Tatapannya menjadi tajam kearah Kevin, lalu meninggalkan lokasi kejadian begitu saja. Carla baru saja menaruh Athalia di box tidurnya, lalu berjalan mendekati Juan yang sedang menuangkan jus digelas.
"Jhon mana?" Tanya Carla dengan wajah dingin.
Baru saja berkata demikian, keduanya langsung menatap kearah pintu apartemen karena bunyi bel. Tanpa ragu Carla segera mengecek, dan tampak Jhon sedang berdiri didepan pintu. Carla segera membuka pintu dan menyuruh adiknya masuk.
"Nih kak." Ungkap Jhon menyerahkan ponselnya, yang berisi foto kecelakaan Tisa dan Daniel.
"Maafin gue Sa, Niel. Tapi kalian bener-bener palsu buat gue, kalian buat gue benci sama keluarga baru gue. Tapi kalian yang mengijinkan mereka berada didekat gue." Ungkap Carla dengan emosi tertahankan, hingga airmatanya menetes begitu saja.
"Kevin ada disana kak." Ungkap Jhon.
"Mau aku selesaikan?" Tanya Juan yang langsung memeluk Carla dari belakang.
"Mama dimana?" Tanya Carla perlahan melonggarkan pelukan Juan.
"Mama masih dirumah om Hendra," ungkap Jhon.
Carla menarik nafasnya dengan sesak, dan berusaha menetralkan emosinya.
"Dokter Yohan hari ini bakalan ada operasi padat, tante Linda bakal pulang subuh ini. Otomatis om Hendra dan Mama dirumah, berdua. Tanpa hitungan ART." Jelas Jhon dengan detail.
"Jhon kakak bisa percaya sama kamu?" Tanya Carla menangkup pipi adiknya dengan tatapan yang penuh harap.
"Yang jahat bukan kak Carla, tapi mereka yang pisahin kita. Meskipun kita akhirnya bertemu, sampai saat ini bersama." Ungkap Jhon membelai tangan Carla yang sedang menangkup pipinya.
"Tapi kakak benci mereka Jhon. Mereka seakan-akan menyamar menjadi malaikat, tapi mereka nusuk kakak dari belakang." Ungkap Carla yang mulai terisak.
"Kak Carla tenang aja, aku bakalan jagain kakak sama Lia. Meskipun dengan cara yang salah, apapun itu." Ungkap Jhon mengusap airmata Carla perlahan.
"Kenapa kamu bisa ngomong gitu, Jhon?" Tanya Juan penasaran.
"Karena." Jhon segera mendekati Juan, hingga jarak keduanya sangat dekat. "Karena kak Juan, lahir dari keluarga Bimo Zekorvado. Cucu seorang mafia, yang punya 1001 cara untuk bersembunyi. Sedangkan aku dan kak Carla lahir dari keluarga Wanuwangsa, cicit mafia dengan 1001 ide-ide gila." Penjelasan Jhon tampak tak membuat Juan begitu terkejut.
"Wow. Penjelasan yang cukup menarik." Ungkap Juan tersenyum penuh rasa bangga.
"Yups, dan bisa dibilang. Mereka adalah rekanan? Maybe?" Ungkap Jhon tersenyum lalu duduk dikursi didekatnya.
"Bagaimana kamu tau itu?" Tanya Juan tak menghilangkan rasa penasarannya.
"Simple. Karena sekarang kuncinya ada di gue." Ungkap Carla mendekati Juan.
"Ok." Juan hanya menganggukan kepalanya mengerti.
"Sampai lo berkhianat, semua selesai. Meskipun lo pandai buat gue luluh, dan bersembunyi. Tapi lo nggak akan pernah lepas, kak Juan." Ungkap Carla yang membelai wajah Juan dengan manja.
"Bagaimana gue bisa nusuk lo dari belakang? Kalau lo itu magnet gue?" Ungkap Juan membelai kepala Carla.
"Kalian berdua bisa stop? Sekarang apa rencananya?" Sela Jhon yang mulai kesal dengan tingkah kakaknya.
"Gue mau dokter Yohan terima balasannya, dan tante Linda tau fakta ini." Ungkap Carla yang langsung melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Sekaligus?" Tanya Juan seakan tak percaya.
"Ok." Ungkap Jhon yang langsung berdiri bersiap untuk pergi.
"Emang punya ide apa?" Tanya Juan yang langsung mengenakan jaket kulit hitamnya.
Tanpa kata Jhon hanya memberi kode kearah Carla, tanpa disangka Carla sudah mengenakan sarung tangan hitam dan langsung menyodorkan sebuah botol kecil diatas meja makan.
"Ini apa kak?" Tanya Jhon binggung melihat apa yang diberikan Carla.
"Hadiah buat dokter Yohan, sayang." Ungkap Carla sembari melempar senyum kearah Juan.
"Ok, baby." Ungkap Juan yang kini tau tugasnya.
"Jhon." Carla segera menyerahkan sebuah amplop kepada adiknya.
.
.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrother || TREASURE✅
FanfictionNamanya Carla Aglisa, gadis remaja yang penuh misteri. Mau tau gimana ya, perasaan seorang gadis bernama Carla diumur ke 17 th nya dia mendapati seorang saudara baru yang seumuran dengannya? . . Apakah dia siap menerimanya atau tidak? Apakah dia bi...