Sesampai dirumah Carla, nyonya Linda segera membawanya masuk kedalam rumah. Tampak jelas tuan Wijaya dan nyonya Henna sedang menunggu kedatangan mereka, diruang tamu dengan khawatir.
"Kak Linda." Sapa tuan Wijaya saat mengetahui keberadaan mereka.
"Carla. Mama sama papa sudah lihat hasil pemeriksaan kamu," ungkap nyonya Henna yang tampak khawatir dan segera mendekap Carla dalam pelukannya.
"Maaf aku mengantarkan Carla pulang terlambat, tadi kami sadar kalau hasil pemeriksaan Carla tertinggal. Jadi kami putar balik, ternyata kamu sudah nyuruh Aldi buat jemput Carla. Maaf ya Wijaya." Ungkap nyonya Linda dengan gaya elegannya.
"Iya kak Linda, tadinya aku fikir supaya tidak begitu merepotkan dokter Yohan jadi aku nyuruh Aldi buat jemput Carla. Eh taunya kak Linda sudah jemput Carla." Dusta tuan Wijaya dengan tetap tenang.
"Silakan duduk kak Linda, biar enak ngobrolnya. Sayang aku antar Carla kekamar dulu ya." Ungkap nyonya Henna.
"Terima kasih Henna, Carla jangan lupa obat kamu diminum. Jangan bandel, kasihan papa dan mama mu." Pinta nyonya Linda.
"Hm, terima kasih tante. Carla istirahat dulu."
Nyonya Henna dan Carla pun segera menuju kekamar Carla, pandangan nyonya Linda tak terlepas dari Carla.
"Kak Linda mau minum teh dulu?" Tawar tuan Wijaya.
"Ngak perlu repot-repot, lagi pula aku akan segera kekantor." Ungkap nyonya Linda dengan sopan.
"Maaf kak Linda, kalau Carla mungkin merepotkan kak Linda, Kak Hendra dan juga Daniel selama ini."
"Wijaya, kita ini keluarga dan kami tidak merasa direpotkan. Anakmu adalah anakku juga, lagi pula hari ini adalah kebetulan saja kami bertemu dirumah sakit. Jadi ya sudah aku nemani Carla, ya hitung-hitung mengurangi rasa rindu karena aku terlalu sibuk dengan kerjaan." Ungkap nyonya Linda.
"Terima kasih kak Linda, pantasan aja Carla betah sama kakak ternyata ada rasa nyaman." Ungkap tuan Wijaya sembari tertunduk.
"Wijaya, Carla anak yang baik dan nurut. Jika, kita ngak nuntut dia untuk ikutin kemauan kita. Aku yakin Carla sayang banget sama kamu, karena baginya kamu adalah segalanya nomor satu. Jadi, jangan pernah kecewakan dia. Berusahalah untuk duduk berdua, dan saling terbuka. Mungkin dengan begitu kamu akan tau, rasa sayang Carla yang terdalam untuk kamu." Ungkap nyonya Linda dengan senyum lebar yang akan membuat siapa pun merasa nyaman.
"Baik kak, terima kasih untuk semuanya. Terima kasih, kakak selalu berada diposisi netral. Aku akan coba saran kak Linda." Ungkap tuan Wijaya membalas senyuman nyonya Linda.
"Ya udah, kalau gitu aku pamit dulu." Nyonya Linda segera berdiri dan berpamitan.
"Aku antar kedepan kak."
"Thank you, Wijaya."
Tuan Wijaya segera menemani nyonya Linda hingga kedepan pintu mobil, setelah mobil nyonya Linda keluar dari halaman tuan Wijaya segera masuk kedalam rumah. Ia segera mengecek keadaan Carla, tampak putrinya itu baru saja selesai minum obat.
"Carla, papa sudah bilang jangan dipaksa. Papa ngak."
"Pa, Carla mau tidur. Kepala Carla pusing banget, hampir setengah hari dirumah sakit." Ungkap Carla memeluk tuan Wijaya yang khawatir.
"Ok. Kamu istirahat ya sayang." Tuan Wijaya segera membantu Carla untuk membaringkan tubuhnya.
Tuan Wijaya dan nyonya Henna pun segera keluar dari kamar Carla, merasa tak ada siapapun didalam kamar Carla segera membuka matanya menatap kearah pintu. Dengan segera ia mengeluarkan hasil USG yang ada disakunya, kembali ia menatap foto usg janinnya. Perlahan jemarinya membelai foto usg itu, lalu membelai perut datarnya.
"Gue yakin lo kuat, detak jantung lo masih melekat dimemori ingatan gue. Dari detak itu gue punya keyakinan kalau lo kuat, lebih kuat dari gue." Bisik Carla perlahan meneteskan airmatanya.
.
.
.
.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother || TREASURE✅
FanfictionNamanya Carla Aglisa, gadis remaja yang penuh misteri. Mau tau gimana ya, perasaan seorang gadis bernama Carla diumur ke 17 th nya dia mendapati seorang saudara baru yang seumuran dengannya? . . Apakah dia siap menerimanya atau tidak? Apakah dia bi...