"Kalau lo cari masalah sama kita, foto-foto ini akan gue kirim ke forum komite sekolah. By the way, lo cantik juga." Carla langsung berjalan keluar kontainer sembari terkekeh geli bersama Tisa meninggalkan Siska.
Daniel yang sedari tadi menunggu diluar, hanya bisa geleng-geleng saja.
"Lo berdua gila banget." Ketus Daniel.
"Itu akibat kalau suka main didekat api." Carla langsung melanjutkan langkahnya.
Siska telah merapikan seragamnya, dengan wajah sembab ia keluar dari kontainer. Namun betapa terkejutnya dia saat melihat Kevin dan Aska yang ada diluar kontainer. Aska berjalan mendekati Siska, dengan perasaan campur aduk Siska berusaha tenang.
"Dari awal gue bilang berhenti melakukan hal konyol, tapi ternyata lo nggak peka sama kode gue." Ungkap Aska lalu pergi.
"Sebaiknya lo harus lebih banyak diam, daripada bertindak. Karena itu semua bakal buat lo semakin tersiksa." Ungkap Kevin seraya mengikuti Aska.
"Tapi disini gue yang korbannya." Ketus Siska dengan airmata tak terbendung lagi.
"Bye." Kevin hanya membalik badannya seraya berpamitan lalu pergi.
Siska hanya bisa terdiam, merenung apa yang baru saja ia hadapi. Perasaannya campur aduk, namun sulit baginya untuk mengatakan hal itu.
Jam istirahat hampir selesai, Carla dan Tisa sedang asik bercanda sedangkan Daniel hanya berjalan dibelakang mereka berdua. Saat asik bercanda, suasana menjadi kacau secara tiba-tiba cipratan darah mengenai Carla yang kini berjalan lebih didepan Tisa. Daniel dengan segera menjadi tameng perlindungan Tisa, sedangkan Carla hanya terdiam tak bersuara.
"AAAAKKHHHHH...!!!!" Teriakan mulai dimana-mana termasuk Carla yang langsung terduduk.
Tampak jelas seseorang baru saja lompat dari atas gedung sekolah, dan itu adalah Siska. Dengan sigap Daniel dan Tisa menghampiri Carla, yang terduduk tepat didepan tubuh Siska yang kini penuh darah.
"SEMUANYA MASUK KEKELAS, JANGAN ADA YANG MENDEKAT." Pinta seorang guru. "Carla kamu nggak kenapa-kenapa kan? Daniel, Tisa kalian bawa Carla dulu ya."
Dengan segera Daniel dan Tisa membawa Carla pergi dari situ, tampak dari jauh Aska dan Kevin mengamati apa yang sedang terjadi.
"Dasar bodoh." Ketus Aska lalu pergi meninggalkan Kevin.
Kevin hanya diam saja, dan langsung pergi kearah yang berlawanan dengan Aska.
Didalam toilet, Carla hanya diam menatap dirinya dicermin dengan penuh bercak darah ditubuhnya. Sesekali ia menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar, lalu pergi keluar dari sana.
"La." Tisa baru saja masuk ketoilet, namun ia sudah tak menemukan Carla. "Kemana sih tuh bocah? Kebiasaan deh." Dumel Tisa seakan tau apa yang terjadi pada Carla.
Carla berjalan terus lurus kearah koridor sekolah menuju kelas, tampak seseorang mencegatnya didepan pintu kelas.
"La, lo mau kemana?" Tanya orang itu yang adalah Daniel.
"Biarin gue sendiri." Ungkapan Carla membuat Daniel tak bisa berbuat apa-apa.
Carla segera mengambil tasnya lalu pergi begitu saja, kakinya terus melangkah keluar dari lingkungan sekolah. Tatapannya mulai kosong, namun langkah kaki Carla terus berjalan. Dalam perjalanan entah kemana arahnya, membuatnya kini tersadar bahwa seseorang mengikutinya.
"Lo mau apa?" Tanya Carla tanpa membalikan tubuhnya.
"Gue mau lo?" Suara orang itu membuat Carla tau siapa yang mengikutinya.
"Kenapa harus gue?" Tanya Carla sembari membalikkan tubuhnya. "Aska." Saat ia berhadapan dengan orang itu yang adalah Aska tak membuatnya kaget.
Aska tak menjawab pertanyaan Carla, ia hanya diam dan berjalan mendekati Carla.
"Kevin apain lo?" Tanya Aska menyingkap rambut Carla yang panjang tergerai menutupi bekas hickey nya.
"Lo apain adik gue?" Carla balik bertanya sehingga membuat Aska kini tampak binggung maksud Carla.
.
.
.
.
.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother || TREASURE✅
FanfictionNamanya Carla Aglisa, gadis remaja yang penuh misteri. Mau tau gimana ya, perasaan seorang gadis bernama Carla diumur ke 17 th nya dia mendapati seorang saudara baru yang seumuran dengannya? . . Apakah dia siap menerimanya atau tidak? Apakah dia bi...