30

332 32 0
                                    

Pagi dimeja makan, tampak Carla tak begitu menikmati sarapannya. Carla tampak seperti kelelahan, tuan Wijaya yang memperhatikan putrinya pun mulai menegurnya dengan halus.

"Carla, are you ok?"

Carla tak menjawab pertanyaan tuan Wijaya, dia hanya menatap papanya dengan tatapan malas. Dan terus melanjutkan sarapannya, Kevin diam-diam tampak gelisah sesekali mencuri pandang ke arah Carla.

"Kalau kamu masih sakit, lebih baik istirahat aja dirumah." Tuan Wijaya tampak mulai khawatir.

"Iya nanti biar mama yang nemani kamu." Tawar nyonya Henna.

"Permisi nona Carla, ada nona Tisa diluar." Ungkap bi Ina.

"I'm ok. See you Dad." Carla langsung pergi meninggalkan meja makan.

"Maaf Henna, maaf anak-anak karena belum bisa buat Carla nerima kalian." Ungkap tuan Wijaya dengan lesu.

"Kamu nggak perlu risau tentang itu, Carla butuh waktu." Hibur nyonya Henna.

"Iya pa, Carla hanya butuh waktu." Ungkap Aska dengan nada datar.

"Terima kasih sayang, Terima kasih anak-anak." Tuan Wijaya kini tersenyum lebar.

Carla tampak melihat bahwa Tisa sudah menunggu diluar mobil, namun ada yang aneh kali ini. Carla pun terus berfikir apa yang aneh, sembari berjalan kearah Tisa.

"Morning, Honey." Sapa Daniel tiba-tiba membuka jendela mobilnya.

"Hah?! Lo bisa diam nggak? Ganggu mood gue aja lo pagi-pagi." Kesal Tisa. "Yuk buruan," Tisa menarik Carla masuk kedalam mobil.

"Wow. Seorang Daniel ngejemput Tisa? Hm. WOW." Carla berdecak kagum.

"La, bisa diam nggak?" Tegur Tisa dengan tatapan kesal.

"Lo kesal sama gue? Tumben? Why?" Carla pun mulai binggung.

"Gara-gara sepupu lo yang resek ini, bisa-bisanya dia jemput gue pagi-pagi buta jam 5 subuh. Dan gue belum sarapan, random banget isi kepala dia." Kesal Tisa membuat Carla terkekeh geli.

"Suka-suka gue dong." Ungkap Daniel dengan gaya swag ala dia, membuat Tisa menggepalkan tangannya.

"Wait, wait. Ini masih terlalu pagi buat lo berdua untuk berdebat." Carla mencoba untuk melerai kekesalan Tisa. "Buruan jalan Niel."

Tisa hanya diam saja, dan memilih untuk tetap duduk dengan tenang. Sesampai di sekolah akhirnya mereka pun segera menuju kelas. Tampak Aska dan Kevin sudah ada disana, tapi itu tak membuat Carla heran dan langsung menuju mejanya.

"La, lo udah ganti perbannya nggak." Ungkap Tisa tertegun sejenak seperti melihat sesuatu, saat merapikan rambut Carla.

"Sudah, why?" Carla kebinggungan saat melihat Tisa yang terdiam sambil memegang rambutnya. "Sa? Hello?"

"Lo ikut gue." Tisa segera menarik Carla keluar kelas, Kevin dan Aska hanya saling berlempar pandang.

"Kenapa?" Tanya Aska.

"Nggak tau." Ungkap Kevin ikut binggung.

Tisa segera melihat sekitaran, saat merasa aman ia segera menatap Carla.

"Apa Sa?"

"Itu leher lo kenapa diplester? Perasaan yang luka pipi lo? Wait. Bekas cakaran juga sebelah sini, ini kenapa? Wah, lo self harm?!" Tisa kini benar-benar panik.

"Sa, Sa. Tisa. Ok tenang dulu," Carla berusaha menenangkan Tisa, "Sstt..." Carla mencegat Tisa untuk tidak panik.

Dengan santai Carla memperlihatkan, apa yang ia tutup sedari tadi. Mengetahui itu mata Tisa terbelalak kaget, rasa tak percaya menghantam Tisa membuat lututnya lemas hingga terduduk.

"Sa." Carla membantu Tisa untuk berdiri lagi.

"Lo, habis ngapain La? Itu gigitan nyamuk amazon? WOW." Tisa masih tak percaya.

"Sini gue bisikin." Tisa segera mendekatkan telinganya, "Ini tanda dari Kevin." Ungkapan Carla membuat Tisa kembali terdiam.

"Lo gila ya? Lo berdua ngapain? Wah nggak bener nih." Tisa ingin pergi begitu saja, namun Carla mencegatnya dengan keras.

"Tenang Sa, tenang. Ok." Carla berusaha menenangkan Tisa, dan terselip senyum misterius Carla.

"Lo gila. Lo punya rencana apa lagi hah? Awas lo ngadi-ngadi." Tisa sadar Carla mempunyai sesuatu.

"Alright, baby." Goda Carla menoel dagu Tisa lalu pergi sembari memperbaiki plester tadi.

.
.

.
.
.
Bersambung...

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang