Zhao berbalik dan melihat lee mendekat kemudian memberi salam kepadanya.
"Seperti yang kau ketahui, dua tahun ini permaisuri mengurung diri di dalam istananya, akupun tidak sanggup membuatnya terhibur atas rasa kehilangan putri kami....."
Lee mendongak dan melihat kesedihan di mata kaisarnya.
"Sampai sekarang aku tidak mengerti mengapa fang yin terus bersikukuh kalau bayi yang di lahirkannya seorang putra"
"Padahal aku sudah memakamkan bayi perempuan di pemakaman keluarga kerajaan"
Pandangan zhao menerawang seakan ada ribuan beban di pundaknya.
"Memang ada kejanggalan di tabib wanita yang membantu persalinan fang yin, tiba tiba saja ia menghilang tanpa jejak, aku sudah memerintahkan beberapa prajurit untuk mencarinya ke seluruh negeri, namun hingga sekarang, para prajurit ku belum menemukan nya"
Zhao melihat ke lee.
"Sementara ini aku ingin kau membantu fang yin untuk mengalihkan kesedihannya, melupakan dukacita yang di deritanya, sedangkan aku akan fokus menyelesaikan masalah istana, para menteri terus menekanku agar aku mengambil beberapa selir dengan alasan memperkuat kerajaan"
"Sebagai seorang kaisar, aku harus membuat kerajaanku mencapai masa kejayaan, namun sebagai laki laki, aku tidak ingin menyakiti hati istriku dengan mengambil selir," ucap zhao dengan sedih.
"Aku ingin melihat nya tersenyum dan ceria kembali seperti dulu," ucap zhao dengan penuh harap.
"Apa yang bisa saya lakukan yang mulia? Saya hanya bisa bela diri!"
"Karena itulah aku memintamu lee!"
"Ajak fang yin berlatih bela diri denganmu, aku tahu dia suka berlatih beladiri dengan menggunakan pedang, dan kau lah guru yang bisa ku percaya untuk melatihnya," kata zhao dengan menatap lee.
"Terimakasih atas kepercayaannya yang mulia!"
Zhao menggangguk pelan kemudian ia berbalik dan melangkah pergi diikuti puluhan pengawal dan pelayannya.
- ooOoo -
Baru saja fang yin selesai menanam sebuah pohon di tamannya, seorang pengawal memberitahunya kalau ada lee yang ingin bertemu dengannya.
Setelah membersihkan tangannya dengan air, fang yin menemui lee di ruang utama istananya.
Lee menunduk seraya memberi salam.
"Maaf selama dua tahun ini aku menolak bertemu denganmu lee!"
"Saya tidak apa apa yang mulia!"
Lee mendongak lalu melihat ke fang yin, wajah fang yin terlihat segar daripada dua tahun yang lalu, saat fang yin baru kehilangan putrinya.
"Duduk lah Lee!"
Lee dengan agak segan duduk di tempat duduk yang cukup jauh dengan fang yin.
"Bagaimana kabarmu lee? Sudah dua tahun kita tidak bertemu"
"Saya baik baik saja yang mulia"
"Bagaimana kabar yang mulia?" Tanya lee sambil menatap fang yin yang juga melihat ke arahmya.
"aku lebih baik"
"Ku tebak kamu kesini atas saran yang mulia kaisar kan?!" Tebak fang yin membuat wajah lee memerah karena malu.
"Saya hanya ingin menawarkan diri untuk melatih yang mulia bela diri"
"Bukankah yang mulia sangat ingin menguasai ilmu putaran kilat pedang pembunuh milik saya?!"
Fang yin tersenyum hingga memperlihatkan giginya yang putih dan bersih, senyum fang yin membuat hati lee merasa bahagia.
"Baiklah, jika yang mulia mengizinkan aku berlatih bela diri bersamamu, tentu saja aku tidak akan menolak kebaikanmu," ucap fang yin dengan senang.
"Saya merasa terhormat bisa mengajari ilmu yang saya miliki kepada yang mulia!" balas lee sambil tersenyum.
"Kalau begitu apa besok kita bisa mulai latihan?!"
Empat bulan kemudian
Sebuah bayangan melesat cepat seperti angin menebas sebuah pohon besar hingga pohon itu berubah menjadi serpihan kayu karena tebasan pedangnya.
"Selamat yang mulia! Anda akhirnya menguasai ilmu putaran kilat pedang pembunuh!!" sahut lee dengan gembira.
Fang yin tersenyum mengabaikan keringat yang membasahi dahinya.
"Aku sangat berterima kasih kepadamu, tanpa bantuanmu, aku tidak akan bisa menguasai ilmu ini!"
Lee kemudian beranjak menjauh lalu mengambil sesuatu.
"Karena yang mulia telah menguasai ilmu pedang tertinggi saya"
Sambil sedikit membungkukkan badannya, lee menyerahkan sebuah pedang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini untukku?!" tanya fang yin sambil menatap pedang ditangannya dengan senang dan kagum.
"Belum pernah aku melihat pedang seindah ini! Sepertinya ini pedang istimewa!"
"Pedang ini saya tempa sendiri yang mulia!"
"Saya ingin menghadiahkan kepada yang mulia yang telah berhasil menguasai ilmu putaran kilat pedang pembunuh," kata lee sambil melihat ke fang yin yang tersenyum memandangi pedangnya.
Perlahan fang yin menarik pedang dari sarungnya.
Sehelai daun terlepas dari ranting pohon lalu terbang di atasnya fang yin. Dengan gerakan cepat, fang yin melompat keatas dan menebas daun itu hingga menjadi dua. Dengan pelan fang yin mendarat ke tanah.
"Pedang ini sangat tajam lee, Terimakasih!"
Lee tersenyum sambil menundukkan kepalanya.
Sebelum matahari tenggelam keduanya kembali ke istana.