Chapter ini khusus cerita Zhao
Selamat membaca!
Kuda Zhao terus melaju kencang mengejar pemimpin pemberontak yang bernama Wenhua. Melihat pasukannya mulai menunjukkan kekalahannya, Wenhua langsung melarikan diri menuju pegunungan, namun saat menuju kaki gunung, ia menoleh ke belakang dan melihat kaisar Zhao mengejarnya dengan membawa pedang nya. Wenhua segera menghela kudanya agar kudanya mempercepat lajunya, ia tidak ingin kepalanya terpenggal begitu saja.
Saat di jalan setapak yang ada di gunung keduanya memperlambat laju kudanya karena di sebelah kanan mereka terdapat jurang yang dalam.
Karena terdesak dan kudanya tampak kelelahan, Wenhua berhenti lalu turun dan mencabut pedangnya.
Zhao melompat turun dan dengan cepat menyerang Wenhua. Pedang keduanya berdenting keras saat pedang keduanya beradu.
"Aku akan membunuhmu!!" Sumbar Wenhua sambil terus menyerang Zhao dengan membabi buta.
Dentingan pedang terus mengiringi pertempuran keduanya, Zhao telah berhasil memberikan beberapa luka sabetan ke tubuh Wenhua membuat lawannya bertambah kalap.
Hingga akhirnya Zhao melakukan serangan cepat lalu mengiris leher Wenhua membuat Wenhua bersimpuh ke tanah, dengan pandangan seakan tidak percaya kalau dirinya kalah, Wenhua tersungkur ke tanah dengan hembusan nafas terakhirnya.
Zhao menyarungkan pedangnya, tampak dadanya terkena cipratan darah dari lawannya. Ia kemudian melompat dan menaiki kudanya untuk menuruni pegunungan.
Saat melajukan kudanya, Zhao tiba-tiba teringat dengan fang yin, ia sudah tidak sabar untuk menemui permaisuri yang ia cintai.
Tiba-tiba seekor ular kobra melintas hingga mengejutkan kudanya. Kuda Zhao menyentak ke belakang membuat keseimbangan Zhao dalam titik rentan, tubuh Zhao terlempar dan jatuh ke jurang, tubuh Zhao menghantam beberapa batang pohon, Zhao berteriak berharap ia bisa mendarat di tanah yang lunak, tubuhnya yang terluka saat pertempuran dan tenaga dalamnya telah terkuras membuat dirinya tidak bisa menggunakan ilmu peringan tubuhnya, benturan di kepala membuat Zhao jatuh pingsan.
"Putri Xiu, sebentar lagi langit akan gelap, sebaiknya putri segera kembali!" Tegur Mei Yin pelayan Xiu Yan sejak kecil.
Xiu Yan menatap ilalang di depannya, hari ini ia tidak menemukan tanaman gotu kola, sejak kecil ibu Xiu Yan yang seorang tabib sering mengajak putrinya mencari tumbuhan yang akan di olah untuk membuat obat. Sekarang ia berusia 16 tahun dan sudah berhasil mengobati puluhan orang. Prestasi Xiu Yan adalah berhasil menemukan obat untuk mengobati wabah penyakit yang menyerang suku Han setahun yang lalu.
Tanaman Gotu kola
"Sepertinya hari ini harus sampai disini dulu, aku pasti akan di marahi ayah jika pulang kemalaman!" Ucap Xiu Yan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fang Yin
Randomcerita ini hanya khayalanku saja, cerita dewasa, banyak adegannya, jika banyak typo salah nama tolong di maafkan.