72

178 19 0
                                    

Tisa dan Daniel tampak berusaha untuk tidak canggung, namun Carla langsung berpura-pura tak mengubris keduanya.

"La." Tisa berusaha untuk tetap tenang.

Namun belum sempat Carla menjawab, Athalia menanggis memecahkan suasana canggung. Dengan sigap Carla menggendong Athalia, dan menimang bayinya hingga tenang.

"Sa, lo mau ngomong apa tadi?" Tanya Carla yang masih ingat.

"Hm g-gue lupa La." Dusta Tisa sambil mengaruk tengkuk lehernya.

Carla hanya menganggukan kepalanya, tapi ia tau bahwa Tisa sedang berdusta padanya.

"La, gue sama Tisa pamit dulu ya. Soalnya sejam lagi kita ada bimbel," ungkap Daniel.

"Hm ok. Semangat ya buat lo berdua," ungkap Carla tersenyum manis.

"Tingkyu baby." Ungkap Tisa merangkul Carla dengan hangat.

"Lia sayang, om Daniel pamit dulu ya. See you sweety." Ungkap Daniel membelai pipi Athalia dengan lembut.

"Sorry gue nggak bisa anter sampai lobby." Ungkap Carla.

"It's okay La. Bye."

Daniel dan Tisa segera berpamitan dan pergi, baru saja pintu apartemen Carla tertutup. Raut wajah Carla seketika berubah menjadi dingin, perlahan mengusap pipi Athalia yang tadi dibelai oleh Daniel. Tak begitu lama, Juan pun masuk kedalam apartemen mendapati Carla masih berdiri.

"Gimana?" Tanya Carla.

"Kamu tenang aja, tapi aku nggak yakin apa bakalan kelar atau perlahan tapi menyakitkan." Ungkap Juan mengambil alih menggendong Athalia.

Daniel dan Tisa pun, mulai meninggalkan parkiran apartemen.

"Wahh gila, gue kaya ngeri banget lihat tatapan Carla." Keluh Tisa yang seakan begitu lega.

"Hm, kayaknya kita harus cari cara buat Kevin ketemu Lia sebelum dia sama om Wijaya terbang ke Seoul." Ungkap Daniel dengan tekad kuat.

"Yups kita butuh waktu 2 bulan lagi." Ungkap Tisa dengan pasti. "Oh iya tadi Kevin ada share location, katanya mau ajak kita me time bareng dia." Ungkap Tisa yang langsung mengecek ponselnya.

"Dimana?" Tanya Daniel yang masih fokus menyetir.

"Ya, handphone gue lowbet." Keluh Tisa.

"Nih pakai gue punya, telpon aja Kevin biar cepat." Ungkap Daniel sembari memberikan ponselnya kepada Tisa.

Dengan segera Tisa menelpon Kevin, tanpa menunggu lama.

"Halo Vin, ini gue Tisa. Lo dimana? Sorry handphone gue low, pas di apartemen Carla."

"Gue ditempat biasa Sa." Ungkap Kevin dari seberang telpon.

"Ya udah, gue sama Daniel on the way kesana." Ungkap Tisa

"Sa. SA! REM GUE BLONG, SA! SA! TISA!" Ungkap Daniel dengan panik.

"NIEL! AWAS!!!" Histeris Tisa saat melihat beberapa orang sedang meyebrang.

Dalam hitungan sekejap, Daniel segera membanting stir mobilnya. Hingga mengantam pohon besar dan tampak terbentur hebat, membuat bagian depan mobil Daniel ringsek.

Dilain sisi, Kevin mendengar jelas benturan keras diseberang telpon.

"Sa kalian nggak papa? TISA! DANIEL! JAWAB GUE!"

Kevin tampak panik, dan segera berlari meninggalkan cafe. Airmata mengalir begitu saja, ia segera menghentikan taxi yang melintas. Dan berusaha melacak lokasi Daniel dan Tisa.

"Halo pa. Buruan cari Tisa sama Daniel, aku takut mereka kenapa-kenapa. Tadi Daniel teriak remnya blong. Baik pa,"

Kevin segera menutup sambungan telepon, dan terus melihat lokasi Daniel dan Tisa.

Dilokasi kecelakaan, belum ada satu pun warga yang berani menolong Daniel dan Tisa yang masih didalam mobil. Keduanya tampak terluka parah dan terhimpit body mobil yang ringsek.

Tak jauh dari situ, tampak ada sepasang mata mengawasi dari jauh. Bibirnya tersenyum simpul, dengan ditutupi sebuah topi hitam. Tanpa ragu ia segera memotret dari jauh, kondisi kecelakaan. Lalu pergi dari tempat persembunyiiannya, tanpa peduli apapun.

Namun, langkahnya terhenti saat mendengar jeritan histeris. Tanpa pikir panjang ia langsung menoleh kearah suara, tampak jelas disana Kevin baru saja datang dan menanggis histeris melihat kondisi Tisa dan Daniel.
.
.
.
.
Bersambung...

Stepbrother || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang