan.
"Baik tuan." Dokter Yohan segera masuk kedalam ruang perawatan Jhon dan membantu para medis lainnya.
Setelah menunggu setengah jam, dokter Yohan keluar langsung menghampiri tuan Hendra dan Tisa.
"Tuan, maaf saya harus menyampaikan ini. Jhon harus menjalani operasi, karena terjadi pendarahan dibeberapa titik. Kami akan membawanya saat ini juga keruang operasi." Ungkap dokter Yohan dengan sopan.
"Baik." Tuan Hendra segera berjalan menyusuli dokter Yohan.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother || TREASURE✅
FanfictionNamanya Carla Aglisa, gadis remaja yang penuh misteri. Mau tau gimana ya, perasaan seorang gadis bernama Carla diumur ke 17 th nya dia mendapati seorang saudara baru yang seumuran dengannya? . . Apakah dia siap menerimanya atau tidak? Apakah dia bi...