32

305 37 0
                                    

Carla langsung menarik Tisa, untuk menghentikan aksinya. Semua siswa dalam kelas terdiam semua, tak seorang pun berani berkutik.

"Udah ngaku aja, lo ternyata diam-diam menghanyutkan." Bisik Siska pada Carla.

Tak ada pun jawaban dari Carla, ia hanya memilih untuk pergi meninggalkan kelas.

"Kok lo gitu? Nggak sopan ngomong gitu ke orang, apalagi didepan umum." Tegur Kevin.

"Loh, kok jadi aku yang salah? Sudah jelas Carla yang salah. Ok, gue nggak punya bukti. Tapi ternyata aku berhasil mengungkap diri Carla kan?" Siska berusaha membela dirinya.

"Tapi cara lo norak." Ungkap Aska langsung berjalan keluar kelas, disusul oleh Kevin.

"What?" Siska mulai tak terima apa yang terjadi, "Apa lo semua?"

Ditoilet Carla hanya diam menatap cermin, sedangkan Tisa sibuk dengan ponselnya.

"Wow. La coba lo lihat deh." Tisa menunjukkan sesuatu diponselnya.

"Gue jadi penasaran, seperti apa sih seorang Siska?" Carla tersenyum licik dan pergi begitu saja, disusul oleh Tisa.

Suasana dikelas sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, hingga guru masuk kedalam kelas. Pelajaran kedua telah selesai, Carla dan Tisa langsung ke keluar kelas.

"Hello girls." Sapa Daniel dengan senyum lebar.

"Lo urus, gue tunggu." Bisik Carla pada Tisa.

"Ok."

"Ayo, Niel." Carla langsung menggandeng Daniel pergi.

"Loh? Tisa nggak ikut?" Tanya Daniel binggung.

"Nanti dia nyusul."

Carla dan Daniel tampak menunggu disebuah tempat yang cukup sepi, Daniel terus memperhatikan sekitaran dan terus bertanya-tanya.

"Kita ngapain sih disini? Mau merokok?" Tanya Daniel.

"Mau main."

"Main?" Daniel berusaha membaca ekspresi Carla.

"Yuhu... Tamu kita datang." Tisa langsung mendorong Siska hingga dekat tepat didepan Carla.

"Kalian mau apa?!" Siska kini mulai panik.

"Kalian? HAHAHAHA. Santai aja dong Siska, kita cuma mau main bareng aja kok." Ungkap Carla membelai rambut Siska.

"Jangan macam-macam ya." Siska menepis tangan Carla dengan kasar.

"Nggak seru dong kalau cuma satu macam, maunya berbagai macam." Bisik Carla.

"Mau lo apa?!"

"Niel, jaga depan. Ayo Sa, gue butuh hiburan." Ungkap Carla dengan senyum yang hampir membuat Siska gila.

"Jangan lama-lama." Ungkap Daniel.

"Tenang, pangeran undur-undur ku. Let's go, Honey." Tisa dan Carla segera menarik siska kedalam kontainer yang ada disitu.

Siska berusaha melepaskan diri, namun sia-sia saja. Setelah didalam kontainer tersebut, Carla dan Tisa segera menggunakan sarung tangan. Tisa berusaha menahan Siska, sedangkan Carla langsung merogoh sakunya.

"Lo bilang gue murahan didepan kelas tadi kan? So, lo tau ini kan?" Carla menunjukan sesuatu kepada Siska, yaitu sebuah alat untuk mas***b**i.

"LEPASIN!" Siska tampak panik saat melihat alat itu.

"Kenapa? Takut? Bukannya lo udah biasa ya?" Carla langsung memperlihatkan video didalam ponselnya.

Melihat video itu Siska terdiam, rasa ketakutan muncul darinya hingga membuatnya menanggis.

"Please, jangan. Aku mohon." Siska langsung bersujud dikaki Carla.

"Ingat baik-baik." Carla langsung mencengkram rahang Siska dengan kuat. "Sekali lagi lo berulah, kelar hidup lo. Tapi kaya lo nggak akan jera kalau gue cuma ngancam lo pakai mulut doang deh." Ungkap Carla.

"Maksud lo apa?" Ungkap Siska berusaha memahami situasi.

"Sa, lo penasaran nggak sih sama kecantikan Siska?" Tanya Carla menyenggol lengan Tisa.

"Hm, banget." Sahut Tisa dengan antusias.

"Kalau mau tau..."

"Harus kita buka." Tisa dan Carla langsung melancarkan aksinya.

Daniel yang mendengar jeritan Siska dari luar, hanya bertindak pura-pura bodoh.

"Ini gue ikutan salah nggak sih?" Dumel Daniel.

Setelah selesai dengan aksi mereka, Siska hanya bisa menanggis terdiam. Dengan rambut dan baju seragam yang sudah acak-acakan, Tisa dan Carla hanya terkekeh geli melihat sesuatu diponsel Carla.
.
.
.
.
Bersambung....

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang