Tiga bulan kemudian
"Aku sudah menitipkan pesan ke seorang prajurit untuk kasim Chang, semoga saja kasim Chang segera menemui kita karena uang yang kita miliki sudah sangat menipis," kata Tianzhi seraya menghela nafas, harga penginapan di ibukota begitu mahal membuat uang Tianzhi terkuras.
Sebuah ketukan pintu kamar membuat keduanya menoleh ke pintu.
"Aku saja yang membukakannya paman"
Fang yin berdiri lalu membuka pintu kamarnya.
Seorang laki laki berusia 45 tahun berdiri di depan Fang Yin.
"Kasim chang silahkan masuk," kata Tianzhi sambil berdiri menyambut kedatangan kasim milik permaisuri Lin Yao.
Sebelum duduk kasim chang melirik ke Fang Yin yang berdiri tidak jauh dari Tiazhi.
"Dia keponakanku, aku memintanya untuk menemaniku, silahkan duduk!"
Kasim chang duduk dengan menunjukkan wajah sombongnya, ia memang kasim kepercayaan sang permaisuri selama bertahun tahun, kekayaannya mengalahkan pejabat pemerintahan karena sering mendapatkan hadiah dari permaisuri.
"Sudah lama kita tidak bertemu, permaisuri ingin bertemu denganmu, besok aku akan mengirimkan tandu untuk menjemput kalian," kata kasim chang sambil menatap Tianzhi.
"Terimakasih atas kemurahan permaisuri, semoga permaisuri Lin Yao panjang umur," ucap tianzhi.
Kasim chang mengangguk puas, ia lalu berdiri.
"Jika kamu meramal baik ke permaisuri, mungkin beliau bisa memberi keponakanmu pekerjaan yang bagus," kata kasim chang dengan wajah datar, seumur hidupnya ia hampir tidak pernah tersenyum.
"Terimakasih atas kemurahannya!"
"Baiklah aku pergi dulu, besok adalah hari yang istimewa karena putra mahkota zhao akan menikah dengan putri Meilin, putrinya menteri keuangan yang terkenal dengan kecantikannya.
" zhao....." ucap Fang Yin dengan pelan, ia teringat dengan pemuda yang bertemu dengannya saat di hutan.
Tianzhi berdehem keras lalu mempersilahkan kasim chang untuk melanjutkan perjalanannya.
Setelah mengantarkan kasim chang hingga pergi dari penginapan, tianzhi kembali ke kamar.
Tianzhi menutup pintu kamarnya dengan agak keras membuat fang yin tersentak.
"Aku sudah bilang jangan tunjukan emosimu yang sebenarnya! Begitu kau masuk ke istana, kamu harus menggenakan topeng, bagaimanapun perasaan sedih bahagia, kamu harus menyimpannya rapat rapat!"
Fang yin menunduk, ia merasa bersalah.
Tianzhi menghela nafas panjang.
"Apakah kau sudah siap menggenakan topengmu?!"
"Karena jika kita sudah menginjakkan kaki di sana, kita harus bisa melindungi diri sendiri, jika kita salah bertindak, hukuman mati akan menimpa kita, kau mengerti Fang Yin?!"
"Iya paman"
Tianzhi lalu duduk dan menuang minumannya.
"Maafkan aku paman, aku berjanji tidak akan mengulanginya," ucap fang yin yang masih menundukkan kepalanya.
"Bagus karena aku masih ingin melihatmu menggenakan tusuk konde burung phoenix," kata Tianzhi membuat Fang Yin mendongak dan melihat senyum Tianzhi.
"Jangan mendekati putra mahkota, dia bukan jodohmu," kata tianzhi sambil mengalihkan pandangannya.
Fang yin terdiam namun akhirnya ia memilih duduk di depan pamannya.
"Maafkan aku Fang Yin, jika kau berada di samping putra mahkota, kamu akan melupakan tujuanmu untuk membalas dendammu, putra mahkota tidak bisa melindungimu, hanya kaisar yang bisa menjadi pelindungmu, cintamu pada putra mahkota hanya akan membuatmu menjadi lemah," kata tianzhi di dalam hati.
- ooOoo -
Fang yin menatap pintu gerbang istana.
Baru kali ini fang yin melihatnya meskipun dari kecin pamannya tianzhi menceritakan tentang istana kaisar.
Begitu pengawal yang mengawal tandu tianzhi dan fang yin menunjukkan giok pemberian permaisuri, pengawal penjaga pintu istana mempersilahkan iringan tandu untuk masuk ke dalam.
Fang yin membuka jendela tandunya dan melihat beberapa dayang dayang lewat dengan membawa makanan yang akan di persiapkan untuk pesta pernikahan putra mahkota.
"Apakah zhao yang kukenal adalah putra mahkota? Sepertinya tidak mungkin, mengapa putra mahkota berada jauh dari ibukota? Mungkin bukan zhao yang ku kenal," ucap fang yin di dalam hati seraya menutup jendelanya kembali.
Setelah fang yin keluar dari tandu, ia melihat istana yang begitu megah milik permaisuri Lin Yao, diatas atap istananya ada patung naga yang menghadap ke timur.
"Jaga sikapmu, teruslah menunduk!"ucap tianzhi dengan pelan.
"baik paman"
Seorang kasim yang masih muda mengantarkan keduanya masuk ke dalam istana permaisuri.
Setelah keduanya memberi hormat, permaisuri Lin Yao meminta tianzhi dan fang yin untuk berdiri.
"Siapa gadis yang ikut bersamamu tianzhi dan mengapa ia menutupi wajahnya?" tanya permaisuri.
"Ini xiuying, keponakan saya, maafkan saya yang dengan lancang mengajaknya, dia memakai cadar karena tidak ingin mendapatkan gangguan selama di perjalanan menemani saya, karena xiuying tidak bisa beladiri," jawab tianzhi.
"Tidak apa apa tianzhi, kasim chang sudah mengatakannya kepadaku kalau kamu akan mengajak keponakanmu"
"Aku ingin kamu meramal mengenai istri putraku zhao, kira kira apa dia bisa memberikanku calon keturunan langit (kaisar) selanjutnya!"
Seorang kasim datang membawa baskom yang berisi air.
"Tuan putri akan memiliki calon keturunan langit namun jika malam pertamanya di lakukan dua bulan lagi, tepat di saat bulan purnama"
Permaisuri terdiam.
"Baiklah, ini imbalan untukmu!" kata permaisuri sambil melemparkan kantong uang ke depan tianzhi.
"Terimakasih atas kemurahan permaisuri"
"Aku ingin kau tinggal di istana dan membantuku jika kamu mendapatkan penglihatan lagi mengenai keluarga kerajaan," kata permaisuri.
"Terimakasih permaisuri"
Permaisuri berdiri dan pergi meninggalkan singgasananya, kasim chang mendekat.
"Kalian bisa ikut dengan kasim muda tadi, dia akan menunjukkan tempat tinggal untuk kalian," kata kasim chang.
"Permaisuri begitu beruntung" ucap fang yin dengan pelan saat menuju tempat tinggal mereka.
"Dia wanita yang tangguh, sudah mengalami banyak rintangan menjadi permaisuri"
"Dia bukan seorang putri ataupun anak pejabat, dia hanya seorang selir, permaisuri yang sebenarnya meninggal dunia tanpa diketahui sebabnya"
"Karena permaisuri lin yao mempunyai dukungan para menteri, akhirnya ia menjadi permaisuri"
"Jika kau menginginkan berada di samping sang naga, kecantikan saja tidak cukup, kecerdasan dan menjalin persahabatan dengan beberapa orang penting juga sangat berguna"
Fang yin terdiam, selama ini pamannya selalu memberinya pelajaran mengenai bakat dan beladiri, kali ini fang yin mendapatkan pelajaran penting bagaimana cara hidup di dalam istana.
Chapter selanjutnya bertemu dengan zhao.
Terimakasih vote & follownya😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Fang Yin
Losowecerita ini hanya khayalanku saja, cerita dewasa, banyak adegannya, jika banyak typo salah nama tolong di maafkan.