29

300 34 0
                                    

Carla terdiam sejenak menatap Aska dengan lekat, namun Aska tak peduli apa yang terjadi dan tetap berfokus dengan tujuannya. Aska kini berusaha mengambil vape yang ada ditangan Carla, dengan keras juga Carla menahan vape itu ditangannya. Dengan senyum miring Carla terus menahan vape itu, dan tiba-tiba Aska hilang keseimbangan hingga jatuh menindih Carla. Membuat keduanya saling bertatapan dengan lekat, hingga wajah kedua hanya berjarak satu jengkalan tangan.

Kevin terdiam sejenak saat ia membuka pintu kamar Carla, yang sedari tadi sudah ia ketok. Kevin tertegun diam saat melihat pemandangan didepannya, menyadari keberadaan Kevin dengan segera Aska berdiri dan mengambil vape ditangan Carla lalu pergi begitu saja melewati Kevin.

"Lo nggak seru, ganggu aja." Ungkap Carla merapikan bajunya yang terbuka.

"Bisa jelasin dulu, apa yang terjadi?" Tanya Kevin tak percaya.

"Bukan urusan lo." Carla mendorong Kevin untuk keluar dari kamarnya.

"Gue nggak suka lo bercanda." Tegas Kevin mendorong Carla masuk kekamar, dan mencengkram rahang bawah Carla.

"Gue bercanda aja lo ketar-ketir, gimana kalau gue serius?" Carla dengan kasar melepaskan tangan Kevin. "1...2...3... Ok lo nggak mau keluar, gue turutin mau lo." Carla langsung mengunci pintu.

"Lo mau apa?" Kevin tampak bingung dengan sikap Carla.

"Lo nggak mau keluar kan? Ya sudah, lo mau apa?" Ungkap Carla membuka piyamanya didepan Kevin.

Kevin langsung mengalihkan pandangannya, dan segera membuka kunci kamar Carla. Dengan sigap Carla mencegat Kevin.

"Kenapa? Bukan ini yang lo mau?" Pancing Carla perlahan menyentuh hidung Kevin yang lebih tinggi dari tubuh Carla.

"Berhenti main-main." Kevin segera menepis tangan Carla dengan kasar. "Dan satu lagi, kita ini saudara." Ungkapnya mendekati wajahnya.

"Hm, saudara? Maaf gue cuma anggap lo orang asing tuh." Perkataan Carla membuat tatapan Kevin menjadi tajam.

"Ok kalau itu mau lo." Kevin langsung menarik pinggang Carla dan mencium bibir Carla.

Tak ada reaksi yang berarti, Carla hanya diam saja tak membalas ciuman Kevin. Ciuman Kevin kini pindah kearah pipi dan turun keleher Carla, namun Carla hanya diam saja lalu tersenyum miring.

"Wow, lo pintar juga soal ginian. Gue kira lo cupu, ternyata suhu." Ungkapan Carla membuat Kevin berhenti lalu menatap Carla. "Kenapa berhenti? Ayo dong lanjut." Carla mengantungkan tangannya dileher Kevin dengan manja.

"Berhenti Carla." Kevin pun langsung keluar dari kamar Carla dengan rasa gelisah.

Melihat tingkah Kevin seperti itu membuat Carla tersenyum menang, sembari mengusap lehernya yang basah. Carla melihat dicermin bekas hickey dilehernya yang tampak membekas dengan jelas, hal itu membuat Carla mengangkat alisnya sebelah.

"Kevin, lo berbahaya juga." Ucap Carla sembari tersenyum licik.

Aska masih terdiam diatas kasurnya, kepalanya kembali mengingat kejadian dikamar Carla. Aska berusaha mengendalikan pikirannya, namun itu membuatnya semakin gelisah.

"Mau lo apa sebenarnya Carla?" Tanya Aska sendiri.

Perlahan Aska meletakkan tangannya tepat di dada sebelah kirinya, seakan jantungnya akan pecah mengingat kejadian itu. Sesekali Aska menarik nafasnya perlahan, dan mendengus kasar.

Perasaan itu semakin membuatnya gelisah, lalu berjalan menuju meja belajarnya. Kini Aska sibuk menggoreskan pensilnya diatas kertas putih, matanya penuh ambisi yang kuat. Seakan menyimpan sesuatu disana, sesekali bibirnya tersenyum tipis terkadang ia menggigit bibir bawahnya.

Aska berhenti sejenak, lalu membuka laci mejanya. Dengan segera ia membuka sebuah buku agenda hitam, tampak terselip foto seseorang disana.

"Suatu saat nanti." Ungkap Aska tersenyum manis, saat menatap foto yang ternyata adalah foto diri Carla yang tersenyum manis dari jarak jauh.
.
.
.
.
.
Bersambung....

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang