Dengan terengah enggah pangeran zhao sambil mengendong tubuh fang yin setelah satu jam bergelut dengan arus yang membawa tubuhnya, di menit terakhir pangeran zhao berhasil meraih lengan fang yin dan membawanya ke tepi. Setelah berhasil naik, pangeran zhao merasa lega saat mendengar detak jantung fang yin. Fang yin tersadar dan mengatakan sesuatu dengan terbata bata sebelum pingsan kembali.
Mata pangeran zhao melebar ketika melihat sebuah gua yang tertutup oleh semak semak.
Dengan perlahan pangeran zhao membaringkan fang yin di tanah, ia kemudian keluar untuk mencari ranting.
Setelah berhasil membuat api unggun, pangeran zhao menyentuh dahi fang yin, kulitnya terasa dingin seperti es.
Tanpa berkata kata pangeran zhao melepaskan semua baju fang yin lalu menjemurnya di atas sebuah batu besar bersama dengan bajunya.
"Aku tidak akan membiarkanmu mati hou er!" ucap pangeran zhao yang kemudian berbaring dan memeluk erat tubuh fang yin hingga cukup hangat, jika situasinya berbeda, dirinya tidak akan bisa menahan diri untuk tidak mencium setiap inci tubuh fang yin.
Beberapa saat kemudian pangeran zhao bangun dan memakai bajunya kembali, ia meraih kayu untuk di jadikan obor.
Setelah terbakar kayunya, pangeran zhao menatap fang yin.
"Aku harus mendapatkan bahan bahan untuk membuat penawar racun yang kau sebutkan tadi, tetaplah bertahan hou er, ini perintahku!!"
Dengan berat hati pangeran zhao keluar dari gua.
Di Istana setelah beberapa hari
"Maaf yang mulia, nyonya fang yin dan pangeran zhao belum di temukan"
Kaisar li Shing menahan amarahnya mendengar kabar buruk itu.
"Tapi kami sudah menemukan jenasah putri meilin"
Pelayan istana mengabarkan kedatangan permaisuri Lin yao.
Permaisuri lin yao lalu duduk di tempat duduk yang tidak jauh dari kaisar li Shing sedangkan kasim Chang berdiri di samping permaisuri Lin Yao.
"Bagaimana kabar mengenai selir fang yin dan pangeran zhao, yang mulia?" tanya permaisuri Lin Yao dengan wajah sedihnya.
"Mereka belum di temukan, aku berharap selir fang yin segera di temukan," jawab kaisar li Shing tanpa menyebutkan pangeran zhao.
"Saya juga berharap demikian yang mulia," balas permaisuri Lin Yao seraya menghapus airmata dengan sapu tangannya.
Kasim chang melirik lalu tersenyum saat melihat permaisuri tersenyum di balik sapu tangannya.
Kaisar li Shing memutuskan mengembalikan jenasah putri meilin ke keluarganya yaitu menteri keuangan yang baru saja di pecat dan di cabut statusnya sebagai bangsawan.
Pelayan istana mengabarkan kedatangan seseorang, kaisar li Shing mengizinkannya masuk.
"Bukankah lee itu sahabatnya pangeran Shing quon? apa tidak berbahaya membiarkannya begitu saja?" tanya permaisuri Lin Yao.
"Aku tahu," jawab kaisar Li Shing tanpa berkata apa apa lagi.
"Aku senang mendengar keberhasilanmu menumpas pemberontak yang ada di dekat perbatasan, apakah kau terluka lee?" tanya kaisar li Shing.
"Tidak yang mulia"
"Bagus"
"Karena keberhasilanmu, aku ingin memberimu hadiah"
Lee terdiam namun kemudian ia mendongak seraya bertanya," bolehkah saya meminta sesuatu kepada yang mulia, sebagai hadiah saya?"
Kaisar li Shing terdiam.
"Apa kau sudah mendengar kematian pangeran Shing quon?"
"Ya yang mulia"
"Apa pendapatmu mengenai itu?" tanya kaisar li Shing dengan menatap lee.
"Perbuatan pangeran Shing quon sangat buruk, saya tidak menduga kalau pangeran Shing quon akan mengambil keputusan untuk memberontak!"
Kaisar li Shing terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya berkata,"Baiklah, katakan keinginanmu!"
"Saya ingin ikut dalam pencarian selir fang yin dan pangeran zhao, izinkan saya yang mulia!" pinta lee dengan memohon.
"Jika hadiah itu yang kau minta, aku akan mengabulkan keinginanmu"
"Kalau begitu saya akan berangkat sekarang juga!"
"Kau baru saja sampai! Besok pagi saja!"
"Saya ingin segera menemukan selir fang yin dan pangeran zhao, saya tidak ingin menundanya," jawab lee sambil menunduk.
"Baiklah lee, bawalah prajurit yang kau inginkan, aku juga berharap kau bisa menemukan selir fang yin dan pangeran zhao dalam keadaan baik baik saja"
"Terimakasih yang mulia, saya akan berangkat sekarang juga!"
Setelah keluar dari istana utama, lee pergi ke kandang kuda untuk mengambil kudanya.
"Aku harus menemukanmu fang yin!" kata lee di dalam hati.
- ooOoo -
Perlahan fang yin membuka kedua matanya, sekujur tubuhnya terasa sakit. Ia memperhatikan sekitarnya dan ia melihat pangeran zhao sedang terdiam menatap ke luar.
Merasakan pergerakan, pangeran zhao menoleh dan melihat fang yin berusaha untuk duduk.
"Kurasa kau sudah menemukan ramuan penawar racun itu," ucap fang yin setelah di bantu pangeran zhao duduk dan bersandar di sebuah batu.
"Ya...."
"Terimakasih karena telah menyelamatkanku"
Wajah pangeran zhao tampak tegang.
"Mengapa wajahmu seperti itu pangeran zhao? Kau marah?!"
"Marah??! Aku sangat marah!!"
"Selama tujuh hari kau belum sadar, rasanya aku seperti mayat hidup menunggumu dan berharap kau segera membuka matamu!!" sahut pangeran zhao dengan kasar.
Diam diam fang yin merasa terharu mendengar pangeran zhao yang begitu tulus mencintainya, tidak memperdulikan nyawanya saat terjun bersamanya ke aliran sungai yang deras.
"Kau harus minum, pasti sekarang tenggorokanmu terasa kering," perintah pangeran zhao sambil memberikan batok kelapa yang berisi air, dengan patuh fang yin meminum air nya.
"Sementara ini kita akan tinggal di sini sambil memulihkan kesehatanmu," kata pangeran zhao sambil berdiri.
"Kau mau kemana?"
"Kita perlu makan, mungkin ada buah atau ular yang bisa kita makan!"
"Jangan kemana mana!!" sahut pangeran zhao sebelum keluar dari gua.
Fang yin hanya menjawab dengan diam.
Terimakasih vote dan follownya😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Fang Yin
Randomcerita ini hanya khayalanku saja, cerita dewasa, banyak adegannya, jika banyak typo salah nama tolong di maafkan.