12

430 50 0
                                    

🥰Hai sobat..
hari ini akan spesial rilis 3 bab
(11, 12 dan 13)
thx sobat selamat membaca jangan lupa Votenya🥰

Carla kini duduk diruang konseling sendirian, tak lama seorang guru datang menghampirinya.

"Halo. Kamu Carla Aglisa?" Tanya sang guru dengan tatapan hangat.

"Iya bu. Itu saya." Jawab Carla dengan sopan dan tenang.

"Ok, saya dapat laporan dari seorang siswa kalau kamu tadi pagi mukul dia dikelas." Ungkap sang guru dengan tetap tenang.

"Iya benar," jawab Carla dengan tetap tenang.

"Masalahnya bukan cuma dia aja, tapi ada seorang siswi lainnya juga." Lanjut sang guru.

"Hm." Kali ini Carla hanya menganggukan kepalanya.

"Carla, kamu tau tindakan kamu itu sangat tidak boleh dilakukan seorang siswi seumuran kamu. Itu masuk kekerasan dalam sekolah." Jelas sang guru dengan nada masih tenang dan stabil.

"Iya saya tau kok bu. Tapi saya mau tanya dulu sama ibu, bagaimana cara ibu menghadapi situasi dimana ibu dilecehkan? Apa ibu akan diam, atau ibu akan membuat benteng perlindungan?" Tanya Carla dengan senyum tetap tenang.

"Hm mungkin saya akan membuat benteng perlindungan." Seketika sang guru berhenti berbicara dan langsung memberi tatapan terkejut.

"Ok, itu juga yang saya lakukan. Saya hanya membuat benteng saya, dan kalau ibu bilang saya melakukan kekerasan. Coba deh ibu lihat lebih dekat," jelas Carla mendekatkan wajahnya, membuat sang guru pun mendekatinya.

"Siapa yang jadi korban kekerasan disini?" Ungkap Carla menunjukan bekas cakar dileher dan pipinya yang merah tertutup rambut.

"Carla?" Sang guru pun mulai memahami keadaan, "Kamu nggak apa-apa?" Tanya sang guru mulai khawatir.

"Awalnya sih saya baik-baik saja, setelah mensugestikan diri saya untuk baik-baik saja. Tapi melihat situasi sekarang, saya merasa bahwa cara saya melindungi diri sendiri ternyata salah." Ungkap Carla tersenyum hambar.

"Carla, ibu benar-benar..." Belum sempat sang guru berbicara.

"Jika orangtua saya perlu datang, saya bisa menghubungi papa saya. Dan jangan lupa bu. Ibu juga harus periksa, apakah sang pelapor ada bekas luka kekerasan dari saya?" Ungkap Carla masih tersenyum hambar.

Sang guru hanya bisa terdiam, perasaan bersalah tampak jelas diwajahnya. Dengan santai Carla mengeluarkan ponselnya, dan mengetik sesuatu diponselnya.

"Halo pa. Aku mau papa ke sekolah sekarang, katanya aku sudah buat masalah disekolah. Bye papa." Ungkap Carla menutup telpon.

Sang guru pun semakin binggung dengan sikap Carla, namun Carla tetap memberi ekspresi tenang.

Dikantin tampak Tisa sedang mencari kursi untuk menikmati makan siangnya, namun dari kejauhan tampak Daniel memberinya kode. Dengan malas Tisa pun mendekati Daniel dan harus satu meja dengan Daniel.

"Carla mana?" Tanya Daniel sambil celinggak celingguk mencari sesuatu.

"Nggak tau." Jawab Tisa dengan jutek.

"Ehh... Baju kusut, gue nanya serius. Lo berduakan sekelas, masa lo nggak tau?" Ketus Daniel sambil menggelengkan kepalanya.

"Dia ada urusan, puas lo." Jawab Tisa dengan malas.

"Urusan? Dihh tumben?" Ungkap Daniel dengan sedikit binggung.

Dengan kesal Tisa pun berdiri dan akan beranjak pergi, namun dengan sigap Daniel menahannya.

"Ehhh.. mau kemana? Disini aja sama gue." Bujuk Daniel.

"Habis lo resek banget, banyak bacot. Tau nggak? Ini yang ada bakso gue keburu dingin kalau harus jawab semua banyol lo, jamet." Kesal Tisa.

"Iya udah, sorry. Udah duduk aja yang anteng. Jangan marah-marah aja lo, entar muka lo kaya keset basah." Bujuk Daniel.

"Wah lo bener-bener." Kesal Tisa.

"Sstt... Udah makan, entar bakso lo tambah bengkak." Ungkap Daniel menyuapkan makanannya kemulut Tisa.

Dengan kesal Tisa hanya bisa memberi tatapan tajam, seperti biasanya mereka tak akur.

.
.
.
.
Bersambung....

Spesial klip...
Setelah tau dipanggil keruangan konseling, Carla segera menarik Tisa ketoilet.

"Tampar gue." Ungkap Carla dengan pasti.

"Gila lo ya?" Kesal Tisa.

"Buruan, yang keras."

Dengan penuh desakan Tisa segera menampar Carla dengan keras, hingga merah melekat dipipi Carla. Dan Carla segera mencakar lehernya dengan kuat, hingga luka.

"Emang ndak waras sih lo." Kesal Tisa lalu pergi meninggalkan Carla.

"Love you Tisa." Dengan senyum miring, Carla langsung pergi dari situ....

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang